Ajaran-ajaran Moral yang Diperjuangkan.

f. Ajaran-ajaran Moral yang Diperjuangkan.

Sikap arif, rendah hati, dan kedermawanan yang dimiliki Tjong A Fie membuat dirinya dengan cepat diterima oleh masyarakat sekitar saat itu. Kesultanan Deli dan pemerintah Belanda pun turut merasakan pengaruh besarnya. Royalitas Tjong A Fie yang ditunjukkan kepada pihak kesultanan dengan membangun suatu hubungan baik yang bertahan lama membuktikan bahwa dia memang menjadikan hubungan relasi sebagai fondasi suksesnya. Tanpa hubungan relasi yang kuat dengan pihak kesultanan, mustahil melihat dan mendengar kisah sukses Tjong A Fie saat ini. Salah satu faktor pendukung yang membangun hubungan relasi itu datang dari kemampuan komunikasi Tjong A Fie yang di atas rata-rata. Tak kurang dari Istana Maimoon dan Mesjid Raya, merupakan dua bangunan bersejarah kota Medan yang dibangun oleh pihak kesultanan, mendapat bantuan dari Tjong A Fie. Tanpa sikap kedermawanan dan kepedulian yang besar, tak mungkin Tjong A Fie mau mengeluarkan banyak uang untuk kepentingan kesultanan. Penghormatannya terhadap pihak kesultanan dan kepada masyarakat beragama Islam menjadi salah satu dasarnya. Tentu beliau melihat lebih banyak keuntungan yang diterima apabila bisa membantu Kesultanan Deli dalam membangun Kota Medan. Berbagai bangunan-bangunan lain pun turut dibangun oleh Tjong A Fie. Salah satu yang terkenal adalah Mesjid Lama Gang Bengkok di Kesawan, Medan. Selain itu tentu saja masih banyak bangunan lain seperti pembangunan Gereja Katolik Santo Yoseph di Jalan Pemuda, Medan, serta vihara atau kelenteng di Jalan Irian Barat, Gedung Balai Kota, rumah sakit Tjie On Jie Jan dan rumah khusus pasien kusta serta bangunan-bangunan lainnya. Semasa hidupnya, banyak sarana kepentingan umum yang dibangun Tjong A Fie, Jembatan Berlian atau Jembatan Kebajikan di Jalan Zainul Arifin, Medan, yang dibangun untuk menghormati abang kandungnya, Tjong Yong Hian, adalah salah satunya. Semua wujud nyata ini membuktikan bahwa sosok Tjong A Fie adalah sosok yang berjiwa sosial tinggi dan mementingkan kepentingan masyarakat luas, tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan. Beliau seakan mengatakan bahwa dengan kerukunan masyarakat yang dilatarbelakangi ragam budaya ini, Universitas Sumatera Utara mampu membuat Kota Medan lebih makmur dan menjadi salah satu kota yang paling nyaman untuk dihuni. Efek dari pengaruh Tjong A Fie ini masih bisa kita, masyarakat Kota Medan, rasakan hingga saat ini. Multikulturalisme berkembang menjadi salah satu nafas penting Kota Medan. Jamak ditemukan aktivitas masyarakat berjalan lancar dan penuh toleransi, walau terdapat perbedaan budaya di dalamnya. Masyarakat dengan latar belakang Tionghoa atau China di Kota Medan saat ini tidak mengalami kesulitan yang berarti apabila dihadapkan dengan masyarakat pribumi. Hal ini tentu dilatar belakangi dengan sejarah kehadiran Tjong A Fie yang sudah membangun kehidupan bermasyarakat di atas pilar multikulturalisme. g. Harapan-harapannya untuk Masyarakat yang Akan Datang.