Skala Pengukuran Variabel Metode Pengumpulan Data Identifikasi Determinan R

66 Variabel Defenisi Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukur an Perilaku etis Y Perilaku etis adalah perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima PNS BKD Kab. Karo secara umum sehubungan dengan tindakan- tindakan yang benar dan baik. 1. Kesetiaan terhadap organisai 1. Mampu menjaga rahasia organisasi dengan baik. 2. Mampu mengutamakan kepentingan organisasi dengan baik. Interval 2. Menjalin kerjasama 1. Menghargai adanya kerjasama tim. 2. Menghargai sesama rekan kerja. 3.Kehadiran 1. Selalu hadir setiap hari kerja 2. Ketepatan hadir dan jam kerja pulang 4. Kedisplinan 1.Taat kepada peraturan yang berlaku 2. Tidak menylahgunakan wewenang dalam perusahaan Sumber: PP No. 60 Tahun 2008, Mulyadi 2002 : 166-181, Hasibuan 2007:118, Mangkunegara 2005:113, Griffin dan Ebert 2006:58, Arens 2006:108, Wirawan 2007:45

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala interval yaitu skala yang biasanya digunakan untuk mengurutkan orag atau objek berdasarkan suatu atribut Situmorang Lutfi, 2014:5. Dengan skala interval maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikaor variabel sedangkan teknik pengukuran skala yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur variabel adalah skala semantic diferential yaitu skala untuk mengukur sikap , tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi bersusun dalan suatu garis kontinum dimana Universitas Sumatera Utara 67 jawaban sangat positif terletak dibagian kanan dan jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri Situmorang Lutfi, 2014:6 Table 3.2 Instrumen Skala Semantic Diferential Skor Sangat Tidak Setuju 1 2 3 4 5 Sangat Setuju Sumber: Situmorang Lutfi 2014:6, data diolah

3.6 Populasi dan Sampel

3.6.1 Populasi

Sugiyono 2012:115 populasi adalah “kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa subjekobjek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Negri Sipil yang bekerja pada Badan Kepegawaian Derah BKD Kab. Karo sebanyak 168 orang dapat dilihat dalam tabel 3.3 berikut ini: Tabel 3.3 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Karo NO. Bagian Jumlah PNS 1. Kepala Dinas 1 2. Sekertaris 1 3. Kepala Sub. Bagian 3 4. Kepala Bidang 4 5. Kepala Sub. Bidang 8 6. Kelompok Unit Pelaksana Teknis UPT 38 7. Pegawai Negeri Sipil Tetap 113 Jumlah Keseluruhan PNS 168 Sumber: Badan Kepegawain Daerah BKD Kab. Karo, Data Diolah

3.6.2 Sampel

Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”Sugiyono, 2012:116. Dalam penelitian ini sampel diambil Universitas Sumatera Utara 68 dengan rancangan simple random sampling, yang artinya menurut Sugiyono 2012:118 adalah “Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut”, kriteria sampel yaitu semua Pegawai Negri Sipil yang bekerja pada Badan Kepegawaian Derah Kabupaten Karo. Ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin Umar, 2004:78 yaitu teknik pengambilan sampel dimana peneliti menggunakan sampel dari populasi dengan rumus: � = � + � � Keterangan : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi e = Standar Error 0,05 5 Dengan menggunakan rumus diatas, maka jumlah sampel penelitian dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: � = 8 + 8 , n = 68 , = 118,3 Maka sampel dalam penelitian ini adalah 118,3 responden atau dapat dibulatkan menjadi 119 orang responden. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportionate random sampling yaitu teknik pengambilan Universitas Sumatera Utara 69 sampel anggota populasi yang dilakukan dengan proporsional. Rumus proportionate random sampling Sugiyono, 2007:75 adalah sebagai berikut: Ni= �� � n Keterangan : ni = Anggota sampel pada proporsi ke i Ni = Populasi ke i n = Sampel yang diambil dalam penelitian N = Populasi total Berikut ini adalah tabel penarikan sampel dengan proportionate stratified random sampling. Tabel 3.4 Tabel Penarikan Sampel Proportionate Random Sampling NO Bagian Jumlah PNS Populasi Sampel 1. Kepala Dinas 1 68 119= 0,70 1 2. Sekertaris 1 68 × 119= 0.70 1 3. Kepala Sub. Bagian 3 68 × 119= 2,12 2 4. Kepala Bidang 4 68 × 119= 2,83 3 5. Kepala Sub. Bidang 8 8 68 × 119= 5,66 6 6. Kelompok Unit Pelaksana Teknis 38 8 68 × 119= 26,9 27 7. Pegawai Neegeri Sipil 113 68 × 119= 80,0 80 Jumlah Sampel 119 Sumber: Badan Kepegawain Daerah BKD Kab. Karo data diolah Universitas Sumatera Utara 70

3.7 Jenis Data

3.7.1 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan yang berupa pernyataan mengenai variabel penelitian. Dalam hal ini peneliti memperolehnya langsung dari Pegawai Negri Sipil yang bekerja di Dinas Sosial, Badan Pemerintahan Masyarakat Desa BPMD, Dinas Kesatuan Bangsa Kesbang, Dinas Pekerjaan Umum PU, Badan Kepegawaian Derah dan Dinas kebersihan Kabupaten Karo.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan, artikel, jurnal, majalah, surat kabar, informasi dari perusahaan, maupun dari internet yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui : 1. Kuesioner Pengumpulan data dengan cara mengajukan pernyataan dengan memberikan daftar pernyataan kepada responden terpilih, yakni kepada sampel yang terpilih. Dalam hal ini kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner tertutup. Universitas Sumatera Utara 71 2. Studi Dokumentasi Mengumpulkan data dan informasi dari buku, jurnal-jurnal, skripsi, internet yang berhubungan dengan penelitian baik penelitian terdahulu maupun penelitian yang sedang dilakukan. 3. Wawancara Melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang mempunyai wewenang dalam memberikan keterangan yang penulis butuhkan. Wawancara menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.

3.9 Uji Validitas dan Reabilitas

3.9.1 Uji Validitas

“Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu alat pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Situmorang dkk, 2012:76. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid. 2. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid. 3. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Situmorang dkk, 2012:79 Universitas Sumatera Utara 72 Uji validitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada 30 orang karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan diluar dari sampel dengan menggunakan program SPSS. Untuk memperoleh hasil yang terarah dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r hitung ≥ r tabel , maka pernyataan dinyatakan valid, 2. Jika r hitung r tabel , maka pernyataan dinyatakan tidak valid, 3. r tabel pada sampel n sebanyak 30 dengan tingkat signifikansi 5 adalah 0, 361. 4. r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total. Tabel 3.5 Uji Validitas Penyataan r hitung t tabel Validitas P1 0,599 0,361 Valid P2 0,599 0,361 Valid P3 0,599 0,361 Valid P4 0,599 0,361 Valid P5 0,599 0,361 Valid P6 0,599 0,361 Valid P7 0,596 0,361 Valid P8 0,47 0,361 Valid P9 0,468 0,361 Valid Pernyataan r hiitung r tabel Validitas P10 0,715 0,361 Valid P11 0,75 0,361 Valid P12 0,739 0,361 Valid P13 0,735 0,361 Valid P14 0,735 0,361 Valid P15 0,735 0,361 Valid P16 0,735 0,361 Valid P17 0,735 0,361 Valid P18 0,541 0,361 Valid P19 0,735 0,361 Valid Pernyataan r hiitung r tabel Validitas P20 0,599 0,361 Valid Universitas Sumatera Utara 73 P21 0,406 0,361 Valid P22 0,406 0,361 Valid P23 0,498 0,361 Valid P24 0,487 0,361 Valid P25 0,487 0,361 Valid P26 0,487 0,361 Valid P27 0,487 0,361 Valid P28 0,487 0,361 Valid Pernyataan r hiitung r tabel Validitas P29 0,648 0,361 Valid P30 0,561 0,361 Valid P31 0,667 0,361 Valid P32 0,487 0,361 Valid P33 0,599 0,361 Valid P34 0,498 0,361 Valid P35 0,599 0,361 Valid Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 22 2015

3.9.2 Uji Reabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama. Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas, maka akan ditentukan reliabilitasnya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan aplikasi Software SPSS. dengan kriteria sebagai berikut: 1. Jika r alpha positif ≥ r 0,80 maka dinyatakan reliabel. 2. Jika r alpha negatif r 0,80 maka dinyatakan tidak reliabel. Tabel 3.6 Uji Reabilitas r alpha Cranbach alpha Instrumen Cranbach alpha 0.952 0.80 Sumber : Hasil pengolahan data primer kuesioner dengan SPSS 22 2015. Universitas Sumatera Utara 74

3.10 Teknik Analisis

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai variabel, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain dan untuk mengetahui nilai dari fenomena yang terjadi pada suatu organisasiperusahaan. Penganalisaan data dilakukan dengan cara menyusun data, mengelompokkannya, kemudian menginterprestasikannya sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan. 3.10.2 Uji Asumsi Klasik 3.10.2.1 Uji Normalitas “Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati dis tribusi normal”. Situmorang dan Lufti, 2012:100. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik dan Kolmogorv-Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5 .

3.10.2.2 Uji Heteroskedastisitas

“Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heter oskedastisitas”. Situmorang dan Lufti, 2012:108 Universitas Sumatera Utara 75 Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dengan menggunakan tingkat signifikan 5. Jika probabilitasnya signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas Situmorang Lufti, 2011: 119.

3.10.2.3 Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear yang sempurna atau eksak diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi”. Situmorang dan Lufti, 2012:133 Adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor VIF. Batas Tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 5. Apabila Tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka terjadi multikolinieritas. Tetapi jika Tolerance value 0,1 atau VIF 5 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.10.3 Analisis Regresi Linear Berganda

“Analisis regresi digunakan untuk mengetahui bagaimana variabel dependent dapat diprediksi melalui variabel independent secara individual. Analisis regresi linear berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang disebut � , � , � , dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y ”. Situmorang dan Lufti, 2012:151 Untuk memperoleh hasil analisis data, maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS. Model Persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: Y = a + b 1 x 1 + b 2 x 2 + b 3 x 3 + e Universitas Sumatera Utara 76 Keterangan : Y = Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil a = Konstanta = Pengendalian Internal = Budaya Organisasi x 3 = Kompensasi b = Koefisien Regresi e = Standar Error

3.10.3.1 Koefisien Determinan �

Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictor-nya. Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel independent menerangkan varibel dependent. Range nilai dari � adalah 0-1. ≤ � ≤ . Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik. Situmorang dan Lufti, 2012:154

3.10.3.2 Uji F Uji secara SerempakSimultan

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara serentak atau bersama - sama variabel independent Pengendalin internal, budaya organisasi, kompensasi terhadap variabel dependent Perilaku etis karyawan. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: H diterima atau H a ditolak jika F hitung F tabel pada �=0,05 Universitas Sumatera Utara 77 H ditolak dan H a diterima jika F hitung F tabel pada �=0,05 Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka H ditolak dan H a diterima. Jika pada perhitungan F hitung F tabel dan tingkat signifikansinya 0,000 0,05 maka menunjukkan bahwa pengaruh variabel independent secara serempak adalah signifikan terhadap perilaku etis pegawai negeri sipil.

3.10.3.3 Uji- t Uji Parsial

Uji T bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel independent secara individu parsial terhadap variabel dependent. Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 1. H diterima atau H a ditolak jika t hitung t tabel pada α = 0.05 2. H ditolak atau H a diterima jika t hitung t tabel pada α = 0.05 Jika tingkat signifikansi di bawah 0,1 maka H ditolak dan H a diterima. Tingkat signifikansinya 0,000 0,05 berarti masing-masing variabel independent berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap perilaku etis Pegawai Negeri Sipil. Universitas Sumatera Utara 78 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Instansi

4.1.1 Sejarah Singkat Instansi

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo pada awalnya dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Karo yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2000 Tentang Organisasi Perangkat Daerah, merupakan penggabungan dua lembaga yang ada sebelumnya, yaitu Kantor Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Karo dan Bagian Kepegawaian pada Sekretariat Daerah Kabupaten Karo. Pada Tahun 2002, Pemerintah Kabupaten Karo melaksanakan evaluasi kelembagaan dan bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka menetapkan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Karo pada tanggal 1 Desember 2002 sebagai pengganti Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kabupaten Karo. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009, struktur organisasi serta tata kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Majalengka mengalami penyempurnaan sehingga menjadi Universitas Sumatera Utara 79 1. Kedudukan Badan Kepegawaian Daerah adalah unsur pendukung tugas Bupati yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan dan berkedudukan dibawah serta bertanggung jawab Kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. 2. Tugas Pokok Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan. 3. Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat 2, Badan Kepegawaian Daerah, menyelenggarakan fungsi : 1 perumusan kebijakan teknis bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan; 2 pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan; 3 pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan; dan 4 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4.1.2 Susunan Organisasi Instansi

Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah, terdiri dari : 1. Kepala Badan. 2. Sekretariat, membawahkan : Universitas Sumatera Utara 80 1 Sub Bagian Umum; 2 Sub Bagian Keuangan; 3 Sub Bagian Perencaan, Evaluasi dan Pelaporan. 3. Bidang Infromasi Kepegawaian dan Pengadaan Pegawai, membawahkan : 1 Sub Bidang Informasi dan Administrasi Kepegawaian; 2 Sub Bidang Formasi dan Pengadaan Pegawai. 4. Bidang Kepangkatan dan Penempatan Pegawai, membawahkan : 1 Sub Bidang Kepangkatan Pegawai; 2 Sub Bidang Kompetensi dan Penempatan Pegawai. 5. Bidang Kesejahteraan dan Pembinaan Pegawai, membawahkan: 1 Sub Bidang Kesejahteraan dan Penghargaan Pegawai; 2 Sub Bidang Pembinaan dan Pemberhentian Pegawai. 6. Bidang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur, membawahkan : 1 Sub Bidang Pengkajian dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan; 2 Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan. 7. Kelompok Jabatan Fungsional.

4.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan uraian atas hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang menjelaskan mengenai karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, lama bekerja dan jabatan dalam instansi serta Universitas Sumatera Utara 81 distribusi jawaban responden terhadap masing-masing variabel bebas dan variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini.

4.2.1 Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil pada Bagian Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo. Sampel yang diambil adalah sebanyak 119 orang berdasarkan pada perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin. Tabel 4.1 Identitas Responden No Karakteristik Jumlah Responde n 1 Jenis Kelamin Pria 58 48,7 Wanita 61 51,3 Jumlah 119 100 2 Usia 20-30 29 24,4 31-40 45 37,8 41-50 36 30.3 50 9 7,6 Jumlah 119 100 3 Lama Bekerja 10 Tahun 54 45,4 10 Tahun 65 54,6 Jumlah 119 100 4 Jabatan Kepala Badan 1 0,8 Sekertaris 1 0.8 Kepala Sub. Bagian 2 1,7 Kepala Bidang 3 2,5 Kepala Sub. Bidang 5 4,2 Kelompok Unit Pelaksana Teknis 27 22,7 Pegawai Negeri Sipil 113 67,2 Jumlah 119 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa : 1. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui 58 orang atau 48,7 responden adalah Pria dan 61 orang atau 51,3 responden adalah Wanita. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah berjenis kelamin Universitas Sumatera Utara 82 Wanita. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak Pegawai Negeri Sipil Wanita yang berprilaku etis dalam instansi. 2. Berdasarkan usia dari responden, dapat diketahui bahwa 29 orang atau 24,4 responden berusia 20-30 tahun, 45 orang atau 37,8 responden berusia 31-40 tahun, 36 0rang atau 30,3 responden berusia 41-50 tahun dan 9 orang atau 7,6 berusia 50 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari responden yang berumur 31-40 tahun yang berprilaku etis dalam instansi. 3. Berdasarkan lama bekerja dari responden, dapat diketahui bahwa 54 orang atau 45,4 bekerja 10 tahun dan 65 orang atau 54,6 bekerja 10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari responden yang bekerja 10 tahun berperilaku etis dalam instansi. 4. Berdasarkan jabatan dari responden, dapat diketahui bahwa 1 orang atau 0,8 sebagai kepala bagian, 1 orang atau 0,8 sebagai sekertaris, 2 orang atau 1,7 diambil dari kepala sub. Bagian, 3 orang atau 2,5 diambil dari kepala bidang, 5 orang atau 4,2 diambil dari kepala sub. Bidang, 27 orang atau 22,7 diambil dari kelompok Unit Pelaksana Teknis, dan 113 orang atau 67,2 diambil dari Pegawai Negeri Sipil. Hal ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari responden yang menjabat sebagai Pegawai Negeri Sipil yang berperilaku etis dalam instansi. Universitas Sumatera Utara 83

4.2.2 Deskriptif Variabel Penelitian

Pada penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif hasil dari penelitian pengaruh pengendalian internal, budaya organisasi dan kompensasi terhadap perrilaku etis PNS pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo dengan tanggapan responden sebagai berikut:

4.2.2.1 Pengendalian Internal X

1 Tabel 4.2 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Pengendalian Internal Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 119 orang responden untuk variabel pengendalian internal pada Tabel 4.2 yaitu : a. Pada pernyataan pertama Pihak pengendalian internal pada instansi ini melakukan atau memberikan tindakan tegas kepada karyawan yang berlaku tidak jujur, ilegal, atau tidak etis sebanyak 6 orang atau 5,0 Item 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Total Rata -rata F F F F F F 1. Penegakan Integritas 0,0 0 0,0 6 5,0 54 45,4 59 49,6 119 100 4,44 2. Sandar Nilai Etika 0,0 0 0,0 11 9,2 51 42,9 57 47,9 119 100 4,38 3. Penempatan Pegawai 1 0,8 1 0,8 12 10,1 51 42,9 54 45,4 119 100 4,31 4. Struktur Organisasi 0,0 1 0,8 12 10,1 62 52,1 44 37,0 119 100 4,25 5. Pendelegasian Tugas 0,0 0 0,0 1 0,8 56 47,1 62 52,1 119 100 4,51 6. Pemisahan Fungsi 2 1,7 2 1,7 17 14,3 55 46,2 43 36,1 119 100 4,10 7. Evaluasi Kinerja 1 0,8 3 2,5 13 10,9 64 53,8 38 61,9 119 100 4,00 8. Program Diklat 0,0 8 6,7 18 15,1 57 47,9 36 30,3 119 100 3,88 9. Penilaian Kualitas Kinerja 0,0 2 1,7 12 10,1 57 47,9 48 40,3 119 100 4,26 Jumlah Rata-rata 4,23 Universitas Sumatera Utara 84 menyatakan netral, 54 orang atau 45,4 menyatakan setuju, 59 orang atau 49,6 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS mampu berperilaku etis karena pihak pengendalian internal pada instansi memberikan tindakan yang tegas kepada PNS yang berlaku tidak jujur, ilegal, atau tidak etis b. Pada pernyataan kedua Pihak pengendalian internal pada instansi tempat BapakIbu bekerja memiliki standar etika atau kode perilaku secara tertulis dan disosialisasikan sebanyak 11 orang atau 9,2 menyatakan netral, 51 orang atau 42,9 menyatakan setuju, 57 orang atau 47,9 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas PNS sangat setuju bahwa standard nilai etika ataupun kode perilaku secara tertulis dalam instansi selalu disosialisasikan. c. Pada pernyataan ketiga Pihak pengendalian internal dalam menetapkan penempatan pegawai pada instansi dilakukan berdasarkan kepada kompetensi pegawai yang bersangkutan sebanyak 1 orang atau 0,8 menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang atau 0,8 menyatakan tidak setuju, 12 orang atau 10,1 menyatakan netral, 51 orang atau 42,9 menyatakan setuju, 54 orang atau 45,4 menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa penempatan pegawai dalam instansi sudah dilakukan berdasarkan kepada kompetensi yang dimiliki oleh PNS yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 85 d. Pada pernyataan keempat Telah terbentuk struktur organisasi dalam instansi yang menggambarkan garis tanggung jawab dan wewenang yang jelas sebanyak 1 orang atau 0,8 menyatakan tidak setuju, 12 orang atau 10,1 menyatakan netral, 62 orang atau 52,1 menyatakan setuju, 44 orang atau 37,0 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan mayoritas PNS dapat mengerti terhadap tanggung jawab dan wewenangnya sebagai pegawai karena telah terbentuk dalam struktur organisasi dengan jelas. e. Pada pernyataan kelima Pihak pengendalian internal secara kontiniu mendelegasikan dan memantau wewenang dan tanggung jawab agar dapat berfungsi dengan baik dalam pencapaian tujuan instansi 1 orang atau 0,8 menyatakan netral, 56 orang atau 47,1 menyatakan setuju, 62 orang atau 52,1 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa pendelegasian dan pemantauan wewenang dan tanggung jawab telah dilakukan seccara kontiniu yang dilakukan oleh pihak pengendalian internal agar dapat tercapainya tujuan instansi. f. Pada pernyataan keenam Pengendalian internal selama ini membuat pemisahan fungsi antara bagian perencanaan kepegawaian dengan penerimaan kepegawaian dalam instansi ini sebanyak 2 orang atau 1,7 menyatakan sangat tidak setuju, 2 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 17 orang atau 14,3 menyatakan netral, 55 orang atau 46,2 menyatakan setuju, 43 orang atau 36,1 menyatakan sangat setuju. Hal ini Universitas Sumatera Utara 86 menunjukkan bahwa telah diberlakukannya pemisahan fungsi antara bagian perencanaan pegawai dengan penerimaan kepegawaian oleh pihak pengendalian dalam instansi. g. Pada pernyataan ketujuh Pihak pengendalian internal yang selalu mengevaluasi pencapaian kinerja sub-sub instansi dan dibandingkan terhadap rencana instansi sebagai tolok ukur kinerja sebanyak 1 orang atau 0,8 menyatakan sangat tidak setuju, 3 orang atau 2,5 menyatakan tidak setuju, 13 orang atau 10,9 menyatakan netral, 64 orang atau 63,8 menyatakan setuju, 38 orang atau 31,9 menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa telah diberlakukannya evaluasi oleh pihak pengendalian internal terhadap pencapaian kinerja sub-sub instansi dan selalu dibandingkan dengan rencana instansi instansi sebagai tolok ukur kinerja PNS. h. Pada pernyataan kedelapan Pihak pengendalian internal aktif memastikan program pelatihan dan pendidikan telah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapi instansi sebanyak 8 orang atau 6,7 menyatakan tidak setuju, 15 orang atau 15,1 menyatakan netral, 57 orang atau 47,9 menyatakan setuju, 36 orang atau 30,3 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa program pelatihan dan pendidikan dalam instansi telah sesuai dengan tujuan instansi karena pihak pengendalian internal aktif dalam memastikan profram diklat tersebut. Universitas Sumatera Utara 87 i. Pada pernyataan kesembilan Pihak pengendalian internal aktif menilai kualitas kinerja PNS secara terus-menerus sebanyak 1 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 12 orang atau 10,1 menyatakan netral, 57 orang atau 47,9 menyatakan setuju, 48 orang atau 40,3 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kinerja PNS sudah sesuai dengan yang diharapkan instansi karena pihak pengendalian internal secara aktif menilai kualitas kinerja PNS secara terus-menerus. Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel Pengendalian Internal. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 lima. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut: kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Pengendalian Interbal X 1 Nilai Keterangan 1,00-1,79 Sangat Tidak Baik 1,80-2,59 Tidak Baik 2,60-3,39 Kurang Bik 3,40-4,19 Baik 4,20-5,00 Sangat Baik Sumber: Data diolah 2015 ��� ��� �� � �� � �� = ��� ��� ����� �� � �� � �� ��� ��� �� � �� � �� = − = ,8 Universitas Sumatera Utara 88 Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai Pengendalian internal sebesar 4,23 yang artinya bahwa mayoritas Pegawai Negeri sipil setuju bahwa pengendalian internal dalam instansi telah diberlakukan sebagaimana mestinya dalam hal memantau kinerja PNS secara aktif agar tidak terjadinya penyimpangan ataupun perilaku yang tidak etis dalam instansi.

4.2.2.2 Budaya Organisasi X

2 Tabel 4.4 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Budaya Organisasi Item 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Total Rata -rata F F F F F F 1. LogoSimbol 0,0 1 0,8 13 10,9 50 42,0 55 46,2 119 100 4,33 2. Pakaian Seragam 0,0 1 0,8 10 8,4 47 39,5 61 51,3 119 100 4,41 3. Bahasa 0,0 0,0 7 5,9 47 39,5 65 54,6 119 100 4,48 4. Pemimpin 0,0 1 0,8 4 3,4 50 42,0 64 54,8 119 100 4,48 5.Penyelenggara n Pegawai 0,0 1 0,8 4 3,4 47 39,5 67 56,3 119 100 4,51 6. Kegiatan Pendidikan Dan Pelatihan 0,0 0,0 6 5,0 48 40,3 65 54,6 119 100 4,49 7. Perkumpulan Pegawai Korps 0,0 3 2,5 9 7,6 62 52,1 45 37,8 119 100 4,25 8. Kelompok Kerjasama 0,0 5 4,2 7 5,9 63 52,9 44 37,0 119 100 4,22 Jumlah Rata-rata 4,39 Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 119 orang responden untuk variabel Budaya Organisasi pada Tabel 4.4 yaitu : a. Pada pernyataan pertama Logo ataupun simbol dari Badan Kepegawaian Daerah mengingatkan PNS agar selalu bertindak jujur dalam Universitas Sumatera Utara 89 melaksanakan perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah sebanyak 1 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 13 orang atau 10,9 menyatakan netral, 50 orang atau 42,0 menyatakan setuju, 55 orang atau 46,2 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa adanya logosimbol dalam instansi dapat mengingatkan PNS agar dapat selalu bertindak jujur ddalam melaksanakan perencanaan dan pengembangan kepegawaian daerah Kab. Karo. b. Pada pernyataan kedua Pakaian seragam yang digunakan sehari-hari merupakan ketentuan yang berlaku sesuai dengan peraturan instansi sebanyak 1 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 10 orang atau 8,4 menyatakan netral, 47 orang atau 39,5 menyatakan setuju, 61 orang atau 51,3 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS mengenakan seragam dalam keseharian karena merupakan salah stu ketentuan yange berlaku dalam instansi. c. Pada pernyataan ketiga Instansi menggunakan bahasa formal dalam bekerja sehingga dapat terjalin komunikasi dua arah yang baik antara sesama PNS sebanyak 7 orang atau 5,9 menyatakan netral, 47 orang atau 39,5 menyatakan setuju, 65 orang atau 54,6 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setujudan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar PNS dalam instansi Universitas Sumatera Utara 90 sllu menggunakan bahasa formal agar dapat terjalinnya komunikasi dua arah yang baik antara sesama PNS. d. Pada pernyataan keempat Pemimpin instansi memiliki rasa percaya diri dalam memberikan contoh kepada pegawai dalam mematuhi peraturanpelaksanaan disiplin dalam instansi sebanyak 1 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 4 orang atau 3,4 menyatakan netral, 50 orang atau 42,0 menyatakan setuju, 64 orang atau 53,8 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pegawai dalam instansi setuju kalau pemimpin instansi selalu memberikan contoh pada PNS dalam hal mematuhi peraturanpelaksanaan disiplin dalam instansi sehingga jarang terjadinya perilaku menyimpang atau tidak etis. e. Pada pernyataan kelima Dalam penyelengaaraan manajemen kepegawaian intansi ini berbasis kepada kompetensi agar dapat menuju terciptanya pegawai negeri sipil yang profesional dan sejahtera sebanyak 1 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 4 orang atau 3,4 menyatakan netral, 47 orang atau 39,5 menyatakan setuju, 67 orang atau 56,3 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa Dalam penyelengaaraan manajemen kepegawaian intansi berbasis kepada kompetensi mempengaruhi perilaku etis PNS. f. Pada pernyataan keenam Dilakukannya kegiatan pendidikan dan latihan diklat dalam kurun waktu tertentu guna meningkatkan kualitas PNS Universitas Sumatera Utara 91 sebagaimana yang tertera dalam misi instansi sebanyak 6 orang atau 5,0 menyatakan netral, 48 orang atau 40,3 menyatakan setuju, 65 orang atau 54,6 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setujudann tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS setuju dengan telah diberlakukannya kegiatan pendidikan dan latihan diklat yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu guna meningkatkan kualitas PNS. g. Pada pernyataan ketujuh Instansi menyediakan satu wadah perkumpulan pegawai Korps yang menjamin terwujudnya solidaritas semua PNS yang tergabung didalamnya sebanyak 3 orang atau 2,5 menyatakan tidak setuju, 9 orang atau 7,6 menyatakan netral, 62 orang atau 52,1 menyatakan setuju, 45 orang atau 37,9 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya wadah perkumpulan pegawai korps dapat menjamin terwujudnya rasa solidaritas antara sesama PNS yang tergabung didalamnya. h. Pada pernyataan kedelapan Terbentuknya kelompok kerjasama yang baik sesama PNS dalam melaksanakan pekerjaan sebanyak 5 orang atau 4,2 menyatakan tidak setuju, 7 orang atau 5,9 menyatakan netral, 63 orang atau 52,9 menyatakan setuju, 44 orang atau 37,0 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar PNS dapat menjalin kerjasama yang baik antara sesama pegawai dalam hal melaksanakan tugas. Universitas Sumatera Utara 92 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel budaya organisasi. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 lima. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut: kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Budaya Organisasi X 2 Nilai Keterangan 1,00-1,79 Sangat Tidak Baik 1,80-2,59 Tidak Baik 2,60-3,39 Kurang Bik 3,40-4,19 Baik 4,20-5,00 Sangat Baik Sumber: Data diolah 2015 Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai budaya organisasi sebesar 4,39 yang dapat dilihat dari rata- rata jawaban responden pada tabel 4.4 yang artinya bahwa mayoritas Pegawai Negeri sipil setuju bahwa budaya organisasi dalam instansi dapat menjadi acuan ataupun dasar bagi PNS dalam instansi untuk melaksanakan tanggung jawwab dan wewenang dan dengan adanya budaya organisasi dapat menjadi pemersatu pegawai dalam instansi sehingga dapat terjalin hubungan yang baik antara sesama pegawai dalam hal pelaksanaan tugas. ��� ��� �� � �� � �� = ��� ��� ����� �� � �� � �� ��� ��� �� � �� � �� = − = ,8 Universitas Sumatera Utara 93

4.2.2.3 Kompensasi X

3 Tabel 4.6 Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Kompensasi Item 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Total Rata- rata F F F F F F 1. Gaji pokok 3 2,5 3 2,5 14 11,8 51 42,9 48 40,3 119 100 4,15 2. Tunjangan 0,0 2 1,7 14 11.8 63 52,9 40 33,6 119 100 4,18 3. Asuransi Kesehatan 0,0 1 0,8 5 4,2 55 46,2 58 48,7 119 100 4,42 4. Gaji ke-13 1 0,8 1 0,8 14 11,8 46 38,7 57 47,9 119 100 4,31 5. Jaminan Hari Tua 0,0 2 1,7 7 5,9 53 44,5 57 47,9 119 100 4,51 6. Fasilitas 0,0 9 7,6 19 16,0 41 34,5 50 42,0 119 100 4,10 7. Fasilitas 0,0 2 1,7 6 5,0 52 43,7 59 49,6 119 100 4.41 8. Pengakuan 0,0 0,0 22 18,5 42 35,3 59 49,6 119 100 4,44 9. Kepercayaan 0,0 2 1,7 6 5,0 47 39,3 64 53,8 119 100 4,45 10. Kenaikan Jabatan 0,0 0,0 5 4,2 53 44,5 61 51,5 119 100 4,47 Jumlah Rata-rata 3,90 Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 119 orang responden untuk variabel Kompensasi pada Tabel 4.6 yaitu : a. Pada pernyataan pertama Gaji pokok yang saya terima telah memenuhi kebutuhan hidup saya dan sesuai dengan beban pekerjaan saya sebanyak 3 orang atau 2,5 menyatakan sangat tidak setuju, 3 orang atau 2,5 menyatakan tidak setuju, 14 orang atau 11,8 menyatakan netral, 51 orang atau 42,9 menyatakan setuju, 48 orang atau 40,3 menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya gaji pokok yang diterima oleh PNS sudah sangat sesuai dengan beban pekerjaannya dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pegawai. b. Pada pernyataan kedua Tunjangan-tunjangan yang saya terima mampu memenuhi kebutuhan hidup saya sebanyak 2 orang atau 1,7 Universitas Sumatera Utara 94 menyatakan tidak setuju, 14 orang atau 11,8 menyatakan netral, 63 orang atau 52,9 menyatakan setuju, 40 orang atau 33,6 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa tunjangan yang diberikan instansi kepada PNS mampu memenuhi kebutuhan hidup pegawai. c. Pada pernyataan ketiga Saya memperoleh asuransi kesehatan yang memadai untuk menjamin kesehatan dan biaya pengobatan beserta keluarga sebanyak 1 orang atau 0,8 menyatakan tidak setuju, 5 orang atau 4,2 menyatakan netral, 55 orang atau 46,2 menyatakan setuju, 58 orang atau 48,7 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa asuransi kesehatan yang disediakan instansi dapat memadai PNS berseta keluarga untuk menjamin kesehatan dan biaya pengobatan selama sakit. d. Pada pernyataan kempat Saya merasa bahwa gaji ke-13 yang saya peroleh sangat membantu saya dalam membayar biaya tak terduga sebanyak 1 orang atau 0,8 menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang atau 0,8 menyatakan tidak setuju, 14 orang atau 11,8 menyatakan netral, 46 orang atau 38,7 menyatakan setuju, 57 orang atau 47,9 menyatakan sangat setuju. Hal ini menunjukkan bahwa gaji ke-13 yang diberikan oleh instansi dapat membantu PNS dalam memenuhi biaya tak terduga yang dikeluarkan oleh PNS. e. Pada pernyataan kelima Saya menerima jaminan hari tua yang memadai untuk menjamin kehidupan saya pada saat pensiun sebanyak 2 orang atau Universitas Sumatera Utara 95 1,7 menyatakan tidak setuju, 7 orang atau 5,9 menyatakan netral, 53 orang atau 44,5 menyatakan setuju, 57 orang atau 47,9 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa jaminan hari tua yang disediakan instansi dapat menjamin kehidupan PNS pada saat pensiun. f. Pada pernyataan keenam Saya merasa puas dengan fasilitas yang telah disediakan sebanyak 9 orang atau 7,6 menyatakan tidak setuju, 19 orang atau 16,0 menyatakan netral, 41 orang atau 34,5 menyatakan setuju, 50 orang atau 42,0 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas yang disediakan instansi memberikan kepuasan terhadap PNS. g. Pada pernyataan ketujuh fasilitas yang diberikan instansi sangat membantu saya dalam menyelesaikan tugas saya sebanyak 2 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 6 orang atau 5,0 menyatakan netral, 52 orang atau 43,7 menyatakan setuju, 59 orang atau 49,6 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas yang disediakan instansi membantu PNS dalam bekerja dan menyeslesaikan tugas yang diberikann. h. Pada pernyataan kedelapan Instansi Pemerintah tempat saya bekerja, memberikan kesempatan yang sama kepada PNS untuk mendapatkan pengakuan atas prestasi sebanyak 22 orang atau 18,5 menyatakan netral, 42 orang atau 35,3 menyatakan setuju, 55 orang atau 46,2 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat Universitas Sumatera Utara 96 tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa dalam instansi seiap PNS mendapatkan ksempatan yang sama atas pengakuan ataupun pujian terhadap prestasi yang sudah dicapai. i. Pada pernyataan kesembilan Instansi ini memberikan kepercayaan yang sama kepada setiap PNS untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya sebanyak 2 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 6 orang atau 5,0 menyatakan netral, 47 orang atau 39,5 menyatakan setuju, 64 orang atau 53,8 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa setiap pegawaii dalam instansi mendapatkan kepercayaan yang sama untuk mempertanggungjawabbkan tugas-tugas yang diberikan. j. Pada pernyataan kesepuluh Instansi ini, memberikan peluang yang merata kepada setiap PNS untuk kenaikan jabatan yang lebih tinggi sebanyak 5 orang atau 4,2 menyatakan netral, 53 orang atau 44,5 menyatakan setuju, 61 orang atau 51,3 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa setiap PNS dalam instansi berhak mendapatkan peluang yang sama atas kenaikan jabatan yang lebih tinggi. Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel kompensasi. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 lima. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 97 kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Kompensasi X 3 Nilai Keterangan 1,00-1,79 Sangat Tidak Baik 1,80-2,59 Tidak Baik 2,60-3,39 Kurang Bik 3,40-4,19 Baik 4,20-5,00 Sangat Baik Sumber: Data diolah 2015 Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai kompensasi sebesar 3,90 yang artinya bahwa mayoritas Pegawai Negeri sipil setuju bahwa kompensasi yang diterima telah sesuai dengan beban pekerjaan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan merasa aman dengan kompensasi yang diterima karena instansi juga memberikan jaminan kesehatan terhadap pegawai ataupun keluarga pegawai selama masa pengobatan dengan ini PNS merasa sudah cukup puas dengan kompensasi yang diberikan oleh instansi karena merasa insttansi sudah memberikan kompensasi secara adil dan layak. ��� ��� �� � �� � �� = ��� ��� ����� �� � �� � �� ��� ��� �� � �� � �� = − = ,8 Universitas Sumatera Utara 98

4.2.2.4 Perilaku Etis Y Tabel 4.8

Distribusi Tanggapan Responden Terhadap Perilaku Etis Item 1 Sangat Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3 Netral 4 Setuju 5 Sangat Setuju Total Rat a- rata F F F F F F 1. Rahasia Instansi 0,0 1 0,8 7 5,9 45 37,8 66 55,5 119 100 4,47 2.Kepentinga n Instansi 0,0 1 0,8 7 5,9 47 39,5 64 53,8 119 100 4,45 3.Bekerjasa ma 0,0 2 1,7 7 5,9 47 39,5 63 42,9 119 100 4,43 4. Menjaga sikap 0,0 3 2,5 13 10,9 45 37,8 58 48,7 119 100 4,32 5. Kehadiran 0,0 4 3.4 9 7,6 47 39,5 59 49,6 119 100 4,38 6. Ketepatan Waktu 0,0 2 1,7 13 10,9 49 41,2 55 46,2 119 100 4,31 7.Pelaksanaa n Tugas 0,0 4 3,4 16 13,4 44 37,0 55 46,2 119 100 4,26 8.Penggunaa n Wewenang 0,0 1 0,8 12 10,1 49 41,2 57 47,9 119 100 4,36 Jumlah Rata-rata 4,37 Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 119 orang responden untuk variabel Kompensasi pada Tabel 4.4 yaitu : a. Pada pernyataan pertama Selama bekerja saya tidak pernah membocorkan rahasia instansi ini kepada siapapun yang bukan merupakan anggota dari instansi ini sebanyak 1 orang atau 0,8 menyatakan tidak setuju, 7 orang atau 5,9 menyatakan netral, 45 orang atau 37,8 menyatakan setuju, 66 orang atau 55,5 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS tidak pernah membocorkan rahasia instansi kepada siapapun yang bukan bagian dari instansi. Universitas Sumatera Utara 99 b. Pada pernyataan kedua Saya selalu mendahulukan kepentingan perusahaan dari pada kepentingan pribadi didalam pengambilan keputusan sebanyak 1 orang atau 0,8 menyatakan tidak setuju, 7 orang atau 5,9 menyatakan netral, 47 orang atau 39,5 menyatakan setuju, 64 orang atau 53,8 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS lebih mengutamakan kepentingan instansi dari pada kepentingan pribadi didaam pengambilan keputusan. c. Pada pernyataan ketiga Saya dapat bekerjasama dengan baik dengan setiap pegawai instansi dalam mewujudkan visi dan misi instansi sebanyak 2 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 7 orang atau 5,9 menyatakan netral, 47 orang atau 39,5 menyatakan setuju, 63 orang atau 52,9 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS dapat menjalin kerjasama yang baik antara sesama PNS dalam hal mewujudkan visi dan misi instansi. d. Pada pernyataan keempat Saya selalu menjaga sikapprilaku saya terhadap pegawai lain sebanyak 3 orang atau 2,5 menyatakan tidak setuju, 13 orang atau 10,9 menyatakan netral, 45 orang atau 37,9 menyatakan setuju, 58 orang atau 48,7 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS mampu menjaga sikapperilaku terhadap pegawai lain. Universitas Sumatera Utara 100 e. Pada pernyataan kelima Saya selalu hadir setiap hari kerja dan memberitahukan kepada atasan saya jika saya tidak masuk kerja sebanyak 4 orang atau 3,4 menyatakan tidak setuju, 9 orang atau 7,6 menyatakan netral, 47 orang atau 39,5 menyatakan setuju, 59 orang atau 49,6 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS dapat selalu hadir setiap hari kerja dan memberitahukan kepada atasan jika ada halangan tidak dapat bekeja seperti biasa. f. Pada pernyataan keenam Saya selalu datang dan pulang kerja tepat waktu dan tidak pernah meninggalkan kantor pada jam kerja sebanyak 2 orang atau 1,7 menyatakan tidak setuju, 13 orang atau 10,9 menyatakan netral, 49 orang atau 41,2 menyatakan setuju, 55 orang atau 46,2 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS memiliki ketepatan waktu pada saat jam masuk kerja ataupun jam pulang kerja atau tidak bolos pada saat jam kerja berlangsung. g. Pada pernyataan ketujuh Saya melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa adanya penyimpangan sebanyak 4 orang atau 3,4 menyatakan tidak setuju, 16 orang atau 13,4 menyatakan netral, 44 orang atau 37,0 menyatakan setuju, 55 orang atau 46,2 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS Universitas Sumatera Utara 101 melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa adanya penyimpangan. h. Pada pernyataan kedelapan Selama bekerja saya tidak pernah menyalahgunakan wewenang yang saya miliki pada instansi ini sebanyak 1 orang atau 0,8 menyatakan tidak setuju, 12 orang atau 10,1 menyatakan netral, 49 orang atau 41,2 menyatakan setuju, 57 orang atau 47,9 menyatakan sangat setuju, serta tidak ada orang yang menyatakan sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas PNS tidak menyalahgunakan wewenang dalam instansi untuk kepentingan- kepentingan pribadi. Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui rata-rata jawaban responden terhadap variabel perilaku etis. Agar lebih mempermudah penilaian dari rata-rata tersebut, maka perlu dibuat interval. Dalam penelitian ini, banyak kelas interval sebesar 5 lima. Rumus yang digunakan menurut Sudjana 2000:47 adalah sebagai berikut: kriteria dari penilaian adalah sebagai berikut: ��� ��� �� � �� � �� = ��� ��� ����� �� � �� � �� ��� ��� �� � �� � �� = − = ,8 Universitas Sumatera Utara 102 Tabel 4.9 Interpretasi Nilai Rata-Rata Jawaban Responden Terhadap Perilaku Etis Y Nilai Keterangan 1,00-1,79 Sangat Tidak Baik 1,80-2,59 Tidak Baik 2,60-3,39 Kurang Bik 3,40-4,19 Baik 4,20-5,00 Sangat Baik Sumber: Data diolah 2015 Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai kompensasi sebesar 4,37 yang artinya bahwa mayoritas Pegawai Negeri sipil memiliki perilaku etis dalam instansi. Melakukan semua pekerjaan dalam instansi berdasarkan ketentuan yang berlaku tanpa melakukan penyimpangan. Tangapan responden pada perilaku etis sangat baik.

4.3 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi perlu dilakukan uji asumsi klasik agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisien. Ada beberapa syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau residual berdistribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Untuk melihat normalitas residual, peneliti menganalisis grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal dan juga menganalisis probabilitas plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Universitas Sumatera Utara 103 1. Analisis Grafik Dasar pengambilan keputusan untuk Uji Normalitas sebagai berikut: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menujukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi mormalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa data juga berditribusi normal ini dapat dilihat pada scatterplot. Terlihat titik-titik yang mengikuti sebaran data di sepanjang garis diagonal. Universitas Sumatera Utara 104 Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Pada Gambar 4.2 Grafik P-P Plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, jadi dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Kolmogrov-Smirnov Pengujian normalitas dilakukan berdasarkan uji statistic non-parametrik Kolmogrov-Smirnov K-S. dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogrov-Smirnov yaitu nilai value pada kolom Asimp. Sig 2-tailed level of significant α = 5. Universitas Sumatera Utara 105 Table 4.10 One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.6 diperoleh nilai Asymp. Sig. 2-tailed diatas angka 0.05 0.85 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas.

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Dalam melakukan pengujian heteroskedastisitas, dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui analisis grafik dengan cara membaca grafik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 119 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 3,33789697 Most Extreme Differences Absolute ,076 Positive ,051 Negative -,076 Test Statistic ,076 Asymp. Sig. 2-tailed ,085 c a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Universitas Sumatera Utara 106 Scatterplot, di mana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, dan tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Kedua, melalui analisis statistik yang dilakukan melalui uji glejser, di mana tidak terjadi heteroskedastisitas apabila tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Gambar 4.3 Scatterplot Gambar Scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik yang ada menyebar secara acak, tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas. Oleh karena itu, model regresi dikatakan tidak mengalami heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 107 Tabel 4.11 Uji Glejser Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Pada Tabel 4.7 terlihat bahwa tidak ada variabel bebas atau variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dari nilai Sig. variabel-variabel bebas yang lebih besar dari nilai signifikan 0,05. Jadi, model regresi tidak mengalami heteroskedastisitas.

4.3.3. Pengujian Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan multikol, yaitu adanya masalah multikolineaitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,493 3.931 .382 ,021 Pengendalian Internal ,026 ,058 -,034 1.751 ,655 Budaya Organisasi ,140 ,097 -,113 12.708 ,150 Kompensasi ,077 ,072 ,715 2.180 ,203 a. Dependent Variable: Perilaku Etis Universitas Sumatera Utara 108 Tabel 4.12 Multikolinearitas Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Pada Tabel 4.8 terlihat bahwa nilai Tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karena itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.4 Pengujian Hipotesis

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Model regresi berganda yang digunakan adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Toleranc e VIF 1 Constant 9.167 3.931 .382 ,021 Pengendalian Internal -,026 ,058 -,034 1.751 .027 ,775 1.290 Budaya Organisasi -,140 ,097 -,113 12.708 .000 ,732 1.366 Kompensasi ,735 ,072 ,715 2.180 .032 ,901 1.110 a. Dependent Variable: Perilaku Etis Universitas Sumatera Utara 109 Tabel 4.13 Hasil Regresi Linier Berganda Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 2015 Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Konstanta a = 0.493. Ini menunjukkan nilai konstan, dimana jika variabel kesempatan promosi X 1 , pelatihan X 2 , dan lingkungan kerja X 3 = 0, maka kepuasan kerja karyawan tetap sebesar 0.493. b. Koefisien X 1 b 1 = 0.026. Variabel pengendalan internal terhadap perilaku etis PNS dengan koefisien regresi 0,026. Nilai T hitung variabel pengendalian internal dengan tingkat signifikansi 0,655 adalah 1,751 dan nilai T tabel 1,658 maka T hitung T tabel 1,751 1,658, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengendaalian internal berpengaruh positif dan signifikan 0,027 0,05 secara parsial terhadap perilaku etis ,artinya jika variabel pengendalian internal ditingkatkan maka perilaku etis PNS Y akan meningkat. c. Koefisien X 2 b 2 = 0,140. Ini menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi terhadap perilaku etis PNS dengan koefisien regresi 0,140. Nilai Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,493 3.931 .382 ,021 Pengendalian Internal ,026 ,058 -,034 1.751 .027 Budaya Organisasi ,140 ,097 -,113 12.708 .000 Kompensasi ,077 ,072 ,715 2.180 .032 a. Dependent Variable: Perilaku Etis Universitas Sumatera Utara 110 T hitung variabel budaya organisasi dengan tingkat signifikansi 0,000 adalah 12,708 dan nilai T tabel 1,658 maka T hitung T tabel 12,708 1,665, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan 0,000 0,05 secara parsial terhadap perilaku etis PNS, artinya jika variabel budaya organisasi ditingkatkan maka perilaku etis PNS Y akan meningkat. d. Koefisien X 3 b 3 = 0,077. Ini menunjukkan bahwa variabel kompensasi terhadap perilaku etis PNS dengan koefisien regresi 0,077. Nilai T hitung variabel pelatihan dengan tingkat signifikansi 0,032 adalah 2,180 dan nilai T tabel 1,658 maka T hitung T tabel 2,180 1,658, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kompensasi berpengaruh positif dan signifikan 0,032 0,05 secara parsial terhadap perilaku etis, artinya jika variabel kompensasi ditingkatkan maka perilaku etis PNS Y akan meningkat.

4.4.2 Uji Signifikan Simultan Uji-F

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel pengendalian internal X 1 , budaya organisasi X 2 , dan kompensasi X 3 secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku etis PNS Y pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo. Universitas Sumatera Utara 111 Tabel 4.14 Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji-F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1277,296 3 425,765 37,243 ,000 b Residual 1314,704 115 11,432 Total 2592,000 118 a. Dependent Variable: Perilaku Etis b. Predictors: Constant, Kompensasi, Pengendalian Internal, Budaya Organisasi Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 20 2014 Pada Tabel 4.10 dapat dilihat F hitung adalah 37,243 dengan tingkat signifikansi 0,000. Oleh karena tingkat signifikansinya 0,000 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa H ditolak dan H a diterima, yang artinya variabel bebas, yang terdiri dari pengendalian internal, budaya organisasi dan kompensasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat, yaitu perilaku etis PNS.

4.5 Identifikasi Determinan R

2 Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika determinan R 2 semakin besar atau mendekati satu, maka pengaruh variabel bebas X 1, X 2, X 3 terhadap variabel terikat Y semakin kuat. Jika determinan R 2 semakin kecil atau mendekati nol, maka pengaruh variabel bebas X 1, X 2, X 3 terhadap variabel terikat Y semakin lemah. Universitas Sumatera Utara 112 Tabel 4.15 Pengujian Koefisien Determinan R 2 Sumber: Hasil pengolahan data primer dengan SPSS 20 2014 Tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai r = 0,702 berarti hubungan antara variabel bebas pengendalian internal, budaya organisasi, dan kompensasi terhadap variabel terikat perilaku etis PNS adalah sebesar 70,2, artinya hubungannya sangat erat. Angka Adjusted R 2 atau determinan sebesar 0,912 berarti variabel bebas yaitu pengendalian internal X 1 , budaya organisasi X 2 , dan kompensasi X 3 mampu menjelaskan variabel terikat, yaitu perilaku etis PNS Y, sebesar 91,2 dan sisanya 8,8 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.6 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Stres Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Kanwil Kementrian Agama Medan

9 59 131

Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun

48 558 118

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DI KOTA CIMAHI.

3 15 47

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 15

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 13

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 2

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 13

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 36

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 3

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, KEPUASAN KERJA, KESESUAIAN KOMPENSASI, DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) KABUPATEN GROBOGAN

0 1 17