Pengaruh Budaya Organisasi X

115 pemantauan dan pendelegasian wewenang dan tanggungjawab pegawai secara kontiniu guna tercapainya tujuan instansi. Hasil penelitian ini didukung teori yang dikemukakan oleh AICPA 2008 menjelaskan bahwa pengendalian internal sangat penting antara lain untuk memberikan perlindungan bagi entitas terhadap kelemahan manusia, selain itu Pengendalian Intern yangmefektif dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dan tindakan yang tidak sesuai dengan aturan. Penelitian in juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Amir 2014 yang melakukan penelitian untuk dapat mengetahui pengaruh pengendalian internal dan kepatuhan terhadap perilaku etis karyawan. Dimana hasil penelitian Armir 2014 menyebutkan menyebutkan bahwa variabel Pengendalian Internal diidentifikasikan mempengaruhi Perilaku etis Karyawan secara positif dan signifikan. Selain itu penelitian ini juga didukung oleh penelitian terdahulu dari Rasmini 2013 yang melakukan penelitian tentang pengaruh pengendalian internal, motivasi dan reward terhadap perilaku etis karyawan dimana hasil dari penelitiannya adalah pengendalian internal, motivasi dan reward bersama-sama simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku etis karyawan.

4.6.2 Pengaruh Budaya Organisasi X

2 terhadap Perilaku Etis Pegawai Y Berdasarkan analisis regresi hasil penelitian mendukung bahwa budaya organisasi X 2 berpangaruh positif dan signifikan terhadap perilaku etis Y. Artinya semakin diterapkan dan disosialisasikan budaya organisasi dalam instani maka akan semakin tinggi juga perilaku etis pegawai dalam instansi begitu juga Universitas Sumatera Utara 116 sebaliknya semakin rendah penerapan dan sosialisasi terhadap budaya organisasi maka akan semakin rendah pegawai yang berperilaku etis dalam instansi. kekuatan suatu budaya mempengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah organisasi merupakan kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan etika tinggi. Pada penelitian ini budaya organisasi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi perilaku etis karena jawaban responden yang sangat tinggi mengenai budaya organisasi. Nilai-nilai yang ditanamkan dalam budaya organisasi ini tidak hanya dalam bentuk tertulis saja tetapi harus disosialisakan secara terus menerus karena budaya organisasi juga ada yang berbentuk tidak tidak tampak seperti pemimpin. Budaya organisasi dapat disosialisasikan oleh pemimpin instansi, hal ini dapat dilihat dari pernyataan “pemimpin instansi memiliki rasa percaya diri dalam memberikan contoh kepada pegawai dalam mematuhi peraturanpelaksanaan disiplin dal am instansi.” Dengan jawaban responden yang mayoritas menyatakan sangat setuju bahwa pemimpin instansi telah memberikan contoh kepada para pegawai dalam hal mematuhi peraturan dan pelaksanaan disipin dalam instansi sehingga pegawai secara tidak langsung harus mengikuti apa yang dilakukan oleh pemimpinnya. Seperti pegawai selalu berusaha hadir lebih dahulu sebelum pemimpin hadir dan tidak meninggalkan kantor pada saat jam kerja. Sehingga pegawai tidak akan melanggar peraturan yang ada dengan melihat dengan nyata contoh yang dilakukan oleh pemimpin instansi dan membuat pegawai berperilaku etis karena tidak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Universitas Sumatera Utara 117 Budaya organisasi juga salah satu faktor tercapainya tujuan dari sebuah organisasi. Ini dapat dilihat dari bagaimana visi dan misi dari organisasi tersebut dalam pencapaian tujuan organisasi. Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo mempunyai visi dan misi yang salah satunya adalah pengembangan pegawai guna tercapainya PNS yang sejahtera. Dalam hal ini dapat kita lihat melalui pernyataan “dalam penyelenggaraan manajemen kepegawaian instansi ini berbasis kepada kompetensi agar dapat menuju terciptanya pegawai negeri sipil yang profesional dan sejahtera.” Dilihat dari jawaban responden yang mayoritas menyatakan sangat setuju bahawa penempatan pegawai harus berdasarkan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai yang bersangkutan agar dapat terciptanya pegawai negeri sipil yang profesional dan sejahtera sehingga pegawai negeri sipil yang bersangkutan dapat mengerti dengan jelas tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya karena pegawai tersebut sudah ditempatkan berdasarkan kompetensi yang dimilikinya. Pencapaian pegawai negeri sipil yang berkompetensi, profesional, dan sejahtera maka instansi ini juga memiliki budaya pendidikan dan pelatihan diklat yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan “dilakukannya kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam kurun waktu tertentu guna meningkatkan kualitas PNS sebagaimana yang tertera dalam misi ins tansi.” Jawaban responden akan pernyataan ini mayoritas menyatakan sangat setuju bahwa pada instansi ini terdapat program diklat yang dapat diikuti oleh semuga pegawai negeri sipil dan dilakukak dalam kurun waktu tertentu guna mendapatkan pegawai yang memiliki kualitas dan berkompeten dalam melaksanakan tangung jawabnya. Universitas Sumatera Utara 118 Penelitian ini didukung oleh teori Marquis 2008 daalam menciptakan budaya organisasi yang etis, isu dan kekuatan suatu budaya mempengaruhi suasana etis sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah organisasi yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan nilai etika tinggi adalah budaya yang disosialisasikan di dalam organisasi. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Sinaga 2010 yang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap perilaku etis pegawai pada sekertariat daerah Dairi dengan hasil penelitian terdapat hubungan positif antara budaya organisasi terhadap perilaku etis pegawai pada sekertariat daerah Dairi.

4.6.3 Pengaruh Kompensasi X

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Stres Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Kanwil Kementrian Agama Medan

9 59 131

Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Simalungun

48 558 118

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BADAN KEPEGAWAIAN DI KOTA CIMAHI.

3 15 47

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 15

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 13

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 2

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 13

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 36

Pengaruh Penendalian Internal, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Perilaku Etis Pegawai Negeri Sipil Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Karo

0 0 3

PENGARUH KEEFEKTIFAN PENGENDALIAN INTERNAL, KEPUASAN KERJA, KESESUAIAN KOMPENSASI, DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD) KABUPATEN GROBOGAN

0 1 17