27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian Internal
2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal
Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing- masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional
perusahaan atau organisasi tertentu. Perusahaan pada umumnya menggunakan Sistem Pengendalian Internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan
mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian Pengendalian Internal, antara
lain: 1. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Pengendalian
Internal Pemerintah adalah seluruh proses kegiatan evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi
organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Dalam pengembangan dan
penerapannya perlu
dilakukan secara komprehensif dan
harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi serta mempertimbangkan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan, yang selanjutnya disingkat BPKP, adalah
Universitas Sumatera Utara
28 aparat pengawasan intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung
kepada Presiden. 2. Menurut Mulyadi 2002:
181, menyatakan bahwa, “Sistem Pengendalian Internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan personel lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni
kendala pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi”
3. Menurut Fees 2000:183, “Pengendalian Internal internal control
merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi usaha akurat, dan
memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya.”
4. Dalam arti sempit yang di kemukakan oleh Zaki Baridwan 2004:97, ”Pengendalian Internal merupakan pengecekan penjumlahan, baik
penjumlahan mendatar cross footing maupun penjumlahan menurun footing. Dalam arti yang luas, pengendalian internal tidak hanya meliputi
pekerjaan pengecekan tetapi juga meliputi semua alat-alat yang dipergunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan.
5. Menurut AICPA Baidaie, 2005: 44, ”Pengendalian Internal adalah suatu
proses yang dipengaruhi affected by board of directors, manajemen dan pegawai lainnya, yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang layak
Universitas Sumatera Utara
29 reasonable insurance dapat dicapainya tujuan-tujuan yang berkaitan
dengan : 1 dapat dipercayainya laporan keuangan,
2 efektivitas san efisiensi operasi, 3 ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Menurut Nugroho 2001:168, Pengendalian internal adalah pengendalian yang mempunyai dua fungsi utama yaitu:
1 Mengamankan sumber daya organisasi dari penyalahgunaan 2 Mendorong efisiensi operasi organisasi.
7. Menurut Winters 2002:132, Pengendalian Internal adalah alat untuk mengendalikan aktivitas entitas guna membantu menjamin bahwa
aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan pengertian-pengertian pengendalian internal diatas, kita dapat memahami bahwa pengendalian internal merupakan suatu proses yang terdiri dari
kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk dilaksanakan oleh orang-orang untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian tujuan-tujuan tertentu
yang saling berkaitan. Dengan adanya penerapan pengendalian intern dalam setiap kegiatan operasi perusahaan, maka diharapkan tidak akan terjadi tindakan-
tindakan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, misalnya penggelapan fraude baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Universitas Sumatera Utara
30
2.1.2 Tujuan Pengendalian Internal