TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Kepedulian Orang Tua Pada Kegiatan Belajar Anak Sekolah Dasar Di Desa Dan Di Kota (Studi Komparasi di Kelurahan Batang Beruh dan Kota Sidikalang,Kabupaten Dairi)

36

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Setiap manusia sebagai anggota masyarakat memiliki kehidupan yang pada umumnya menuruti kebiasaan berdasarkan tempat tinggalnya. Berdasarkan kediamannya masyarakat terbagi atas dua kelompok besar yaitu masyarakat yang hidup di desa dan masyarakat yang hidup di kota. Perbedaan tempat tinggal menjadi salah satu faktor berbedanya sifat yang dimiliki oleh anggota masyarakat yang tinggal di dalamnya. Desa merupakan suatu tempat yang yang berada di wilayah terpencil yang masih memiliki siifat tradisional. Menurut Roucek dan Warren 1963:78, desa memiliki beberapa karakteristik tertentu, yaitu : a Mereka memiliki sifat yang homogen dalam hal mata pencaharian, nilai-nilai dalam kebudayaan serta dalam sikap dan tingkah laku. b Kehidupan di desa lebih menekankan anggota keluarga sebagai unit ekonomi dan ditentukan oleh kelompok primer. Dimana semua anggota keluarga terlibat dalam kegiatan pertanian dan pemenuhan ekonomi serta keluarga berperan mengambil keputusan dalam memecahkan masalah. c Faktor geografis mempengaruhi setiap kegiatan misalnya keterikatan anggota masyarakat dengan desa kelahirannya. d Hubungan semua anggota masyarakat lebih intim dan jumlah anak dalam keluarga inti banyak. Universitas Sumatera Utara 37 Pada saat ini dari beberapa ciri di atas sudah tidak terdapat lagi menjadi karakter dalam masyarakat desa. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya perubahan yang salah satunya terjadinya kecenderungan psikologis di antara anggota masyarakat desa. Kecenderungan-kecenderungan psikologis tersebut antara lain : • Adanya sifat rendah diri karena kemiskinan yang dialami sehingga menentang terhadap orang luar • Adanya sikap otoriter orang tua terhadap orang yang lebih muda sehingga tidak bebas dalam mengeluarkan pendapat. • Adanya kecenderungan tidak mau tahu dengan orang lain • Adanya sifat konservatisme misalnya petani yang tergantung pada alam dalam memperoleh hasil panen. • Mereka sangat toleran dengan nilai-nilai yang dimilikinya. • Ada sifat pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa. • Memiliki sikap udik sehingga kurang kontak dengan dunia luar. Sifat masyarakat desa memiliki karakter yang berbeda dengan masyarakat kota. Setelah melakukan perumusan dari hasil penelitian yang dilakukan Charles Wagley di kota Ira Brasil; John dan Irma Honigman di kota Probisher Bay Baffin Islands; Rubern Reina di kota Flores Danau Peten-Itza; Whitten di kota San Lorenzo pantai utara Equator; Dupree di kota Aq KuprukAfganistan; Fernea di kota Daghara, maka Jhon Gullick Menno, 1992:37 merumuskan bahwa keenam kota kecil tersebut mempunyai ciri khas urban yang sama yang terdiri dari: Universitas Sumatera Utara 38 1. Adanya perantara brokers, baik sebagai penghuni maupun sebagai lembaga yang menjadi penghubung dengan masyarakat yang lebih besar dimana kota atau pemukiman itu merupakan salah satu bagiannya, terutama dalam hal fungsi-fungsi pemerintahan, transportasi, komunikasi, dan perdagangan. 2. Kehadiran orang asing dan orang luar adalah kondisi hidup yang normal di pemukiman-pemukiman itu. 3. Adanya hubungan-hubungan di antara kelas-kelas di kota-kota itu dengan pribadi-pribadi atau asosiasi-asosiasi di kota-kota lain yang lebih besar. Koneksi-koneksi itu dapat pula disertai dengan perilaku dan sikap yang menurut budaya tertentu. dipandang bersifat duniawi, kosmopolitan, maju, universalistik, dan urban. Mayoritas kelas bawah berbeda cara hidupnya dari cara hidup kelas atas urban. 4. Adanya hubungan-hubungan impersonal, rasinalistik, berorientasi tujuan, atau interpersonal tunggal. Tetapi, di pihak lain, hubungan-hubungan mereka juga adalah multipleks dan intens secara personal dengan klan-klan, keluarga, dan tetangga. 5. Mudah terpengaruh oleh perubahan-perubahan. Tendensi ke arah perubahan ini cenderung akan megintensifkan aspek impersonal dalam berinteraksi. 6. Adanya heterogenitas kultural Dari kedua kelompok karakter masyarakat yang berdasarkan tempat tinggal di atas, terdapat faktor yang mempengaruhinya yaitu tindakan sosial. Tindakan sosial terdiri atas dua tipe dalam setiap masyarakat, yakni tindakan menurut perskripsi tindakan yang telah ditentukan, dimana dalam suatu situasi tertentu telah ditentukan Universitas Sumatera Utara 39 dan diperlukan suatu arah dan bentuk tindakan tertentu, dan tindakan menurut pilihan, dimana individu dapat memilih arah dan bentuk tindakannya sendiri. Kedua tindakan tersebut diatur dan ditentukan oleh norma-norma sosial budaya dan sikap motivasi yang telah diinternalisasikan. Namun, sementara tindakan menurut preskripsi mengharuskan individu melakukan suatu tindakan tertentu yang telah ditentukan untuk setiap situasi. Tetapi di dalam tindakan yang menurut pilihan, individu membuat suatu kriteria untuk pilihan tertentu atau spesifik. Tindakan menurut pilihan ini telah membaca individu ke arah sikap yang mandiri, sementara peradaban membutuhkan peningkatan dalam jumlah orang yang bersikap mandiri, walaupun hal ini mungkin masih terbatas pada segmen elite saja. Melalui peradaban maka kreatifitas manusia dapat sangat diperluas; wawasan baru menjadi terbuka; dan aneka orientasi budaya dapat dinyatakan secara berlimpah. Secara tidak langsung setiap karakter masyarakat di desa dan di kota yang dipengaruhi oleh tindakan sosial mengalami perbedaan. Demikian juga dengan setiap orang tua yang bertempat tinggal di desa dan di kota, sebagai anggota masyarakat tidak terlepas dengan sifat-sifat yang diatas. Menurut Widhi Setya Wardani, karakter masyaraat baik di desa maupun di kota berpengaruh pada perhatian mereka terhadap pendidikan anak. Masyarakat di desa cenderung melakukan tindakan sosial yang pertama tindakan menurut preskripsi mengharuskan individu melakukan suatu tindakan tertentu yang telah ditentukan untuk setiap situasi. Sedangkan masyarakat di kota cenderung melakukan tindakan sosial yang menurut pilihan, individu membuat suatu kriteria untuk pilihan tertentu atau spesifik. Sehingga masyarakat di kota cenderung lebih cepat mengalami perubahan daripada masyarakat di kota. Universitas Sumatera Utara 40 Orangtua adalah sosok teladan yang akan diidentifikasi dan diinternalisasi menjadi peran dan sikap oleh anak, maka salah satu tugas utama orangtua adalah mendidik keturunannya, dengan kata lain dalam relasi antara anak dan orangtua itu secara kodrati tercakup unsur pendidikan pengembangan kepribadian anak dan mendewasakannya. Karena itu orangtua merupakan pendidik paling pertama dan paling utama bagi anak-anaknya, Kartono, 1997:59-60. Banyak hal yang dapat menghambat dan mengganggu kemajuan belajar, bahkan sering juga terjadi suatu kegagalan. Menurut Ahmad 2007:259 hal atau hambatan yang dapat menyebabkan itu terjadi adalah faktor indogin faktor yang datang dari diri pelajar yang meliputi biologis dan psikologis ; dan faktor eksogin faktor yang datang dari luar pelajar yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Faktor yang akan lebih khusus diuraikan adalah faktor eksogin yaitu orang tua yang termasuk dalam faktor lingkungan keluarga. Sikap orang tua sangat mempengaruhi kemajuan belajar anak. Berbagai sikap orang tua yang berbeda-beda seperti tidak mengindahkan kegiatan belajar anak, acuh-tak acuh, memanjakan anak, dan memaksakan kehendak pada anak merupakan sikap yang menghasilkan kemajuan yang tidak baik bagi anak. Sikap tidak mengindahkan dan acuh tak acuh mengenai perhatian pada anak mengakibatkan ia menjadi malas belajar karena mereka merasa kurang bahkan tidak diperdulikan. Sedangkan sikap memanjakan dan memaksakan kehendak merupakan sikap yang berlebihan sehingga dapat membuat anak menjadi manja, marah bahkan sampai melawan jika diminta untuk belajar karena sikapyang dilakukan orang tua tersebut terlalu berlebihan. Adapun hubungan yang baik jika terdapat sikap Universitas Sumatera Utara 41 pengertian yang disertai dengan bimbingan-bimbingan yang bermanfaat dan terarah serta bila perlu memberikan hukuman dengan tujuan untuk memajukan belajar anak. Dimana salah satunya kegiatan belajar anak di rumah. Misalnya anak dibiasakan belajar ada atau tidak ada pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru di sekolah. Pada saat mengerjakan, orang tua mengajari anak dan jika anak tidak mau belajar sesuai dengan aturan yang berlaku maka anak diberi hukuman seperti jumlah uang saku dikurangi tetapi hukuman dilakukan tanpa adanya kekerasan baik fisik maupun mental. Menyinggung peranan orangtua sebagai manusia pertama yang akan membentuk kepribadian diri anak, dalam keluarga itulah anak akan mempelajari pola tingkah laku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai dalam masyarakat dalam rangka perkembangan pribadinya. Jadi orangtua sangat penting membentuk kepribadian anak dalam mengaktualisasikan potensi yang ada sejak anak itu dilahirkan, maka penanaman pendidikan pada anak sangat penting. Menurut William J. Goode 1985 yang merupakan salah satu tokoh Sosiologi pendidikan, bahwa seorang anak yang berhasil dalam berprestasi merupakan perwujudan dari mutu institusi pendidikan dan keberhasilan orang tua dalam mempersiapkan hal-hal yang diperlukan anak dalam pendidikannya. Keluarga merupakan institusi sosial yang terkecil di masyarakat. Keluarga menurut SchaeferLamm, merupakan hal yang berkaitan langsung dengan suami istri anak-anak mereka yang belum menikah yang tinggal bersama dalam satu rumah atau sering disebut juga dengan keluarga batin nuclear family. Seperti menurut, Jhon Locke bahwa di dalam keluarga seorang mendapat posisi pertama dalam mendidik anak. Locke mengibaratkan anak dengan konsep “kertas putih” yang dapat Universitas Sumatera Utara 42 diisi bentuk dan coraknya sesuai dengan bagaimana keinginan orang tua keluarga melalui pengasuhan, perawatan, pengawasan dan pembentukan kepribadian. Dalam konsep “kertas putih”, anak mendapat proses sosialisasi norma dan nilai dari orang tuanya yang disebut juga sosialisasi primer yang kemudian proses sosialisasi tersebut diikuti dengan internalisasi yaitu proses penyadaran akan peran yang akan dilakukan sesuai norma dan nilai kelompok dimana ia berada. Dalam hal ini orang tualah yang menjadi orang tua dalam sosialisasi prmer. Maka, menurut Orstein Levin bahwa persiapan yang dilkukan orang tua bagi keberhasilan pendidikan anaknya antara lain ditunjukkan dalam bentuk perhatian terhadap kegiatan pelajaran anak di sekolah dan menekankan arti penting pencapaian prestasi oleh sang anak. Tai, di samping itu orang tua juga menghadirkan pribadi ‘sukses’ yang dapat dijadikan teladan bagi sang anak. Tujuh kata kunci Mulia Butar-Butar,2005 yang perlu dipertajam dalam hal- hal yang menjadi tanggung jawab orang tua, yakni: a Mengetahui benar jenis mata pelajaran yang ada di sekolah, b Memahami pelajaranyang perlu dibantu dengan pekerjaan rumah, les tambahan atau cara lain dalam intensitas belajar, c Ikut mengambil peranan dalam hal pelajaran ekstrakurikuler, d Jangan sampai dibiarkan putra-putrinya tidak memiliki fasilitas belajar seperti: buku cetak, alat-alat tulis, buku latihan, catatan dan pemeliharaannya, e Pemeliharaan fasilitas seperti tas, sampul buku, kebersihan fasilitas dan alat tulis yang memenuhi persyaratan, Universitas Sumatera Utara 43 f Hadir di sekolah apabila dirumah kelihatan putra-putrinya tidak sibuk mengerjakan pelajarannya untuk menanyakan pada guru BK Bimbingan Konseling dan wali kelas, g Mengajak putra-putrinya diskusi tentang guru dan keadaan di sekolah agar orang tua dapat mengarahkan pandangan negatif siswa apabila ada menjadi hal yang positif. Pada tujuh kata kunci yang disebutkan diatas dapat diuraikan sebagai berikut : • Persiapan berangkat ke sekolah. Kenyataan dalam permasalahan persiapan berangkat ke sekolah, tidak semua siswa jujur dalam pelaksanaanya, karena itu orang tua hendaknya dapat membuktikan kepastian bahwa putra-putrinya sampai di sekolah. Beberapa cara mendapatkan kepastian tersebut oleh orang tua dapat dilakukan sebagai berikut: a.memanfaatkan buku penghubung bagi sekolah yang memilikinya, b.Memeriksa jadwal belajar dan melihat batas pelajaran dibuku catatanlatihan untuk mengetahui perkembangan pelajaran, c. Melihat perkembangan catatanlatihan setelah pulang sekolah, d. Membuat sendiri buku khusus untuk diminta paraf oleh guru vaknya, e. Menanyakan teman sekolahnya apabila ada yang menjadi tetangga terdekat, f. Memperhatikan kegiatannya dalam mengerjakan pekerjaan rumah, g. Memeriksa langsung ke sekolah secara insidentil, tentu dilakukan sepengetahuan putra-putriyang bersangkutan dan cara-cara lain yang dapat menjawab kepastian tersebut. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang tua sebagai partisipasi langsung dalam pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat. • Pelaksanaan menuju sekolah Universitas Sumatera Utara 44 Biarpun dilaksanakan sistem rayonisasi dalam penerimaan siswa baru, ternyata masih belum semua yang rumahnya dekat dengan sekolah. Salah satu kendala adalah transportasi pelaksanaan menuju sekolah yang termasuk ganggung dalam tujuan mencapai mutu pendidikan yang diharapkan. Karena itu perlu perhatian orang tua dalam peranannya membantu tata tertib sebagai berikut: a. Kalau memungkinkan hendaknya putra-putrinya diantar langsung ke sekolah sebelum pukul 07.00 WIB pagi hari, b. Beberapa orang tua dengan sekolah mengusahakan mobil antar jemput ke sekolah, c. Memperhatikan kerapihan berpakaian dan warna seragamnya, d. Pada hari tugas piket siswa supaya diantar lebih cepat dari biasanya, e. Memanfaatkan waktu untuk minta penjelasan administrasi absen, buku-buku kegiatan siswa, keuangan dan sebagainya kepada wali kelas apabila mengantar putra- putrinya ke sekolah dan lain-lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan menuju sekolah. • Kegiatan selama jam belajar Kegiatan belajar di sekolah sepenuhnya tanggung jawab pihak sekolah • Kegiatan ekstrakurikuler Kepedulian orang tua dalam pelaksanaan ekstrakurikuler seolah-olah hanya menyangkut dana saja. Padahal yang menjadi pokok dalam pencapaian tujuan adalah keterlibatan langsung orang tua dalam pengamatan pelaksanannya, bila perlu ikut memberi petunjuk dalam pelaksanaan teknis. Hal-hal yang perlu diperhatikan orang tua dalam peranan pelaksanaan ekstrakurikuler sebagai berikut: a. orang tua mengetahui benar jenis kegiatan ekstrakurikuler apa yang ada di sekolah berikut jadwalnya, b. memilih kegiatan yang tepat buat para putra-putrinya, c. mengikuti Universitas Sumatera Utara 45 perkembangan hasil dan kegiatan tersebut, d. memberikan masukan pada sekolah dalam pengembangan ekstrakurikuler, e.membantu sanaraprasarana yang diperlukan. Dengan peranan tersebut diharapkan orang tua mempunyai kebanggaan tersendiri sehingga sekolah terbentuk motivasi yang tinggi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. • Persiapan pulang ke rumah Persiapan pulang ke rumah dapat menimbulkan masalah apabila kuirang mendapat perhatian dari orang tua. Masalah yang sering terjadi adalah sampainya di rumah tidak tepat waktu, karena mampir ke rumah temannya, mampir ke sekolah lain, atau ke toko dan tempat judi dan sebagainya. Untuk itu perlu perhatian orang tua mengatur ketepatan waktu tiba di rumah dengan petunjuk sebagai berikut: a. apabila ada kegiatan sekolah putra-putrinya yang penting dianjurkan pulang dulu, baru diizinkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, b. kegiatan yang tidak sempat pulang dulu bila usai sekolah agar mendapat jadwal kegiatan atau surat resmi dari pihak sekolah dan diberi bekal makan siang oleh orang tua, c. jangan memberi izin keluar bagi putra-putrinya setelah usai sekolah kalau tidak terlalu penting dan dapat diawasi, d. semua kegiatan resmi wajib dimonitor oleh orang tua terutama materi dan jadwalnya, e. kegiatan di luar sekolah hendaknya dibatasi mengingat masih ada tugas pekerjaan rumah termasuk wajib bantu orang tua. Peranan orang tua di bidang pengawasan sesusai sekolah adalah sangat menentukan keberhasilan pendidikan karena bapakibu guru belum tentu dapat mengawasi semua kegiatan siswa di luar sekolah. • Kegiatan di rumah setelah pulang sekolah Universitas Sumatera Utara 46 Membantu orang tua adalah kewajiban bagi putra-putrinya karena hal ini, selain bukti nyata penghormatan pada orang tua juga termasuk pendidikan. Tapi di lain pihak siswa-siswi pun mendapat tugas pekerjaan dari sekolah. Bagaimana pelaksanaan ini diatur dapat memperhatikan petunjuk ini; a. apabila putra-putrinya pulang sekolah hendaknya diperhatikan benar mulai dari langkahnya, cara membawa buku wajahnya dan seluruh tingkah laku dan perbuatannya, b. diberikan petunjuk oleh orang tua bagaimana meletakkan tas sekolah, sepatu, baju dan peralatan lainnya, c. hendaknya sudah tersedia makan siang sesuai dengan aturan rumah tangga masing-masing keluarga, d. dapat dianjurkan bersantai dulu ataupun diberi waktu tidur siang, untuk memulihkan kembali kesehatannya setelah lelah dalam pelaksanaan sekolahnya, e. waktu istirahat ini diberi batas waktu dan menunjukkan tugas rutinnya setelah pulang sekolah selain mengerjakan pekerjaan sekolah. Demikian hal kegiatan setelah tiba di rumah, tidak boleh terlalu banyak pekerjaan membantu orang tua karena dapat mengganggu pelaksanaan tugasnya dari sekolah. • Monitoring orang tua langsung di sekolah Masih ada orang tua beranggapan bahwa kehadirannya hanya pemborosan waktu saja dan dapat mengganggu kegiatan sekolah. Ada juga beranggapan kalau datang ke sekolah hanya karena putra-putrinya mempunyai masalah. Anggapan ini tidaklah sepenuhnya benar, karena kehadiran orang tua ke sekolah adalah kunci utama kedisiplinan siswa termasuk kunci penyelesaian kalau ada masalah. Untuk itu, perlu diberi petunjuk dan manfaat kehadiran orang tua ke sekolah, a. pihak sekolah terutama wali kelas dapat mengenal langsung mitranya hingga kesempatan saling Universitas Sumatera Utara 47 memasukkan input tentang siswa tersebut, b. putra-putrinya yang mengetahui orang tuanya mudah berkomunikasi dengan guru apabila hadir langsung jelas tidak berani berbohong, karena merasa diawasi oleh orang tua dan guru, c. orang tua dapat langsung kondisi sekolah terutama kebersihannya, karena hal ini merupakan faktor utama untuk menciptakan suasana belajar yang baik di sekolah, d. dapat memberikan bantuan langsung pada sekolah di berbagai hambatan terutama bidang saranaprasarana sekolah, e. karena personalia sekolah tugasnya adalah melayani hal ini jelas akan memberi perhatian tersendiri bagi putra-putri yang orang tuanya sering hadir di sekolah apalagi kehadiran orang tua dalam konsultasi yang positif. Menurut teori Emile Durkheim Rahmawatiunhas, 2008:11 dengan adanya kehidupan masyarakat modern, berfikiran maju yang dipengaruhi oleh lingkungan dan masyarakat tidak bisa lepas dari dukungan dari kesadaran kolektif, tidak ada pembatasan-pembatasan alamiah apa pun pada kebutuhan dan hasrat manusia, maka aspirasi masyarakat tidak terbatas yaitu memiliki aspirasi yang tinggi tanpa memandang stratifikasi kelas sosial. Dengan aspirasi orangtua yang baik terhadap pendidikan maka mendorong atau memotivasi seserorang untuk berusaha keras agar dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan aspirasinya. Aspirasi tersebut bukan hanya sekedar dalam bentuk kata-kata atau usaha dari segi moriil akan tetapi bentuk kepedulian dengan memberi perhatian pada kegiatan belajar anak. Jadi, kepedulian orangtua dapat dipengaruhi oleh perkembangan kemajuan di lingkungan sehingga individu mempunyai kesadaran dan terseret mempunyai pikiran yang maju, orangtua melakukan berbagai upaya untuk kemajuan dan keberhasilan anak dalam pendidikan dan dan tidak malu menjadi buruh petani, pedagang kaki lima atau pedagang di pasar. Universitas Sumatera Utara 48 Sebuah penelitian Tata Eliestiana Dyah Armunanto 2004:3 yang dilakukan di sekolah tempatnya menimba ilmu di desa Kota Bima, menunjukkan bahwa perhatian orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah, diperoleh informasi sebanyak 70 siswa 53,44 persen menyatakan disediakan sarapan pagi sebelum berangkat ke sekolah. Selain itu, ada 65 responden 49,62 persen menyatakan orang tua menyiapkan situasi khusus dengan makan bersama sebelum anak berangkat ke sekolah. Ada 13 responden 9,92 persen menyatakan terpisah dengan orang tua saat sarapan. Sejauh mana orang tua menyiapkan keperluan sekolah anaknya, terdapat sebanyak 77 responden 58,78 persen menjawab selalu diberikan dengan teratur. Dari penelitian ini juga diperoleh informasi bahwa ada 114 responden 87,22 persen menyatakan selalu dianjurkan oleh orang tua untuk mengganti pakaian sekolah setelah tiba di rumah. Terhadap penyediaan buku-buku yang dibutuhkan saat belajar, hanya 31 responden 22,66 persen yang menjawab selalu disediakan. Gambaran berbeda tecermin dari ketersediaan alat-alat yang dibutuhkan ketika belajar yakni, 68 responden 51,91 persen menyatakan selalu disediakan. Dari penelitian ini terungkap, ada 61 responden 46,57 persen mengaku selalu dibantu. Ini berarti, mayoritas orang tua memperhatikan dengan membantu kesulitan belajar anaknya. Dari serangkaian penelitian itu, telah disimpulkan bahwa peranan orang tua dalam lingkungan keluarga yang terpenting adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak, sebab pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam perkembangan pribadi anak. Kesimpulan menyatakan bahwa siswa yang mendapat Universitas Sumatera Utara 49 perhatian yang baik dari orang tuanya akan menunjukkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang kurang mendapat perhatian dari orang tuanya. Demikian juga halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Chulalongkorn Bangkok, Thailand pada tahun 2006 tentang bermain bagi anak-anak. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk belajar dan kegiatan non fisik, seperti bermain game dan menonton televisi. Menurut penelitian tersebut anak-anak Indonesia paling rendah jika dibandingkan dengan anak-anak Jepang, Thailand, dan Vietnam. Anak-anak Jepang lebih mampu menyeimbangkan waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah PR, bersantai, dan aktivitas fisik. Sebenarnya bermain itu bukanlah hanya kesenangan. Bermain adalah bagian hidup anak-anak. Bermain adalah pekerjaan sehari-hari anak play is child’s work yang membantunya belajar dan tumbuh. Melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, anak berusaha untuk menyelidiki dan mendapatkan pengalaman yang kaya, baik pengalaman dengan dirinya sendiri, orang lain maupun dengan lingkungan di sekitarnya. Bermain itu penting bagi anak karena bisa membantu mereka untuk belajar tentang dunianya, belajar melakukan sesuatu, belajar memecahkan masalah, belajar menguasai emosi, meningkatkan kreatifitas, menjadi percaya diri, menjadi kuat, dan belajar bergaul dengan orang lain. Bermain akan memiliki nilai yang positif bagi anak, tentunya dengan syarat kualitas bermain anak harus diperhatikan, dan kualitas bermain sangat ditentukan oleh ingkungan tempat anak-anak bermain. Selain itu, bermain harus bisa mendorong perkembangan anak secara berkelanjutan. Dalam bermain juga harus ada unsur senang dan manfaatnya. Permainan yang melibatkan Universitas Sumatera Utara 50 unsur senang membuat anak tumbuh menjadi manusia dewasa yang utuh, sehat jiwa, dan bahagia. Kondisi era globalisasi dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua, apalagi banyak orangtua yang beranggapan bahwa semakin banyak anak diberi pelajarankursus tambahan, semakin anak berkualitas. Padahal anak perlu melakukan aktivitas di luar rumah dengan teman sebayanya. Maraknya acara tv dan permainan eletronik juga menjadi salah satu faktor yang membuat anak-anak kurang memiliki kesempatan berinteraksi sosial. Aktifitas ini juga menyita waktu anak dengan bentuk aktivitas yang pasif motorik, sehingga anak-anak ini tidak dapat mengembangkan kemampuan fisik, tidak dapat mengamati keadaan sekeliling, rasa ingin tahu berkurang, menjadi kurang kreatif dan terbatasnya pengalaman tentang dunia luar melalui seluruh indra mereka. Kegiatan bermain dan belajar merupakan hal yang sudah dibiasakan pada anak-anak di Jepang karena para orang tua di Jepang sudah membiasakan anak dengan melakukan kegiatan belajar yang seimbang dengan bermain. Para orang tua sangat peduli akan apa saja yang menjadi kegiatan anak di rumah. Mereka menanamkan kebiasaan tersebut mulai usia dini. Hal ini berpengaruh pada kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah masing-masing dengan tetap memperhatikan mana yang perlu dilakukan atau tidak. Mereka cenderung peduli dengan kegiatan belajar anak pada saat anak di usia yang dini dan saat si anak sudah mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dengan bijak maka orang tua mempercayakan kepada anaknya tentang apa yang akan dilakukan anak tersebut untuk ke depan. Universitas Sumatera Utara 51

BAB III METODE PENELITIAN

Dokumen yang terkait

Perilaku Politik Guru (Studi Kasus: Perilaku Politik Ermalina Purba Sebagai Guru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013)

3 65 96

Pandangan Masyarakat Suku Sakai Terhadap Kesehatan Di Kelurahan Pematang Pudu Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau tahun 2003

1 61 115

Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

1 26 116

Kehidupan Masyarakat Transmigran Di Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir 1981-2000

1 35 106

Komunikasi Interaksional Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks (Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Interaksional Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks

0 26 113

Persepsi Orang Tua dan Guru Terhadap Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Dasar Di Kota Bogor

4 75 113

ORIENTASI DAN POLA ASUH ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK PADA SEKOLAH UNGGULAN DI KOTA Orientasi Dan Pola Asuh Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anak Pada Sekolah Unggulan Di Kota Solo (Studi Kasus Tentang Keputusan Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak Di De

0 2 17

ORIENTASI DAN POLA ASUH ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK PADA SEKOLAH UNGGULAN DI KOTA Orientasi Dan Pola Asuh Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anak Pada Sekolah Unggulan Di Kota Solo (Studi Kasus Tentang Keputusan Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak Di De

0 4 17

pengumuman jadwal ujian cpns 2014 dairi

0 0 2

Deliserdang PengumumandanJadwalUjian

0 2 105