Jenis Penelitian Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

51

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis studi perbandingan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan agar dapat mempermudah membandingkan antara dua hal yang berbeda berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari pengumpulan data kuantitatif. Penelitian ini membandingkan kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak Sekolah Dasar di dua wilayah yaitu kota dan desa.

3.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Desa Batang Beruh dan Kota Sidikalang, Kabupaten Dairi. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan lokasi merupakan tempat berdomisili peneliti sehingga mudah dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan. Selain daripada itu, sampai pada saat ini peneliti melihat di desa dan kota tersebut keberhasilan anak dipengaruhi kepada kepedulian orang tua terhadap pendidikan yang berbeda tanpa dilihat dari segi status ekonomi, sosial, dan tingkat pendidikan tetapi dalam bentuk perhatian yang berbeda berdasarkan kediaman orang tua. Universitas Sumatera Utara 52

3.2.1. Kota Sidikalang

Penelitian ini memiliki dua lokasi yang berbeda yaitu kota Sidikalang dan Kelurahan Batang Beruh. Deskripsi masing-masing lokasi akan diuraikan sebagai berikut.

3.2.1.1. Sejarah Kota Sidikalang

Dalam penguraian sejarah singkat Kecamatan Sidikalang ini kami belum dapat menjelaskan secara mendetail dari awal sampai akhir, namun demikian berdasarkan penelitian dan membaca buku-buku maupun tulisan-tulisan beberapa tokoh-tokoh masyarakat, bahwa yang kami uraikan ini dapat diyakini. Sebelum pemerintah penjajah Belanda memasuki daerah Kabupaten Dairi, pemerintahan dipimpin oleh Takal Aur Pertaki yang bertugas sebagai Kepala Pemerintahan dan merangkap Raja Adat. Kemudian semasa penjajahan Belanda, Pemerintahan di di Kecamatan Sidikalang ini dulunya disebut kenegerian, yaitu kenegerian Kepas, yang dipimpin oleh Raja Ikutan yang dibantu oleh Raja Pandua. Selanjutnya semasa penjajahan Jepang susunan pemerintahan masih tetap seperti penjajahan Belanda, namun istilah jabatan diganti menjadi GUNYO, dan pemerintahan ini pada umumnya diarahkan untuk kepentingan perang dan pengarahan gotong royong, disamping penyuluhan memperbanyak bahan pangan. Sejak 1 Oktober 1947 Kewedanaan Sidikalang dipisah menjadi 3 Asisiten Wedana dan salah satu diantaranya Asisten Wedana Sidikalang, yang sekarang disebut Kecamatan Sidikalang Universitas Sumatera Utara 53

3.2.1.2. Letak Dan Geografis Kota Sidikalang

Kecamatan Sidikalang terdiri dari 11 desakelurahan, 41 lingkungan dan 34 dusun dengan luas kecamatan 70,67 km2 atau 4,20 dari total luas Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi. Wilayah Kecamatan Sidikalang diapit empat kecamatan dengan perbatasan sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Siempat Nempu Sebelah Timur : Kecamatan Sitinjo Sebelah Selatan: Kabupaten Pakpak Bharat Sebelah Barat : Kecamatan Berampu Penduduk Kecamatan Sidikalang sebesar 44.202 jiwa yang terdiri dari laki- laki sebesar 22.120 jiwa dan perempuan sebesar 22.082 jiwa. Kepadatan penduduk adalah sebesar 625 jiwa per km persegi dengan penyebaran yang tidak merata pada setiap desakelurahan. Dari 11 desakelurahan yang ada di Kecamatan Sidikalang terdapat penduduk yang terpadat terdapat di Kelurahan Kota Sidikalang terdapat di Kelurahan Kota Sidikalang yaitu dengan kepadatan sebesar 2.912 jiwa per km persegi. Dan desakelurahan yang terjarang penduduknya adalah Desa Sidiangkat dengan tingkat kepadatan 218 jiwa per km persegi. Penduduk di Kecamatan Sidikalang adalah mayoritas beragama Kristen Protestan, yaitu 31.099 jiwa atau 70,36 dari penduduk Kecamatan Sidikalang, kemudian beragama Islam 9.985 jiwa atau 22,59, Kristen Katolik 2.847 jiwa 6,44 dan beragama Budha 243 jiwa 0,55 serta beragama Hindu sebesar 28 orang atau 0,06. Karakteristik sosial adat istiadat di Kecamatan Sidikalang dipengaruhi oleh penduduk yang ada, seperti suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, Universitas Sumatera Utara 54 dan suku lainnya serta sifatnya dipengaruhi oleh suku-suku di atas, sehingga kegiatannya masih sangat dipengaruhi oleh norma adat yang berlaku. Di Kecamatan Sidikalang terdapat 28 unit Sekolah Dasar SD dengan jumlah murid sebesar 7.745 jiwa,dan tenaga pengajar guru sebesar 309 orang. Rata-rata jumlah murid per sekolah adalah 277 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 25 jiwa. Di kota ini tidak hanya terdapat pendidikan formal seperti sekolah dasar baik milik pemerintah maupun swasta, akan tetapi sarana pendidikan non formal seperti tempat bimbingan belajar, dan tempat kursus mata pelajaranbahasa asing. Dimana banyak diantara siswa Sekolah Dasar yang berminat mengikuti kegiatan belajar yang disediakan oleh bimbingan belajar maupun kursus mata pelajaranbahasa asing. Para siswa tidak hanya mengharapkan untuk memperoleh pendidikan hanya di seolah saja akan tetapi dari luar sekolah. Selain itu, pemerintah daerah juga menyediakan sarana perpustakaan umum daerah, perpustakaan keliling, dan penyediaan warung internet dengan biaya yang relatif murah agar setiap siswa sekolah di kota ini dapat mengakses informasi dan pengetahuan secara global dari segala penjuru dunia. Pendidikan bagi orang tua ini merupakan salah satu hal terpenting sebagai bekal anak untuk mendapatkan masa depan yang baik. Sebagian besar penduduk memiliki pemukiman yang sederhana dan bahkan sangat sederhana, namun sebagian besar tidak mementingkan penataan rumah menjadi mewah akan tetapi mereka rela asalkan ank-anak mereka dapat menikmati pendidikan setinggi-tingginya. Prinsip hidup masyarakat di ota ini ada dikarenakan oleh sebagian besar masyarakat bersuku Batak, dimana mereka sangat mengutamakan kepentingan keberhasilan anak daripada memupuk harta kekayaan dengan kata lain, bagi mereka anak merupakan kekayaan Universitas Sumatera Utara 55 yang sebenarnya. Jika anak mereka menjadi orang yang berhasil maka menjadi kepuasan dan kebanggaan yang tidak ternilai harganya di dalam hidup. Kota Sidikalang memiliki pemukiman penduduk yang rapat di pusat kotanya, namun di beberapa wilayah desa dan kelurahan terdapat perkebunan yang sebagian besar adalah kopi. Masyarakat yang bermukim di kota ini memiliki keinginan untuk maju terlihat dari kegiatan setiap pagi yang dipadati oleh para pekerja yang berangkat ke tempat kerja masing, para siswa sekolah yang berangkat ke sekolah, para ibu-ibu yang melakukan jual beli di pusat pasar, dan sebagainya. Pusat pasar akan memiliki pengunjung yang ramai pada hari Rabu dan Sabtu karena hari tersebut merupakan hari pekan. Transportasi di kota juga tidak berhenti setiap hari, baik mereka yang bepergian antar wilayah desa maupun sekedar melewati kota untuk menuju kota lain. Aktivitas di kota ini berkurang pada hari Minggu karena kebanyakan penduduk berdiam di rumah untuk melakukan istirahat, setelah seminggu lelah melakukan rutinitas. Orang yang beraktivitas di kota Sidikalang, bukan hanya penduduk Sidikalang namun sebagian besar penduduk bari desa maupun kabupaten lain. Selain untuk bekerja, ada juga yang bersekolah di perguruan tinggi milik Pemerintah Daerah, berobat ke rumah sakit umum, maupun berjalan-jalan di berbagai tempat rekreasi. 3.2.2. Kelurahan Batang Beruh 3.2.2.1. Sejarah Kelurahan Batang Beruh Sejarah Kelurahan Batang Beruh belum diketahui secara jelas bagaimana asal- usulnya. Beberapa para penatua-penatua di beberapa lingkungan mengatakan bahwa Universitas Sumatera Utara 56 Kelarahan Batang Beruh berasal dari kata “batang” yang merupakan salah satu bagian utama dari tanaman, dan kata “beruh” yang berasal dari bahasa Pakpak yang artinya perempuan. Pada awalnya merupakan kawasan perladangan yang sangat lebat dipenuhi oleh tumbuh-tumbuhan yang memiliki batang-batang yang angat besar. Batang-batang dari tanaman tersebut ada yang berupa tanaman liar, kopi robusta, nilam, dan lain-lain. Kemudian, pada saat masa penjajahan Belanda para perempuan yang masih muda banyak dipekerjakan di kawasan hutan yang sempat dijadikan Belanda sebagai salah perkebunan milik pemerintah Belanda. Para perempuan muda tersebut, mau bekerja sebagai pekerja harian untuk memetik kopi. Mereka membantu orang tua mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada saat itu, perempuan tidak diperbolehkan untuk menikmati pendidikan di bangku sekolah. Para lelaki yang dapat bersekolah karena mereka memiliki status derajat yang lebih tinggi daripada perempuan. Perempuan tidak layak bersekolah karena mereka hanya menunggu untuk dilamar dan melakukan pekerjaan domestik. Beberapa perempuan yang cantik dan hidup dalam keluarga yang berada tidak diperbolehkan sama sekali untuk keluar dari rumah. Selain mereka belajar dalam melakukan tugas sebagai calon ibu rumah tangga, para orang tua takut jika anak perempuannya diculik oleh Belanda. Pada masa itu, Belanda suka sekali dengan perempuan yang masih muda untuk dijadikan selir atau isteri atau sekedar untuk bersenang-senang. Para perempuan muda yang bekerja di perkebunan sebagai buruh, selalu berusaha untuk bersembunyi di balik pohon jika para pengawas perkebunan mulai mengawasi mereka. Ada juga diantara beberapa perempuan yang sengaja bekerja berkelompok agar mereka tidak diganggu oleh pengawas Belanda. Para pengawas Universitas Sumatera Utara 57 yang semua adalah laki-laki mau menggangu dan akhirnya memperkosa para pekerja perempuan tersebut. Maka, lama kelamaan tempat itu dinamakan batang beruh yang artinya perempuan yang bersembunyi di balik batang. Selain itu, ada juga beberapa orang yang mengatakan bahwa zaman dahulu pada saat daerah itu masih menjadi hutan, ada seorang bayi perempuan yang menangis di dalam hutan. Seorang yang pencari kayu melihat bayi perempuan yang cantik itu menangis. Tetapi tidak ada yang mengetahui siapa pemiilik bayi tersebut. Para warga pada saat itu mempercayai bahwa bayi tersebut merupakan titisan Debata Pencipta Semesta. Sehingga daerah tersebut di sebut Batang Beruh yaitu anak perempuan yang bersal dari batang. Kawasan yang lebat dengan pepohonan tersebut lama kelamaan menjadi areal perkebunan kopi yang di gunakan oleh rakyat sejak pemerintahan Belanda berakhir. Perkembangan mulai pesat terjadi sejak didirikannya beberapa sekolah di daerah tersebut. Para orang tua yang tidak ingin anaknya jauh berjalan ke sekolah memutuskan untuk membangun tempat tinggal bersamaan dengan menjaga pekebunan kopi mereka. Seiring dengan berjalannya waktu, jumlah penduduk semakin banyak dan pemerintahan Sidikalang mulai berdiri, perlahan-lahan daerah tersebut menjadi sebuah dusun yang kemudian berlanjut menjadi desa dan akhirnya menjadi keluarahan sampai saat ini. Kelurahan ini memiliki jumlah penduduk yang lumayan banyak, namun jumlah penduduk leih sedikit sejak dibentuknya kabupaten Pakpak Bharat dan terakhir adanya pembentukan kecamatan baru yaitu Kecamatan Sitinjo. Universitas Sumatera Utara 58

3.2.2.2. Letak Dan Geografis Kelurahan Batang Beruh

Wilayah Kelurahan Batang Beruh diapit empat kelurahandesa dengan perbatasan sebagai berikut: Sebelah Utara : Desa Kalang Simbara Sebelah Timur : Kecamatan Sitinjo Sebelah Selatan: Desa Sidiangkat Sebelah Barat : KelurahanSidikalang Kota Penduduk Kelurahan Batang Beruh sebesar 8.794 jiwa yang terdiri dari laki- laki sebesar 4.308 jiwa dan perempuan sebesar 4.486 jiwa. Kepadatan penduduk adalah sebesar 103 jiwa per km persegi dengan penyebaran yang tidak merata pada setiap desakelurahan. Dari 11 lingkungan yang ada di Kelurahan Batang Beruh terdapat penduduk yang terpadat terdapat di lingkungan sepuluh terdapat di jalan Sisingamangaraja Bawah yaitu dengan kepadatan sebesar 58 jiwa per km persegi. Dan desakelurahan yang terjarang penduduknya adalah lingkungan tiga belas dengan tingkat kepadatan 33 jiwa per km persegi. Penduduk di Kelurahan Batang Beruh adalah mayoritas beragama Kristen Protestan, yaitu 5.310 jiwa atau 60,38 dari penduduk Kelurahan Batang Beruh, kemudian beragama Islam 2.156 jiwa atau 24,51, Kristen Katolik 1.311 jiwa 14,9, dan Budha 17 jiwa 0.19. Karakteristik sosial adat istiadat di Kelurahan Batang Beruh dipengaruhi oleh penduduk yang ada, seperti suku Pakpak, Toba, Simalungun, Karo, dan suku lainnya serta sifatnya dipengaruhi oleh suku-suku di atas, sehingga kegiatannya masih sangat dipengaruhi oleh norma adat yang berlaku. Di Kecamatan Sidikalang terdapat 4 unit Sekolah Dasar SD dengan jumlah murid sebesar 1.454 jiwa, dan tenaga pengajar Universitas Sumatera Utara 59 guru sebesar 42 orang. Rata-rata jumlah murid per sekolah adalah 243 jiwa dan banyak murid per tenaga pengajar adalah 11 jiwa. Masyarakat di kelurahan ini cenderung tidak terlalu ramai, dikarenakan oleh tidak adanya perkantoran dan sedikitnya sekolah yang berdiri. Para penduduk yang bekerja di perkantoran setiap pagi menuju kota Sidikalang, tidak sedikit juga anak- anak bersekolah tidak di desa melainkan di kota karena sarana pendidikan yaang kurang lengkap. Transpotasi berjalan lancar namun tidak begitu banyak karena banyak penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani yang hanya berjalan kaki jika ingin pergi dan pulang mengunjungi ladang. Para ibu kebanyakan bekerja di ladang baik sebagi pekerja upahan per hari, maupun bekerja di ladang sendiri. Penduduk di kelurahan di banyak, namun di antara penduduk tersebut tidak ada suku bangsa asing, yang ada hanya penduduk asli dan pendatang namun masih tergolong bangsa Indonesia.

3.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi adalah keseluruhan himpunan dari satuan-satuan atau individu yang karakteristiknya ingin diketahui. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh orangtua yang tinggal di Desa Batang Beruh, kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi memiliki kesempatan untuk menjadi populasi. Penentuan sampel dengan menggunakan teknik penarikan sampel acak sistematis. Jumlah seluruh populasi untuk kota Sidikalang = 4.494 + 1797 = 6.291 orang dan jumlah seluruh populasi untuk kelurahan Batang Beruh = 1.454 orang. Pemilihan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan kelipatan tertentu diluar Universitas Sumatera Utara 60 kelipatan satu seperti kelipatan, 2, 3, 4, dan sebagainya. Pemilihan kelipatan tersebut dilakukan secara acak dengan menggunakan dadu namun urutan sampel tidak berubah tetap secara sistematis. Kemudian, setelah diacak maka yang terpilih adalah dengan kelipatan 2 yaitu 2. 4, 6, 8, 10 untuk setiap masing-masing desa di Sidikalang dan untuk setiap masing-masing lingkungan di kelurahan. Dimana data banyaknya murid SD adalah sebagai berikut : Tabel 1 Banyaknya Murid SD di Kecamatan Sidikalang danKelurahan Batang Beruh Berdasarkan Kelurahan Desa dan Lingkungan Tahun 2007 No. DesaKelurahan SD Lingkungan SD Negeri Swasta Negeri Swasta 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Sidiangkat Bintang Hulu Kalang Simbara Bintang Kalang Kota Sidikalang BelangMalum Kuta Gambir Huta Rakyat Bintang Marsada - 423 69 435 352 242 1.219 175 798 495 286 45 - - - - 1.752 - - - - Kelurahan I Kelurahan II Kelurahan III Kelurahan IV Kelurahan V Kelurahan VI Kelurahan VII KelurahanVIII Kelurahan IX Kelurahan X Kelurahan XI 143 105 154 129 157 118 172 102 128 121 125 - - - - - - - - - - - Jumlah 4.494 1.797 Jumlah 1.454 - Sumber :Dinas P dan K Kecamatan Sidikalang Maka jumlah populasi yang akan diteliti di Sidikalang = 2.724 + 1.519 = 4.243 orang dan di Batang Beruh populasinya 575 orang. Sehingga jumlah seluruh populasi =4.243 + 575= 4818 orang. Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 2 Daftar Jumlah Sampel yang Diambil Berdasarkan DesaKelurahan dan Lingkungan No DesaKelurahan SD Lingkungan SD Negeri Swasta Negeri Swasta 1. 2. 3. 4. 5. Bintang Hulu Bintang KotaSidikalang Kuta Gambir Bintang Marsada 69 352 1.219 798 286 - - 1.752 - - Kelurahan II Kelurahan IV Kelurahan VI Kelurahan VIII Kelurahan X 105 129 118 102 121 - - - - - Jumlah 2.724 1.752 Jumlah 575 - Dalam penelitian ini sampel yang digunakan dengan jumlah lebih dari seribu, maka besarnya sampel akan lebih diperkecil. Dalam pengambilan sampel diperhatikan level signifikansinya dengan 0.01, 0.05, dan 0.5. Level siginikasi yang dipilih 0.01 yang akan dihitung besarnya dengan memakai rumus TaroYamane: 1 2 + = Nd N n Dalam rumus di atas: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = level signifikansi yang diinginkan umumnya 0,05 untuk bidang non-eksak dan 0,01 untuk bidang eksakta. Dalam penelitian ini, jumlah populasi 1200 orang dan batasan kesalahan yang diinginkan adalah 10. Maka diperoleh hasil sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 62 9 , 97 18 . 49 4818 1 18 , 48 4818 1 01 , 4818 4818 1 100 10 4818 4818 2 = = + = + = +       = n n n n n Maka, sampel yang digunakan dibulatkan menjadi 98 orang. Namun, untuk mempermudah proses pengolahan data, maka sampel yang digunakan menjadi 100 orang. Dalam hal ini, lokasi yang digunakan terdapat dua wilayah, peneliti mengambil setiap daerah penelitian 100 orang di Sidikalang dan 100 orang di Batang Beruh dengan ketentuan sampel yang akan di teliti adalah orang tua yang memiliki anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Perilaku Politik Guru (Studi Kasus: Perilaku Politik Ermalina Purba Sebagai Guru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013)

3 65 96

Pandangan Masyarakat Suku Sakai Terhadap Kesehatan Di Kelurahan Pematang Pudu Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau tahun 2003

1 61 115

Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

1 26 116

Kehidupan Masyarakat Transmigran Di Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir 1981-2000

1 35 106

Komunikasi Interaksional Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks (Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Interaksional Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks

0 26 113

Persepsi Orang Tua dan Guru Terhadap Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Dasar Di Kota Bogor

4 75 113

ORIENTASI DAN POLA ASUH ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK PADA SEKOLAH UNGGULAN DI KOTA Orientasi Dan Pola Asuh Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anak Pada Sekolah Unggulan Di Kota Solo (Studi Kasus Tentang Keputusan Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak Di De

0 2 17

ORIENTASI DAN POLA ASUH ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK PADA SEKOLAH UNGGULAN DI KOTA Orientasi Dan Pola Asuh Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anak Pada Sekolah Unggulan Di Kota Solo (Studi Kasus Tentang Keputusan Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak Di De

0 4 17

pengumuman jadwal ujian cpns 2014 dairi

0 0 2

Deliserdang PengumumandanJadwalUjian

0 2 105