Pemberian Izin Untuk Kursus Atau Les Di Luar Sekolah Pemberian Kegiatan Keagamaan di Luar Sekolah

84 Tabel 15 Pentingnya Kursus Les Di Luar Sekolah Di Desa Dan Di Kota Pernyataan Responden di Desa Responden di Kota Frekuensi Persen Frekuensi Persen Ya 91 91 93 93 Ragu-ragu 1 1 - - Tidak 8 8 7 7 Tidak tahu - - - - Total 100 100 100 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan Oktober 2009 Dari tabel tersebut di atas, responden yang menyatakan kursus atau les merupakan hal yang penting, di wilayah desa sebesar 91 91 orang, dan di kota sebesar 93 93 orang. Sementara itu frekuensi responden yang menyatakan bahwa kursus atau les tidak begitu penting, di wilayah desa sebesar 1 1orang. Sementara responden yang menyatakan tidak penting kursusles, di wilayah desa sebesar 8 8 orang, dan di kota sebesar 7 7 orang. Di kedua wilayah memang mengalami jumlah frekuensi yangbeda sedikit jumlahnya, namun sebagian besar responden mengatakan kursus atau les itu penting karena menurut mereka kursus atau les membantu anak dalam melengkapi kebutuhan ilmu pengetahuan selain dari ilmu pengetahuan yang diperoleh dari sekolah formal.

4.1.2.2.2. Pemberian Izin Untuk Kursus Atau Les Di Luar Sekolah

Kursus atau les dipandang baik dan penting untuk diikuti menurut oleh sebagian besar responden dalam pertanyaan di atas. Akan tetapi, pemberian izin atau mengikuti les atau kursus atau bimbingan di luar sekolah anak-anak dari responden tersebut, seperti yang dipaparkan dalam tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara 85 Tabel 16 Pemberian Izin KursusLes Di Luar Sekolah Di Desa Dan Kota Pernyataan Responden di Desa Responden di Kota Frekuensi Persen Frekuensi Persen Ya 50 50 69 69 Ragu-ragu 3 3 8 8 Tidak 47 47 21 21 Tidak tahu - - 2 2 Total 100 100 100 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan Oktober 2009 Dari tabel tersebut di atas, frekuensi responden yang menyatakan bahwa memberikan izin kursusles di luar sekolah, di wilayah desa sebesar 50 50 orang, dan di kota sebesar 69 69 orang. Sementara frekuensi responden yang menyatakan ragu-ragu dalam memberikan izin kursusles di luar sekolah, di wilayah desa sebesar 3 3 orang, dan di kota sebesar 8 8orang. Sementara frekuensi responden yang menyatakan tidak memberikan izin kursusles di luar sekolah, di wilayah desa sebesar 47 47 orang, dan di kota sebesar 2 2 orang. Kemudian yang tidak tahu atau tidak peduli dengan pemberian izin kursusles di luar sekolah ahanya di wilayah kota yaitu sebesar 2 2 orang. Bagi responden yang di desa, pemberian izin untuk mengikuti kursus atau les di luar sekolah, namun anak-anak tidak semua yang benar-benar mengikuti kegiatan tersebut dengan semestinya. Mereka hanya memiliki semangat di awal kegiatan, tak berapa lama kemudian untuk pertemuan selanjutnya mereka malas untuk mengikutinya. Secara tidak sengaja responden di kota memberi ijin untuk mengikuti kursus atau les di luar sekolah mencapai 50 . Mereka merasa anak membutuhkan pendidikan luar sekolah untuk melengkapi apa yang di dapat oleh siswa. Universitas Sumatera Utara 86

4.1.2.2.3. Pemberian Kegiatan Keagamaan di Luar Sekolah

Agama menjadi hak yang paling hakiki bagi setiap individu. Kegiatan keagamaan diberikan orang tua sejak dini baik di keluarga, sekolah, dan di luar sekolah. Dalam melihat pemberian kegiatan keagamaan di luar sekolah pada anak akan dipaparkan dalam tabel berikut: Tabel 17 Kegiatan Keagamaan Di Luar Sekolah Di Desa Dan Di Kota Pernyataan Responden di Desa Responden di Kota Frekuensi Persen Frekuensi Persen Ya 41 41 51 51 Ragu-ragu 1 1 9 9 Tidak 55 55 36 36 Tidak tahu 3 3 4 4 Total 100 100 100 100 Sumber : Data Penelitian Lapangan Oktober 2009 Dari tabel tersebut di atas, responden yang menyatakan bahwa frekuensi responden menyetujui anak melakukan kegiatan keagamaan di luar sekolah, di wilayah desa sebesar 41 41 orang, dan di kota sebesar 51 51 orang. Sementara itu, frekuensi responden yang menyatakan ragu-ragu saat menyetujui anak melakukan kegiatan keagamaan di luar sekolah, dimana orang tua melihat mau atau tidaknya anak melakukan kegiatan tersebut dan tidak memaksakan, di wilayah desa sebesar 1 1 orang, dan di kota 9 9orang. Sementara itu, frekuensi responden yang yang menyatakan bahwa sama sekali tidak setuju jika anak melakukan kegiatan keagamaan di luar sekolah, di wilayah desa sebesar 55 55 orang, dan di kota. Kemudian, frekuensi responden yang menyatakan tidak peduli sama sekali dengan kegiatan keagamaan di luar sekolah yang dilakukan anak, di wilayah desa sebesar 3 3 orang, dan di kota sebesar 4 4 orang. Frekuensi responden di desa yang Universitas Sumatera Utara 87 menyatakan bahwa mereka menyetujui jika anak melakukan kegiatan keagamaan di luar sekolah lebih sedikit daripada di kota, karena responden di desa beranggapan bahwa anak belum saatnya di bebani kegiatan keagamaan di luar sekolah. Selain itu, responden di desa juga beranggapan bahwa anak mereka sudah cukup mendapat pelajaran keagamaan di sekolah saja. Sedangkan, responden di kota menganggap bahwa anak sebaiknya melakukan kegiatan keagamaan tidak hanya di rumah maupun di sekolah, tetapi akan menjadi lebih baik jika di berikan juga di luar sekolah. bagi mereka, kegiatan bertujuan untuk menanamkan kebiasaan untuk memperdalam iman dan keyakinan anak terhap Tuhan Yang Maha Esa melalui kegiatan keagamaan yang sesuai dengan agama dan kepercayaan yang di anut. Hal tersebut dilakukan agar anak terbiasa dari sejak kecil untuk melakukan setiap ajaran dan menjauhi larangan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak menjadi nakal

4.1.2.2.4. Minat, Bakat, dan, Prestasi di Bidang Tertentu

Dokumen yang terkait

Perilaku Politik Guru (Studi Kasus: Perilaku Politik Ermalina Purba Sebagai Guru PNS di Kelurahan Batang Beruh, Kecamatan Sidikalang dalam Pemilihan Bupati Dairi Tahun 2013)

3 65 96

Pandangan Masyarakat Suku Sakai Terhadap Kesehatan Di Kelurahan Pematang Pudu Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau tahun 2003

1 61 115

Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai Di Kelurahan Pandan Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah

1 26 116

Kehidupan Masyarakat Transmigran Di Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir 1981-2000

1 35 106

Komunikasi Interaksional Orang Tua Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks (Studi Deskriptif Tentang Komunikasi Interaksional Orang Tua pada Anak Usia Sekolah Dasar di Kota Bandung dalam Menyampaikan Pendidikan Seks

0 26 113

Persepsi Orang Tua dan Guru Terhadap Keamanan Pangan Jajanan Anak Sekolah Dasar Di Kota Bogor

4 75 113

ORIENTASI DAN POLA ASUH ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK PADA SEKOLAH UNGGULAN DI KOTA Orientasi Dan Pola Asuh Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anak Pada Sekolah Unggulan Di Kota Solo (Studi Kasus Tentang Keputusan Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak Di De

0 2 17

ORIENTASI DAN POLA ASUH ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAK PADA SEKOLAH UNGGULAN DI KOTA Orientasi Dan Pola Asuh Orang Tua Untuk Menyekolahkan Anak Pada Sekolah Unggulan Di Kota Solo (Studi Kasus Tentang Keputusan Orang Tua Dalam Menyekolahkan Anak Di De

0 4 17

pengumuman jadwal ujian cpns 2014 dairi

0 0 2

Deliserdang PengumumandanJadwalUjian

0 2 105