100 16 16 orang. Kemudian, frekuensi responden yang menyatakan bahwa tidak
memberikan hadiah jika anak mendapat ranking kelas sebesar 15 15 orang, dan di kota sebesar 8 orang.
Frekuensi responden yang menyatakan bahwa selalu memberikan hadiah jika anak mendapat ranking kelas lebih besar di desa daripada di kota. Hal tersebut terjadi
dikarenakan responden di desa mengalami kesulitan dalam memberikan hadiah pada anaknya dari segi ekonomi. Kadang kala mereka tidak dapat memberikan apa yang
menjadikan hadiah sesuai keinginan anak mereka namun tidak jarang juga mereka tidak dapat memenuhi sama sekali janji untuk memberikan hadiah. Namun, beberapa
responden baik di desa maupun di kota mengatakan bahwa mereka akan berusaha memberikan hadih walaupun dengan benda-benda sederhana. Para responden yang
kurang beruntung dari segi ekonomi menjadi lebih bersemangat dalam mengerjakan pekerjaan untuk dapat memenuhi permintaan atau janji yang sudah disepakati dengan
anak mereka.
4.1.2.3.6. Pemberian Hukuman Jika Nilai atau Peringkat Kelas Turun
Pada saat orang tua mengalami kekecewaan pada anaknya, maka anak akan diberikan hukuman sesuai dengan kesalahannya. Pada saat kecewa jika ranking atau
peringkat kelas anak turun, rasa kecewa pada orang tua pasti ada, maka dari itu orang tua mau memberikan hukuman pada anak. Pada tabel di bawah dapat terlihat
keberadaan orang tua yang memberikan hukuman jika nilai anak atau ranking kelas turun sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
101
Tabel 28 Pemberian Hukuman Jika Nilai Atau Peringkat Kelas Turun Di Desa Dan Di Kota
Pernyataan Responden di Desa
Responden di Kota Frekuensi
Persen Frekuensi
Persen Ya
37 37
31 31
Ragu-ragu 16
16 8
8 Tidak
44 44
57 57
Tidak tahu 3
3 4
4 Total
100 100
100 100
Sumber : Data Penelitian Lapangan Oktober 2009 Berdasarkan tabel rencana pemberian hukuman jika nilai atau peringkat kelas
turun yang dipaparkan di atas, frekuensi responden di desa yang menyatakan bahwa selalu memberi hukuman jika nilai atau peringkat kelas turun, di wilayah desa sebesar
37 37 orang, dan di kota sebesar 31 31 orang. Sementara itu, frekuensi responden di desa yang menyatakan bahwa tidak selalu atau jarang memberi
hukuman jika nilai atau peringkat kelas turun, di wilyah desa sebesar 16 16 orang, dan di kota sebesar 8 8 orang. Selain itu, frekuensi responden yang menyatakan
frekuensi responden di desa yang menyatakan bahwa tidak ada memberi hukuman jika nilai atau peringkat kelas turun, di wilayah desa sebesar 44 44 orang, dan di
kota sebesar 57 57 orang. Kemudian, frekuensi responden yang menyatakan frekuensi responden di desa yang menyatakan bahwa tidak peduli akan memberi
hukuman atau tidak jika nilai atau peringkat kelas turun, di wilayah desa sebesar 3 3 orang, dan di kota sebesar 4 4 orang.
Orang tua tidak memiliki dendam dengan memberikan hukuman pada anaknya, tetapi menjadi sebuah teguran agar tidak melakukan kesalahan itu kembali.
Pada dasarnya, pemberian hukuman yang sewajarnya memiliki nilai positif agar terjadi perubahan ke arah yang lebih baik pada anak, namun akan menjadi nilai
Universitas Sumatera Utara
102 negatif jika pemberian sudah melewati batas kewajaran misalnya memberikan
hukuman fisik sudah menjadi tidak baik bagi perkembangan jiwa anak. Baik responden di desa maupun di kota tidak banyak yang menyatakan ya pada saat
memberikan hukuman jika nilai atau ranking kelas anak turun dengan alasan mereka tidak terlalu memaksakan anak untuk mendapat ranking atau nilai yang selalu naik.
Selain itu hukuman tidak menjadi salah satu cara yang baik untuk memberi motivasi anak dalam belajar.
4.1.2.3.7. Pemberian Waktu Hiburan Anak Setiap Hari