UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.6.3 Metanol
Metanol adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang biasa digunakan sebagai pelarut di industri dan sebagai bahan tambahan dari etanol
dalam proses denaturasi sehingga etanol menjadi toksik. Rumus kimia dari Metanol adalah CH3OH dan dikenal dengan nama lain yaitu metil alkohol, metal
hidrat, metil karbinol, wood alkohol atau spiritus. Pada keadaan atmosfer metanol berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar
dan beracun dengan bau yang khas Martindale, 1996.
2.6.4 Kloroform
Kloroform juga dikenal sebagai triklorometana, metana triklorida, trikloroform, metil triklorida, dan formil triklorida. Kloroform memiliki rumus
molekul dan massa molekul relatif masing-masing adalah CHCl
3
dan 119,4. Pada suhu ruang kloroform jernih, tidak berwarna, cairan mudah menguap dengan bau
khas eterik WHO, 2004. Kloroform sedikit larut dalam air, mudah larut dalam karbon disulfida, dan dapat bercampur dengan alkohol, eter, benzen, karbon
tetraklorida, dan minyak yang mudah menguap HSBD, 2009. Kloroform stabil di bawah suhu dan tekanan normal dalam wadah tertutup Akron, 2009.
2.6.5 Phosphate Buffer Saline PBS
Phosphate buffer saline adalah larutan isotonis yang digunakan dalam penelitian biologis. Larutan ini mengandung natrium klorida, natrium fosfat,
kalium klorida, dan kalium fosfat. PBS phosphate buffer saline banyak digunakan karena isotonis dengan cairan tubuh manusia dan tidak bersifat toksik
Medicagi AB, 2010. PBS memiliki pH yang berkisar 7,3 – 7,5 dan osmolaritasnya berkisar 280 – 315 Mosm kg Maureen, 2002.
2.7 Karakterisasi Niosom
2.7.1 Analisis Ukuran Partikel
Analisis ukuran partikel niosom dilakukan dengan menggunakan alat Particle Size Analyzer. Metode yang digunakan dalam pengukuran partikel
melibatkan suatu proses yang dikenal dengan Dynamic Light Scattering DLS. Dynamic Light Scattering juga dikenal dengan PCS-Photon Correlation
Spectroscopy mengukur gerak Brown dan menghubungkannya dengan ukuran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
partikel. Proses tersebut dikakukan dengan cara menyinari partikel dengan laser dan menganalisis intensitas fluktuasi cahaya yang tersebar. Jika partikel kecil
disinari oleh sumber cahaya seperti laser, partikel tersebut akan menyebar ke segala arah.
Partikel yang tersuspensi dalam cairan tidak pernah dalam keadaan diam. Partikel akan terus bergerak karena gerak Brown. Gerak Brown adalah gerakan
partikel karena tumbukan acak dengan molekul cairan yang mengelilingi partikel. Sifat penting dari gerak Brown untuk DLS adalah bahwa partikel kecil bergerak
lebih cepat dan partikel yang lebih besar bergerak lebih lambat. Suhu harus diketahui secara akurat karena diperlukan untuk mengetahui viskositasnya.
Kestabilan suhu diperlukan jika arus konveksi dalam sampel akan menyebabkan pergerakan yang tidak acak yang akan merusak akurasi interpretasi ukuran. Suhu
yang lebih tinggi akan menyebabkan gerak Brown semakin cepat. Kecepatan dari gerak Brown didefinisikan sebagai koefisien difusi translasi D.
Ukuran partikel yang diukur dengan instrumen Dynamic Light Scattering DLS adalah diameter partikel yang berdifusi pada kecepatan yang sama. Sistem
tersebut menentukan ukuran dengan terlebih dahulu mengukur gerak Brown dari partikel-partikel dalam sampel menggunakan DLS dan kemudian menerjemahkan
ukuran menggunakan teori-teori yang telah ditetapkan. Partikel-partikel dalam cairan bergerak secara acak dan kecepatan dari pergerakan tersebut digunakan
untuk menentukan ukuran dari partikel Malvern, 2012.
2.7.2 Efisiensi Penjerapan
Obat yang tidak terjerap dapat dihilangkan atau dipisahkan dengan berbagai teknik, di antaranya :
a. Dialisis
Dispersi cairan niosom didialisis dalam tabung dialisis dengan menggunakan buffer fosfat atau normal saline atau larutan glukosa.
b. Gel filtration
Obat yang tidak terjerap dihilangkan dari niosom menggunakan filtrasi gel melalui kolom sephadex-G-50 dan di elusi dengan buffer garam fosfat atau
normal salin.