Pembuatan Larutan Induk Asam Galat dalam PBS

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta anorganik. Hasil kadar abu ekstrak etanol 96 kulit batang nangka diperoleh sebesar 1,32. Hal ini menunjukkan bahwa sisa anorganik yang terdapat dalam ekstrak etanol 96 sebesar 1,32. Hasil kadar abu yang didapatkan tersebut sesuai dengan standar simplisia batang nangka di Materia Medika Indonesia yaitu 3,5 Depkes, RI., 2000: 17 dan Depkes, RI., 1986:66. Perhitungan kadar abu ekstrak etanol 96 kulit batang nangka dapat dilihat pada Lampiran 3. Selain itu, pada penentuan parameter non spesifik dilakukan juga pengujian kadar air pada ekstrak. Tujuan dari pemeriksaan kadar air adalah untuk memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air dalam bahan Depkes RI, 2000. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil kadar air ekstrak etanol 96 kulit batang nangka sebesar 13,17. Ekstrak etanol 96 kulit batang nangka ini merupakan ekstrak kental dan masuk ke dalam batas untuk ekstrak kental yaitu 5-30 Voigt, 2004. Adapun perhitungan kadar air ekstrak etanol 96 kulit batang nangka dapat dilihat pada Lampiran 4. Selanjutnya dilakukan pengujian penapisan fitokimia terhadap ekstrak etanol 96 kulit batang nangka. Penapisan fitokimia bertujuan untuk mengetahui keberadaan golongan senyawa metabolit sekunder yang ada didalam ekstrak etanol 96 kulit batang nangka, serta dapat pula menjadi gambaran kandungan ekstrak secara kualitatif. Penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 96 kulit batang nangka Artocarpus heterophyllus yang berasal dari perkebunan LIPI Cibinong, Bogor, memberikan hasil positif untuk alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol. Berdasarkan hasil tersebut golongan senyawa aktif yang diinginkan yaitu polifenol dapat teridentifikasi. Adapun data hasil pengujian penapisan fitokimia ekstrak etanol 96 kulit batang nangka dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia Golongan senyawa Hasil penapisan Alkaloid + Flavonoid + Saponin + Steroid - Tanin + Polifenol + UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pada identifikasi alkaloid pereaksi yang digunakan adalah mayer, dragendorf, dan bouchardat. Pereaksi ini bereaksi dengan alkaloid membentuk senyawa kompleks yang mengendap Fransworth, 1966. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan setelah penambahan pereaksi. Pada hasil uji ekstrak etanol 96 kulit batang nangka menunjukkan hasil positif. Hasil positif pada identifikasi saponin diamati melalui banyak dan stabilnya busa yang terbentuk. Pada hasil uji ini ekstrak etanol 96 kulit batang nangka menunjukkan hasil yang positif. Identifikasi tanin dilakukan dengan reaksi warna FeCl 3 . Warna yang terbentuk dihasilkan dari reaksi antara inti fenolik yang terdapat pada tanin dengan ion Fe³ dari pereaksi FeCl 3 membentuk senyawa kompleks berwarna Harborne, 1987. Hasil uji pada ekstrak etanol 96 kulit batang nangka menunjukkan hasil yang positif. Identifikasi steroid menunjukkan hasil yang positif ditandai dengan terbentuknya cincin coklat kemerahan. Hasil uji ekstrak etanol 96 kulit batang nangka menunjukkan hasil yang negatif. Identifikasi flavonoid dilakukan dengan cara mereaksikan MgHCl prinsipnya adalah reduksi menggunakan Mg. Pengamatan identifikasi flavonoid adalah melalui lapisan amil alkohol berwarna merah, kuning, atau jingga yang terbentuk. Hasil uji pada ekstrak etanol 96 kulit batang nangka menunjukkan hasil yang positif mengandung senyawa golongan flavonoid, dimana dari penelitian diketahui bahwa senyawa yang menjadi penghambat enzim tirosinase adalah senyawa golonga flavonoid pada beberapa tanaman Artocarpus Supriyanti, 1996.

4.2 Analisis Kadar Total Senyawa Fenolat Ekstrak Etanol 96 Kulit

Batang Nangka Langkah pertama yang dilakukan dalam analisis kadar total senyawa fenolat dalam ekstrak etanol 96 kulit batang nangka adalah menentukan panjang gelombang maksimum asam galat dalam aquadest. Penetapan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mengetahui panjang gelombang dimana saat senyawa memberikan absorbansi yang maksimum sehingga dapat memberikan absorbansi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Obat Kumur Yang Mengandung Ekstrak Kulit Daun Lidah Buaya 5% Terhadap Akumulasi Plak Mahasiswa Angkatan 2009 FKG USU

5 55 68

Pengaruh Variasi Konsentrasi Ekstrak Kulit Batang Nangka (Artocarpus heterophyllus L.) terhadap Karakteristik Niosom

8 62 113

Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak etanol 96% Kulit Batang Kayu Jawa (Lannea coromandelica) Terhadap Aspergillus niger, Candida albicans, dan Trichophyton rubrum

2 38 78

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus) DAN KLUWIH (Artocarpus camansi) Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus Altilis), Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Dan Kluwih (Artocarpus Cam

0 8 15

SITOTOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN SUKUN (Artocarpus altilis), NANGKA (Artocarpus heterophyllus), DAN KLUWIH (Artocarpus camansi) Sitotoksisitas Ekstrak Metanol Daun Sukun (Artocarpus altilis), Nangka (Artocarpus heterophyllus), dan Kluwih (Artocarpus c

0 3 16

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus) TERHADAP PENURUNAN KADAR Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksa.

0 3 12

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus) TERHADAP PENURUNAN KADAR Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Nangka (Artocarpus Heterophyllus) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksa.

0 3 15

PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI PARAFFIN SOLID DAN VASELIN ALBUM TERHADAP SIFAT FISIK SEDIAAN SALEP ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN NANGKA (Artocarpus heterophyllus).

0 0 15

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lamk.) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI CEREBRUM MENCIT YANG DIINFEKSI Toxoplasma gondii

0 0 77

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG NANGKA (Artocarpus heterophyllus Lmk.) TERHADAP LAMA HIDUP MENCIT (Mus musculus) YANG DIINFEKSI Toxoplasma gondii

0 1 80