37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakterisasi Ekstrak Etanol 96 Kulit Batang Nangka
Ekstrak etanol 96 kulit batang nangka yang telah diperoleh dilakukan karakterisasi yang meliputi uji parameter spesifik, uji parameter non spesifik, dan
uji penapisan fitokimia. Pengujian parameter spesifik meliputi identitas dan organoleptik ekstrak etanol 96 kulit batang nangka. Tujuan identitas ekstrak
adalah memberikan objektivitas dari nama dan spesifikasi dari tanaman, sedangkan pengamatan organoleptik ekstrak bertujuan sebagai pengenalan awal
menggunakan panca indera dengan mendeskripsikan bentuk, warna, dan bau Depkes RI, 2000. Adapun data hasil identitas dan organoleptik ekstrak etanol
96 kulit batang nangka dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Uji Parameter Spesifik dan Non Spesifik Ekstrak
Parameter Hasil
Identitas: Nama ekstrak
Nama latin Bagian tanaman
Ekstrak etanol 96 kuli batang nangka Artocarpus heterophyllus Lam.
Kulit batang
Organoleptik: Warna
Bau Bentuk
Coklat kehitaman Khas kulit batang nangka
Ekstrak kental
Non spesifik: Kadar abu
Kadar Air 1,32
13,17
Pengujian parameter non spesifik yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 96 kulit batang nangka meliputi kadar abu dan kadar air. Penentuan kadar abu
dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Pengujian
kadar abu dilakukan dengan metode gravimetri. Prinsip kerja penentuan parameter kadar abu adalah bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan
turunannya terdestruksi dan menguap, sehingga tinggal unsur mineral dan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
anorganik. Hasil kadar abu ekstrak etanol 96 kulit batang nangka diperoleh sebesar 1,32. Hal ini menunjukkan bahwa sisa anorganik yang terdapat dalam
ekstrak etanol 96 sebesar 1,32. Hasil kadar abu yang didapatkan tersebut sesuai dengan standar simplisia batang nangka di Materia Medika Indonesia yaitu
3,5 Depkes, RI., 2000: 17 dan Depkes, RI., 1986:66. Perhitungan kadar abu ekstrak etanol 96 kulit batang nangka dapat dilihat pada Lampiran 3.
Selain itu, pada penentuan parameter non spesifik dilakukan juga pengujian kadar air pada ekstrak. Tujuan dari pemeriksaan kadar air adalah untuk
memberikan batasan minimal atau rentang besarnya kandungan air dalam bahan Depkes RI, 2000. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil kadar air
ekstrak etanol 96 kulit batang nangka sebesar 13,17. Ekstrak etanol 96 kulit batang nangka ini merupakan ekstrak kental dan masuk ke dalam batas untuk
ekstrak kental yaitu 5-30 Voigt, 2004. Adapun perhitungan kadar air ekstrak etanol 96 kulit batang nangka dapat dilihat pada Lampiran 4.
Selanjutnya dilakukan pengujian penapisan fitokimia terhadap ekstrak etanol 96 kulit batang nangka. Penapisan fitokimia bertujuan untuk mengetahui
keberadaan golongan senyawa metabolit sekunder yang ada didalam ekstrak etanol 96 kulit batang nangka, serta dapat pula menjadi gambaran kandungan
ekstrak secara kualitatif. Penapisan fitokimia yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 96 kulit batang nangka Artocarpus heterophyllus yang berasal dari
perkebunan LIPI Cibinong, Bogor, memberikan hasil positif untuk alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol. Berdasarkan hasil tersebut golongan
senyawa aktif yang diinginkan yaitu polifenol dapat teridentifikasi. Adapun data hasil pengujian penapisan fitokimia ekstrak etanol 96 kulit batang nangka dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Penapisan Fitokimia
Golongan senyawa Hasil penapisan
Alkaloid +
Flavonoid +
Saponin +
Steroid -
Tanin +
Polifenol +