Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 Tuhan melalui kesadarannya tentang kehadiran Tuhan yang terdapat jauh di bawah alam sadarnya. 4 Saat individu memasuki lansia, mulai terlihat gejala penurunan fisik dan psikologis, perkembangan intelektual dalam lambatnya gerak motorik, pencarian makna hidup selanjutnya. Menurut Erikson, tahap dewasa akhir usia 65 tahun ke atas memasuki tahap integrity vs despair integritas vs keputusasaan. Seseorang yang berada pada fase ini akan melihat kembali flash back kehidupan yang telah mereka jalani dan berusaha menyelesaikan permasalahan yang sebelumnya belum terselesaikan. Penerimaan terhadap prestasi, kegagalan dan keterbatasan adalah hal utama yang membawa dalam sebuah kesadaran bahwa hidup seseorang adalah tanggung jawabnya sendiri. Orang yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan keberhasilan dan kegagalan yang pernah dialami. Individu ini akan mencapai kebijaksanaan, meskipun saat menghadapi kematian. Keputusasaan dapat terjadi pada orang-orang yang menyesali cara mereka dalam menjalani hidup atau bagaimana kehidupan mereka telah berubah. 5 Untuk mencegah terjadinya keputusasaan dibutuhkan suatu bimbingan bagi jiwanya supaya lansia tetap dapat menjalani kehidupannya dan timbul kebijaksanaan yang memang harus ada pada 4 Serli Marlinton, “Gambaran Perilaku Bersyukur Pada Tunanetra Peserta Shalat Tahajjud Study Di Yayasan Khazanah Kebajikan Pondok Cabe Ilir Pisangan Ciputat ,” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013, h. 1. 5 Nisak, M. K dan Wantah, M. E, “Teori Perkembangan Psikososial Erick H. Erikson,” artikel ini diakses pada 26 Agustus 2014 dari http:rimatrian.blogspot.com201312teori- perkembangan-psikososial-erick-h.html 4 fase perkembangan ini.Untuk mencapai kebijaksanaan, lansia harus mampu menemukan makna dari setiap perjalanan hidup yang telah dilaluinya. Kebermaknaan hidup mampu dicapai apabila seseorang telah mampu berperilaku syukur.Namun tidak semua orang mampu untuk berperilaku syukur. Allah Azza wa Jalla berfirman, menceritakan jawaban iblis sesudah Allah menangguhkan hukumannya sampai hari kiamat, “Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan- Mu yang lurus.’ ” al- A’raaf: 16 Ada yang mengatakan, yang dimaksud dengan ‘jalan’ dalam ayat di atas adalah ‘jalan syukur’.Karena derajat tinggi yang dimiliki oleh syukur, maka Iblis menyerang manusia dari sisi ini.Ia berkata, “Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka sebagai orang-orang yang bersyukur.” al-A’raaf: 17. 6 Syukur merupakan tanda-tanda dari orang yang beriman. Syukur termasuk diantara maqamat yang paling tinggi karena ia mengikuti hati, lisan, dan segenap anggota badan dan juga karena ia meliputi kesanggupan untuk bersabar, ridha, dan memuji serta memperbanyak ibadah badani dan hati. 7 Syukur yang arti dasarnya berterima kasih diperlukan dalam kehidupan, sebab apa-apa yang kita 6 Imam Al-Ghazali, Terapi Sabar dan Syukur. Penerjemah Abdul Rosyad Shiddiq Jakarta: Khatulistiwa Press, 2012, h. 79. 7 Syeikh Abdul Qadir Isa, Cetak Biru TasawufCiputat: Ciputat Press, 2007, h. 252. 5 lakukan dan apa-apa yang menjadi milik kita pada hakikatnya merupakan karunia Allah. Allah lah yang telah memberikan nikmat dan barakah kepada umat manusia. Betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada umat manusia sehingga kita tidak dapat menghitungnya. Ridha selalu dibarengi dengan syukur. Setiap kali syukur bertambah, maka bertambah pula ridha. Allah berfirman: Jika kamu bersyukur maka Kami akan menambah nikmat kepadamu Q.S. al-Baqarah: 7. 8 Ibnu Mas’ud ra. Mengatakan,“Syukur adalah separoh iman.” 9 Rasul menyatakan bahwa kedudukan yang membuat orang dapat berlaku syukur atas nikmat yang telah ia berikan kepadanya sama dengan kedudukan yang membuat orang dapat beribadah dan bersabar atas kepayahan yang dirasakannya, seperti dalam sabdanya: “Kedudukan seseorang yang telah dapat merasakan nikmat Allah dan bersyukur atasnya sama dengan kedudukan orang yang berpuasa dan bersabar atasnya.” Seseorang yang bersyukur, pada dasarnya melakukan kebaikan bagi dirinya sendiri, karena sikap syukurnya itu dapat membuat nikmat yang diperolehnya semakin bertambah, selain keutamaan, keluhuran cintanya, dan keindahan pujiannya yang akan semakin langgeng. Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan 8 Dr. H. Cecep Alba, M.A., Tasawuf dan Tarekat Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012, h. 25. 9 Al-Ghazali, Terapi Sabar dan Syukur, h. 84. 6 dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.” al-Naml, 27: 40. 10 Menurut al-Jilani, syukur mempunyai beberapa manfaat yaitu: dapat menambah nikmat dan mendekatkan seseorang kepada Allah, dapat menentramkan hati, dan dapat menjadikan seseorang penuh dengan keridhaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wenny Hikmah Syahputri mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2010, variabel syukur dan sabar memberikan sumbangan bagi variabel kebahagiaan sebesar 35, 8 . Tentu hal ini sangat bermanfaat bagi para lansia yang sedang menghadapi fase perkembangan tahap integrity vs despair integritas vs keputusasaan. Untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita hidup manusia yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang ditentukan ajaran agama berbagai bentuk pelayanan dan bimbingan diciptakan dan diselenggarakan terus menerus, baik yang diupayakannya sendiri-sendiri maupun dengan cara menggunakan jasa-jasa pelayanan yang tersedia. Masing-masing pelayanan dan bimbingan itu akan berguna dan bermanfaat dalam membantu untuk memudahkan pencapaian tujuan kehidupan manusia menurut pertumbuhan dan perkembangannya. 11 10 Isa, Cetak Biru Tasawuf, h. 254-255. 11 Drs. M. Lutfi, MA, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah , 2008, h. 101-103. 7 Penulis merasa jarang sekali bimbingan yang memfokuskan pada perilaku bersyukur seseorang terlebih kepada lansia yang akan menghadapi kehidupan di negeri selanjutnya akhirat, padahal perilaku syukur itu penting untuk dimiliki manusia karena dengan berperilaku syukur, seseorang mampu menemukan makna hidupnya sehingga terhindar dari keputusasaan. Selain itu, perilaku syukur merupakan kunci kebahagiaan seseorangdan kunci ucapan penghuni surga. “Dan mereka berkata, ‘ Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji- Nya kepada kami.’ “Az-Zumar: 74. 12 Bagaimana tidak perilaku syukur merupakan kunci kebahagiaan seseorang, karena apabila seseorang menyadari bahwa segala sesuatu yang sampai kepadanya bahkan dirinya sendiri merupakan pemberian nikmat Allah yang telah mampu menciptakan dan memberikan keindahan dan kebahagiaan maka ia akan merasakan kebahagiaan yang tiada tara yang memang pada dasarnya manusia selalu ingin merasakan kebahagiaan yang hakiki. Bahkan syaitan sendiri berjanji untuk menyesatkan manusia untuk tidak bersyukur sampai Allah sendiri menyatakan pernyataan tersebut dalam firman-Nya dalam surat al- A’raf ayat 16 dan 17 seperti yang telah diterangkan di atas. Memang ada kitab yang mengajarkan manusia untuk berperilaku syukur, diantaranya yaitu kitab nashaihul ibad.Ada 12 pembahasan mengenai syukur.Tapi, apakah pembahasan kitab tersebut sudah bisa 12 Al-Ghazali, Terapi Sabar dan Syukur, h. 80. 8 menjadi stimulus bagi para lansia untuk berperilaku syukur?Untuk itu, penulis ingin meneliti apakah pengajian kitab nashaihul ibad yang telah dilakukan di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung telah cukup sebagai stimulus terhadap perilaku bersyukur pada lansia atau belum, melalui penelitian dalam skripsi dengan judul “Perilaku Bersyukur Lansia Peserta Pengajian Kitab Nashaihul Ibad Di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Muli a 1 Cipayung.”

B. Fokus Penelitian dan Perumusan Masalah

1. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka fokus penelitian dalam skripsi ini adalah: “Perilaku Bersyukur Pada Lansia Peserta Pengajian Kitab Nashaihul Ibad Di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 Cipayung.”

2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumusan masalah deskriptif. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial yang akan ditelitti secara menyeluruh, luas, dan mendalam. 13 Dari fokus masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini 13 Prof. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RD Bandung: Alfabeta, 2012, h. 209. 9 adalah bagaimana gambaran perilaku bersyukur pada lansia peserta pengajian Kitab Nashaihul Ibad di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 Cipayung. Adapun rincian rumusanmasalah secara khusus yaitu sebagai berikut: a. Bagaimana pemahaman para lansia peserta pengajian Kitab Nashaihul Ibad di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung mengenai makna nikmat b. Bagaimana pemahaman para lansia peserta pengajian Kitab Nashaihul Ibad di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung mengenai makna bersyukur? c. Bagaimana bentuk amalan dari perilaku bersyukur lansia peserta pengajian Kitab Nashaihul Ibad di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dari penelitian ini yaitu: a. Untuk mengetahui pemahaman makna nikmat pada lansia peserta pengajian kitab nashaihul ibad di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 Cipayung. b. Untuk mengetahui pemahaman makna bersyukur pada lansia peserta pengajian kitab nashaihul ibad di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 Cipayung 10 c. Untuk mengetahui bentuk amalan dari perilaku bersyukur yang dilakukan oleh para lansia peserta pengajian kitab nashaihul ibad di Panti Sosial Tresna Werdha PSTW Budi Mulia 1 Cipayung.

2. Manfaat Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, di antaranya adalah :

a. Manfaat Akademik

1 Memperluas pengetahuan bagi penulis, khususnya dibidang teori. 2 Melatih penulis dalam mendiskripsikan masalah-masalah yang sedang terjadi, khususnya di bidang Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

b. Manfaat Praktis

1 Dengan adanya penelitian ini penulis dapat berinterkasi, komunikasi dan bercampur dengan khalayak sasaran yang latar belakangnya berbeda. 2 Peneliti akan lebih mudah menyesuaikan strategi atau pendekatan yang akan digunakan pada khalayak sasaranklein. 3 Membantu pemerintah dalam mengurangi beban masyarakat mengenai permasalahan lansia dan membantu para lansia untuk tetap produktif minimal untuk dirinya sendiri.