46 akhir+65 tahun
Keputusasaan Integrity vs Despair
dalam siklus
kehidupan; memperoleh
kebijaksanaan dan
martabat.
37
Pada tahap terakhir perkembangan, manusia akan menoleh ke belakang dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan selama hidup. Jika
ia telah melakukan sesuatu yang baik dalam kehidupan maka integritas tercapai, tetapi jika sebaliknya maka ia akan cenderung merasa bersalah
dan kecewa.
38
Akibat perubahan fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan
dirinya dengan lingkungannya. Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa dewasa akhir ditandai dengan tiga gejala penting,
yaitu: 1
Perkembangan Keintiman Keintiman
dapat diartikan
sebagai suatu
kemampuan memperhatikan orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka.
Orang-orang yang tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang lain akan terisolasi. Menurut Erikson, pembentukan hubungan intim ini
merupakan tantangan utama yang dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
37
Yustinus Semiun, OFM.,Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud Yogyakarta: KANISIUS, 2006, h. 21.
38
Dwi Siswantara, “Teori Perkembangan Erik Erikson,” artikel ini diakses pada 30
Mei 2016
dari http:www.academia.edu8934685Teori_Perkembangan_Erick_Erikson?auto=dow
nload
47 2
Perkembangan Generatif Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh
yang dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai
jarak kehidupan cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian waktu masa anak-anak, seperti cara anak
muda memandang kehidupan, tetapi mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa ini, banyak orang
yang membangun kembali kehidupan mereka dalam pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu
yang masih tersisa. 3
Perkembangan Integritas Integritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson
yang terakhir.Integritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang,
produk-produk dan ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan berbagai keberhasilan dan kegagalan dalam
kehidupannya.Lawan dari integritas adalah keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan individu, terhadap
kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan hidup menjelang kematian.
39
39
Hariyanto, S.Pd., “Perkembangan Psikososial Masa Dewasa Akhir,” artikel ini diakses pada 30 Mei 2016 dari
http:belajarpsikologi.comperkembangan-psikososial- masa-dewasa-akhir
48
C. Pengajian Kitab Nashaihul Ibad
1. Pengertian Pengajian
Pengajian berasal dari kata “kaji” yang berarti pelajaran terutama dalam hal agama. Pengajian adalah 1 ajaran dan
pengajaran, 2 pembacaan al- Qur’an. Kata pengajian ini berbentuk
awalan “pe” dan akhiran “an” yang memiliki dua pengertian. Pertama yang berarti pengajaran ilmu-ilmu agama Islam. Kedua sebagai kata
benda yang menyatakan tempat untuk melaksanakan pengajaran agama Islam. Yang mendalam pemakaiannya banyak istilah yang digunakan
seperti dalam bahasa Arab disebut kuttab, dimasyarakat Minangkabau disebut dengan surau dan dimasyarakat Jawa disebut dengan
pengajian.
40
Pengajian merupakan kegiatan yang senantiasa berusaha untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan, meningkatkan ketakwaan dan
pengetahuan agama Islam serta kecakapan dalam rangka mencari ridha Allah SWT. Dengan demikian pengajian adalah kegiatan Islam yang
bercorak sederhana sebagai media penyampaian dakwah yang dilaksanakan secara berkala, teratur dan diikuti oleh para jama’ah.
Kegiatan pengajian terdapat beberapa elemen diantaranya ialah adanya narasumber atau ustadz, adanya jama’ah, adanya sarana serta
materi yang dipelajari. Dan dalam pelaksanaan pengajian yang digunakan dalam penyampaian adalah metode ceramah.
40
M. Firmansyah R. , “ Respon Jama’ah terhadap Pengajian Kitab Fikih Shalat Di Masjid
Riyadhul Jannah Gunung Putri Bogor,” Sripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008, h. 14.
49
a. Peran Pengajian
Pertama, dilihat dari segi tujuannya, pengajian adalah termasuk pelaksanaan dakwah sebagai syiar Islam yang berlandaskan al-
Qur’an dan al-Hadits. Kedua, dilihat dari segi strategi pembinaan umat,
pengajian merupakan wahana dakwah islamiyah yang murni ajarannya.
b. Fungsi Pengajian
1 Fungsi kemasyarakatan, pengajian merupakan salah satu lembaga sosial yang ada di sebuah instansi atau dimasyarakat,
yang turut serta menata keseimbangan dan keselarasan dalam masyarakat baik secara langsung atau tak langsung. Misalnya:
menampung zakat, infak dan sadaqah untuk disalurkan demi menyantuni fakir miskin dan anak yatim piatu.
b Fungsi pengajian sebagai pengajaran non formal, dimana pengajian itu mengadakan pengajaran yang fungsinya
menambah wawasan keislaman.
41
2. Pengertian Kitab
Kata kitab berasal dari bahasa Arab yaitu Kataba-Yaktubu- Kitaban-Kitaban yang artinya tulisan. Istilah kitab pada mulanya
diperkenalkan oleh kalangan luar pesantren sekitar dua dasawarsa silam dengan nada merendah pejonatif. Dalam pandangan mereka kitab
41
Firmansyah , “ Respon Jama’ah terhadap Pengajian Kitab Fikih Shalat Di Masjid
Riyadhul Jannah Gunung Putri Bogor ”, h. 15.
50 klasik sebagai kitab berkadar ilmu rendah, ketinggalan zaman, dan
menjadi salah satu penyebab stagnasi berfikir umat. Sebutan ini mulanya sangat menyakitkan memang, tetapi kemudian nama kitab
klasik diterima secara luas sebagai salah satu istilah teknis. Dikalangan masyarakat khususnya pesantren untuk menyebut kitab yang sama
bahkan karena tidak dilengkapi dengan sandang syakal, kitab klasik juga disebut oleh kalangan masyarakat awam “kitab gundul” dan arena
rentang waktu yang sangat jauh dari kemunculannya sekarang, tidak sedikit yang menjuluki kitab klasik dengan kitab kuno.
Kitab klasik disebut juga dengan kitab korosan, dinamakan kitab korosan karena halaman-halaman kitab tersebut berupa lembaran-
lembaran terurai tidak berjilid, masing-masing koras dengan delapan halaman. Maksudnya agar
memudahkan bagi jama’ah yang mengaji dan cukup membawa korosan yang dipelajari, jadi tidak perlu
membawa isi kitab yang sarat dengan halaman-halaman. Namun karena perkembangannya percetakan, maka akhir-akhir ini kitab-kitab klasik
tidak selalu dicetak dengan kitab kuning, sudah banyak diantaranya dicetak di atas kertas putih. Demikian juga sudah banyak yang tidak
gundul lagi, karena sudah diberi syakal yang merupakan tanda vocal untuk lebih memudahkan membacanya dan sebagian besar telah dijilid
rapih dengan kulit yang indah sebagai judul kitab.
42
42
Firmansyah , “ Respon Jama’ah terhadap Pengajian Kitab Fikih Shalat Di Masjid
Riyadhul Jannah Gunung Putri Bogor ”, h. 16.