Subjek Penelitian Subjek dan Objek Penelitian

16 observacy. Dalam hal ini pembimbing ikut berbaur dengan obyek yang diidentifikasi, atau mungkin pula ikut serta bermain peranan seperti yang diperankan obyeknya. Sehingga data yang diperoleh secara akurat dan obyektif sebagaimana adanya. Dan kedua, observasi non partisipan, yakni pembimbing berada di luar obyek atau peran yang sedang diidentifikasi, bisa dari jarak dekat atau jarak jauh. Artinya, pihak observer hanya mengamati dan mencatat fakta atau kejadian-kejadian yang tampak sebagaimana layaknya orang yang sedang mengamati sesuatu. Namun, pihak observer tetap mengikuti dan mencermati secara teliti atau seksama dari fakta-fakta yang sesungguhnya. 19 Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian langsung terhadap proses pemberian bimbingan islam melalui pengajian kitab nashaihul ibad di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung. Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan apa yang bisa dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang dibutuhkan. Karena tujuan dari observasiadalah semata-mata untuk memberikan gambaran tentang sesuatu. 20

b. Wawancara

Wawancara adalah satu cara atau teknik yang digunakan untuk mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mentalkejiwaan psikis yang ada pada diri terbimbing atau klien. Fakta dan data itu 19 Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, h. 124. 20 Soehartono, Metode Penelitian Sosial: Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, h. 53. 17 dapat dijadikan bahan dan gambaran empiris dari kondisi kejiwaan. Sebab secara umum wawancara lazimnya dilakukan dalam bentuk interpersonal face to face antara konselor dengan kliennya yang bertujuan untuk mengungkapkan sekitar hal-hal yang berkaitan dengan diri dan pribadi klien. 21 Wawancara dilakukan dengan bantuan alat komunikasiteknologi lainnya, seperti TV, Handphone, Recorder, dan sebagainya. Adanya instrumenalat bantu wawancara di atas, mengingat bahwa alat bantu tersebut dapat berfungsi sebagai berikut: 1 Alat kontrol materi, materi selalu dikembalikan pada permasalahan dalam bentuk pertanyaan. 2 Alat kontrol waktu, bagi interviewer dapat memperkirakan berapa waktu yang diperlukan untuk menghadapi satu responden guna menjawab setiap permasalahan secara tuntas. 3 Membantu untuk menghindari hasil wawancara yang mubazir sehingga tidak dapat dipergunakan untuk menganalisa permasalahan. 22 Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan klien.

c. Dokumentasi

21 Lutfi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, h. 122-123. 22 Subagyo, Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktek, h. 41.