Menyampaikan terimakasih pujian} Nama

91 Indikator : Lisan c. Menceritakan nikmat yang diperoleh kepada orang lain seperti dibina di panti, diberikan ilmu berupa keterampilan maupun pengajian yang diadakan di panti. Nur Syamsi Beliau berkenan menceritakan pengalaman beliau kepada peneliti. Menurut beliau nikmat itu merasa puas dengan apa yang beliau dapatkan dan disyukuri. Beliau bercerita mengenai perjalanan hidupnya kalau beliau pernah bekerja sebagai Cady di sebuah lapangan golf. Dari pekerjaannya tersebut, beliau mempunyai pengalaman mendampingi orang asal Kanada untuk bermain golf dan orang Kanada tersebut membuat pernyataan bahwa orang Indonesia itu “pencuri, pemalas, pembohong.” Kakek Syamsi tidak marah tetapi kata-kata tersebut menjadi cambukan untuk dirinya bahwa orang Indonesia tidak seperti itu. Hal itu beliau buktikan dalam kehidupannya seperti menyampaikan bingkisan untuk kakek teman sekamarnya walaupun sebelumnya temannya tidak melihat. Hal ini membuktikan bahwa dirinya bukan seorang pencuri dan pembohong. Selain itu, beliau juga bersedia menyiapkan seragam untuk para petugas panti dan beliau selalu datang lebih awal untuk berdzikir dan solat berjamaah. Aktivitas tersebut juga membuktikan bahwa dirinya bukan seorang pemalas. Kasmadi Tidak menceritakan nikmat yang diperoleh secara lengkap. Saat peneliti bertanya tentang nikmat, beliau hanya menjawab: “Nikmat itu banyak sekali Mba ya kita hidup ini saja sudah nikmat d ari Allah. Ya tinggal kitanya saja.” Saat peneliti bertanya tentang nikmat apa saja yang telah didapatkan, beliau menjawab: “Gimana ya, untuk jawaban seperti itu saya kurang ya Mba.” Tetapi peneliti menganggap beliau menempati poin ini karena beliau bersedia diwawancara dan menjawab beberapa pertanyaan yang peneliti ajukan. Abdullah bin Karim Kakek Abdullah mau bercerita tentang persoalan hidup beserta nikmat yang beliau peroleh kepada peneliti. Saat peneliti bertanya tentang nikmat, menurut Kakek Abdullah nikmat itu segala-galanya, sesuatu yang bagus dan indah yang dapat dinikmati dan merupakan keuntungan baginya. Beliau juga bercerita tentang kisah keluarganya serta perjalanan hidup yang telah dilaluinya serta bercerita pula bahwa ada seseorang dari Depok yang datang berkunjung dan bersedia membuatkan kaki palsu untuknya. Hj. Sa’adah Nenek Sa’adah tidak sungkan dalam menyampaikan nikmat serta perjalanan hidup yang telah dilaluinya kepada peneliti. Nikmat yang didapat dan diceritakan oleh beliau kepada peneliti yaitu berupa nikmat ibadah, berbuat baik serta menjaga kesucian hati serta nikmat jasmani yang masih bisa beliau rasakan sehingga dapat merawat Kakek. Ning Sundasih Nenek Ning bersedia berbincang dengan peneliti dan menceritakan pengalaman hidup serta nikmat yang didapat. Menurut beliau, nikmat yang didapat macam- macam, dahulu ditemani serta mendapat kasih sayang BapakIbu, kehidupan di 92 Indikator : Lisan c. Menceritakan nikmat yang diperoleh kepada orang lain panti kini pun beliau anggap karena banyak orang yang minta didoakan oleh Nenek Ning dengan menuliskan nama serta nama orang tua mereka pada catatan Nenek Ning. Tabel. 4.17 Analisis Aspek Syukur Amal dengan Indikator Perbuatan Bagian A Indikator : Perbuatan

a. Menguasai hawa nafsu Nama

ANALISIS Sri Handayani Beliau kurang mengontrol emosinya ketika seorang nenek datang memarahinya. Nenek Sri ikut terbawa marah. Nur Syamsi Beliau mau pergi ke Masjid terlebih dahulu menyempatkan diri untuk berdzikir, membantu mengantarkan pakaian dapat dikategorikan ke dalam poin ini karena beliau mampu menahan diri dari hawa nafsu bermalas-malasan. Kasmadi Beliau hidup dalam penyesalan namun beliau tidak larut dalam kemurungan. Kakek Kasmadi berusaha menguasai hawa nafsu beliau dengan memanfaatkan waktu yang masih Allah berikan untuk beribadah dan menuntut ilmu di panti. Abdullah bin Karim Kalau dikatakan menguasai hawa nafsu dalam menghadapi keluarga, beliau lebih kepada menghindarkan diri dari masalah yang terjadi karena beliau lebih memilih tinggal di panti untuk menghindari konflik yang lebih besar dengan keluarganya. Namun beliau juga dapat dikatakan menguasai hawa nafsu malas yang terdapat pada setiap manusia dengan tidak meratapi nasib serta berusaha melakukan ibadah serta hal bermanfaat lainnya yang masih dapat dilakukan tubuh seperti mengikuti solat berjamaah dan pengajian Kitab Nashaihul Ibad. Hj. Sa’adah Nenek Sa’adah sempat merasa lelah dan jenuh dalam merawat Kakek dan terbersit keinginan untuk meninggalkan Kakek namun beliau senantiasa mengingat Allah dengan beristigfar kepada-Nya sehingga terurungkanlah keinginan beliau tersebut. Ning Sundasih Nenek Ning pernah bercerita bahwa dahulu Nenek Ning suka solat berjamaah di Masjid namun karena ada beberapa nenek yang tidak menyukainya karena dianggap mengganggu saf dalam solat Nenek Ning tidak dapat solat berdiri melainkan duduk, Nenek Ning memilih untuk soalt di kamarnya tetapi pada waktu tertentu seperti ketika waktu solat datang sebelum maupun setelah pengajian, Nenek Ning ikut solat berjamaah walaupun beliau harus solat di bangku yang disediakan di Masjid.