85
Indikator : Tawadhu rendah hatitidak takabur
Kasmadi Saat peneliti bertanya kepada Kakek Kasmadi tentang perasaannya ketika
mengikuti pengajian Kitab N ashaihul Ibad maka jawaban beliau adalah “Terang
hatinya, namanya orang awam Mba. Dulu waktu kecil kan saya gak ngaji, gak sholat.” Peserta pengajian Kitab Nashaihul Ibad diberikan kitab secara geratis
tetapi tidak setiap saat lansia membawanya ketika mengaji namun ini berbeda dengan Kakek Kasmadi, beliau selalu membawa kitabnya dan ketika peneliti
bertanya kepada beliau mengapa beliau selalu membawa kitab, beliau menjawab sebagai berikut: “Maaf Mba ya, kalau yang lain mah mungkin sudah di luar
kepala tapi
saya mah belum.” Beliau merasa dirinya masih kurang namun tidak merendahkan orang lain. Peneliti merasa bahwa beliau memiliki poin tawadhu.
Abdullah bin Karim
Untuk dapat mengetahui apakah point tawadhu terdapat pada Kakek Abdullah, peneliti bertanya mengenai cara beliau bersyukur selama ini kepada Allah dan
jawaban beliau sebagai berikut: ““Kita bersyukur kita tunjukan seakan-akan kita berhadapan dengan Dia, baru kita jelaskan apa yang kita perbuat, kita khilaf.
Mudah-mudahan Allah terima kebaikan kita sama orang, bantuan kita terhadap orang lain, persoalan kita terhadap orang lain seperti persoalan dengan keluarga
yang sering terjadi, kita ga usah ungkit-ungkit, terserah Yang Maha Kuasa, Dia kan Maha Adil.” Pada perkataannya mengandung makna bahwa dirinya adalah
seorang hamba, makhluk ciptaan yang jauh dari kesempurnaan karena beliau tahu bahwa yang sempurna hanyalah Allah, hal ini ditunjukan melalui kata “kita
jelaskan apa yang kita perbuat, kita khilaf. Mudah-mudahan Allah terima kebaikan kita sama oran
g, …” Kalimat tersebut juga merupakan kalimat penghambaan dimana beliau berharap Allah menerima amalannya. Jadi dapat
dikatakan bahwa Kakek Abdullah memiliki poin tawadhu karena beliau menyadari posisinya sebagai hamba Allah.
Hj. Sa’adah
Beliau merupakan lulusan Akademik Sekretaris dan beliau berparas cantik. Beliau juga mempunyai uang pensiun dari mendiang suaminya. Atas dasar rasa
kemanusiaan dan rasa kasih sayang yang timbul karena melihat kondisi ipar dan istrinya, beliau rela meninggalkan kemewahan yang ada pada dirinya demi
merawat ipar yang kini telah menjadi suaminya. Menurut peneliti, beliau memiliki poin tawadhu. Beliau lebih mengutamakan kemanusiaan dibandingkan
dengan kemewahan yang ada pada dirinya.
Ning Sundasih Saat penelitti bertanya tentang cara Nenek Ning bersyukur kepada Allah, beliau
menjawab: “Berdoa sama Yang Kuasa.” Seseorang yang masih berdoa kepada penciptanya, dia menyadari bahwa dirinya tak mampu berdiri sendiri, itu
menandakan bahwa dirinya bergantung kepada Allah. Seseorang yang sadar bahwa dirinya bergantung dan akan selalu bergantung dengan selalu
memanjatkan doa maka seseorang tersebut dapat dinyatakan tawadhu, dia sadar bahwa dia lemah tanpa pertolongan Allah.
86
3. AMAL
Tabel. 4.12 Analisis Aspek Syukur Amal dengan Indikator Hati
Bagian A Indikator : Hati
a. merasakan pemberian yang didapat sangat berharga sehingga meningkatkan
motivasi untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah Nama
ANALISIS Sri Handayani
Iya, beliau menghargai pemberian orang lain seperti obat-obatan, kitab dan lainnya, beliau giat mengaji dan beribadah.
Nur Syamsi Iya, beliau selalu berusaha untuk bersyukur atas apa yang didapat dan selalu
berusaha memperbaiki diri khususnya kepada Allah. Hal ini peneliti ketahui dari Pak Ustadz Jufri, menurut Pak Ustadz Jufri setelah beliau berbincang dengan
Kakek Syamsi mengenai dzikir, Kakek Syamsi terlihat lebih giat dalam berdzikir dan ini teramati ketika Kakek Syamsi datang lebih awal sebelum adzan
berkumandang dan beliau sholat sunah dan duduk memegang tasbih digital. Hal ini juga diperjelas oleh pernyataan pendamping lansia yaitu Bapak Akhyar
sebagaimana berikut: “Terutama shalatnya konsisten dari subuh sampai isya ditambah lagi dengan dzikir. Seperti yang pernah dijelaskan Pak Jufri tentang
lafadz Laa ilaha illallah, yang mengikuti Kek Syamsi
dan Kek Kasmadi.”
Kasmadi Setiap lansia yang mengikuti pengajian Kitab Nashaihul Ibad mendaparkan kitab
secara gratis. Kakek Kasmadi begitu rajin dalam beribadah, beliau juga sangat rajin dalam mengikuti pengajian khususnya pengajian Kitab Nashaihul Ibad. Dari
sekian peserta pengajian, beliau yang selalu terlihat membawa kitab. Setelah mendapatkan materi dari pengajian, beliau berusaha untuk meningkatkan
ibadahnya yaitu konsisten melaksanakan sol
at berjama’ah dari subuh sampai isya dan mengamalkan dzikir Laa ilaha illallah sebagaimana peneliti ketahui
informasi ini dari pendamping lansia yaitu Bapak Akhyar. Beliau juga berharap bahwa dengan beliau mengikuti pengajian Kitab Nashaihul Ibad beliau dapat
mengetahui amalan yang bisa menjadi bekal di akhirat serta penghapus dosa-dosa beliau dan harapan meninggal secara husnul khotimah dapat terwujud.
Abdullah bin Karim
Perilaku bersyukur Kakek Abdullah pada poin ini terjawab melalui wawancara ketika peneliti menanyakan tentang amalan yang Kakek lakukan dari
penyampaian materi Kitab Nashaihul Ibad, beliau menjawab: “Tidak ada yang kita buktikan. Kita menyimpan dalam ingatan, pikiran tentang penjelasan,
tentang petunjuk-petunjuk ustadz itu. Sembahyang lima waktu, kalau dalam perjalanan kita ketinggalan suatu waktu kita harus ganti. Kita kalau sudah
87
Indikator : Hati a. merasakan pemberian yang didapat sangat berharga sehingga meningkatkan
motivasi untuk menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah mengerti betul tentang agama takut untuk meninggalkan apa yang harus
kita lakukan dalam agama itu . Ya seperti dalam penjelasan tentang pergaulan
kita, tentang hal-hal yang harus kita ambil, yang tidak baik untuk kita, kita harus buang, kalau ketemu kawan-kawan kita ada rizki kita berikan. Misalnya kita
ngasih sesuatu kepada orang lain itu kan pahala untuk kita tapi untuk pahala itu kita tidak boleh mengungkit, itu terserah kepada Yang Maha
Menentukan
, kita tidak boleh mengungkit pemberian kita terhadap orang lain.”
Hj. Sa’adah Nenek Sa’adah memiliki kenikmatan harta yang bisa dibilang lebih. Kakak beliau
juga serupa bahkan Nenek Sa’adah ditawari untuk menempati salah satu rumahnya. Namun karena Allah mempertemukan beliau dengan iparnya yang
membutuhkan bantuan, Nenek Sa’adah rela menjual rumahnya dan tinggal di panti bersama iparnya yang kini menjadi suami. Walaupun beliau merasa
menyesal dan tidak kuat dalam merawat suaminya namun beliau beristigfar. Beliau tidak ingin Kakek meninggal. Perasaan kasihan yang kuat kini menjadi
motivasi beliau untuk tetap merawat Kakek. Secara hati, beliau dapat dikatakan bersyukur karena beliau lebih memilih membantu iparnya daripada kemewahan
yang harus didapatkan dengan tidak memperdulikan nilai kemanusiaan yaitu menelantarkan ipar yang membutuhkan bantuan.
Ning Sundasih Bagi Nenek Ning, nikmat yang didapatkan tidak hanya satu macam, misalnya
kehidupan dahulu ditemani Bapak Ibu serta diberikan kasih sayang, kini kehidupan di panti terasa nikmat karena beliau merasa diberikan kepercayaan
oleh Allah untuk membantu mendoakan orang-orang, hal itu diketahui dari catatan yang berisi daftar orang-orang yang minta didoakan. Dengan berdoa dan
banyaknya orang yang minta didoakan secara otomatis akan semakin mengingatkan dan mendekatkan dirinya kepada Allah. Peneliti dapat
medeskripsikan bahwa Nenek Ning bersyukur pada poin ini karena jawaban beliau dalam menjelaskan nikmat yang telah didapatkannya serta tersenyum
bahagia ketika menunjukan daftar orang-orang yang meminta bantuan doanya.
88
Tabel. 4.13 Analisis Aspek Syukur Amal dengan Indikator Hati
bagian B Indikator : Hati {
b. Selalu ingat kepada pemberi nikmat sehingga merasa dekat dengan Allah
terlihat tenang} Nama
ANALISIS Sri Handayani
Nenek Sri terlihat tenang saat beliau sedang membaca buku terlebih jika sedang membaca al-
qur’an.
Nur Syamsi Kakek Syamsi senantiasa terlihat tenang. Dari jawaban beliau bahwa kita harus
senantiasa bersyukur karena hanya ada dua pilihan yaitu nikmat akan ditambahkan jika kita senantiasa bersyukur dimana rasa syukur itu akan
menambah kedekatan seorang hamba dengan pencipta-Nya atau azab Allah yang akan datang menimpanya jika dirinya tidak bersyukur atas apa yang telah Allah
berikan kepadanya. Dari deskripsi jawaban beliau dapat dikatakan bahwa beliau senantiasa mengingat Allah karena beliau harus senantiasa bersyukur atas apa
yang telah Allah berikan dan Allah tetapkan pada dirinya. Jika seseorang pandai bersyukur maka jiwanya akan merasa tenang dan akan terpancar pada fisiknya.
Kasmadi
Berdasarkan jawaban beliau mengenai cara bersyukur, beliau menjawab: “Ya dengan kita bertaqwa kepada-
Nya.” Berdasarkan observasi yang dilakukan dan dari informasi yang peneliti dapatkan dari pendamping lansia yaitu Pak Akhyar,
Kakek Kasmadi menunjukan perilaku yang baik dan tergolong konsisten dalam ibadah solat wajib berjama’ah. Jadi perkataan beliau sesuai dengan perbuatan
yang teramati. Seseorang yang bertaqwa kepada Sang Pencipta, ia akan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Dapat dikatakan bahwa Kakek
Kasmadi memiliki poin ini.
Abdullah bin Karim
Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada dirinya serta pengalaman dan ucapan, Kakek Abdullah selalu berusaha mengamalkan apa yang beliau dapatkan
terutama solat. Walaupun beliau diberikan musibah yang menyebabkan kakinya harus diamputasi, beliau tidak pernah berputus asa. Beliau juga tidak menyimpan
dendam kepada keluarganya. Beliau yakin bahwa Allah Maha Adil. Ketenangan juga selalu terpancar dari wajahnya. Dari ilmu yang beliau dapatkan dan beliau
berikan bahwa kita beramal dengan sebaik mungkin tanpa mengungkit amalan kita dan tanpa melihat berpahala atau tidaknya amalan tersebut karena menurut
beliau itu merupakan hak prerogative Allah. Berdasarkan hal tersebut, beliau dapat dikatakan bersyukur pada poin ini.
Hj. Sa’adah
Apabila masalah melanda dirinya serta dirinya sedang merasa terbebani dalam merawat Kakek, beliau senantiasa beristigfar. Berdasarkan pernyataan beliau
dalam wawancara, beliau tidak dapat solat berdiri dan solat berjamaah di Masjid