DASAR HUKUM KESIMPULAN DAN SARAN

tuakeluarga di rumah atau tempat tempat lain, di mana proses belajar mengajar berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal. Sekolah Rumah dikla- sifikasikan ke dalam beberapa format; a Sekolah Rumah Tunggal yang dilaksanakan oleh orang tua dalam satu keluar- ga dan tidak bergabung dengan keluarga lain, b Sekolah Rumah Majemuk yang dilaksanakan oleh orang tua dari dua atau lebih keluarga lain yang menerapkan Sekolah Rumah, dan c Komunitas Sekolah Rumah yang merupakan gabungan beberapa Sekolah Rumah Majemuk. Khusus untuk sekolah rumah, peserta didik dan orang tua harus: 1. Mendaftarkan diri ke lembaga pendidikan nonformal PK- BM, SKB, atau lembagayayasan lain atau Dinas Pendi- dikan yang terdekat, sehingga secara administrasi ter- catat menjadi peserta didik di lembaga tersebut; 2. Menyerahkan hasil belajar dan evaluasi belajar secara periodik ke lembaga atau Dinas Pendidikan tersebut; 3. Mengikuti tes formatif dan tes sumatif untuk menentukan kenaikan kelas yang diselenggarakan oleh lembaga atau Dinas Pendidikan tempat mendaftarkan diri.

6. Sekolah Kelas Campuran

Sekolah Kelas Campuran yang biasa dikenal dengan “Multy Grade Teaching’ atau juga “Multigrade Class” adalah sekolah di mana peserta didik yang berbeda beda tingkatan level kelas di campur dan ditempatkan dalam satu kelas. Sekolah jenis ini banyak ditemukan tidak saja di negara-negara mem- 11 Pedoman Penyelenggaraan Program Paket C Umum Pendidikan Kesetaraan Paket A, B, dan Paket C.

3. Pondok Pesantren

Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendi- dikan tertua di Indonesia, di bawah pengawasan Departemen Agama. Hingga saat ini terdapat sekitar 14.000 pondok pe- santren yang tersebar di seluruh tanah air. Sebagian besar pondok pesantren berada di daerah daerah perdesaan dengan peserta didik yang sebagian besar adalah dari berbagai ka- langan masyarakat yang belajar tentang agama islam. De- ngan penandatanganan MoU dan kerjasama antara Depar- temen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional, banyak pondok pesantren yang menyelenggarakan program Pendi- dikan Kesetaraan Paket A, Paket B, dan Paket C.

4. Majelis Taklim

Majelis taklim, yang secara literal berarti “tempat pem- belajaran” merupakan suatu wadah di mana suatu kelompok masyarakat bertemu untuk belajar dan mendalami ajaran agama Islam. Majelis taklim bersifat nonformal dan tumbuh semarak di seluruh pelosok tanah air, baik melalui organisasi organisasi keagamaan maupun organisasi organisasi masya- rakat. Sebagai perkumpulan masyarakat yang berbasis pen- didikan, MajelisTaklim dapat menyelenggarakan Pendidikan Kesetaraan program Paket A, Paket B, dan Paket C.

5. Sekolah Rumah

Pendidikan Kesetaraan menjadi sistem alternatif bagi Sekolah Rumah. Sekolah Rumah adalah layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang 10 Pedoman Penyelenggaraan Program Paket C Umum Nasional, dapat menjadi penyelenggara dan tempat penye- lenggaraan pendidikan kesetaraan seperti Lembaga Pemasya- rakatan, Rumah Singgah untuk anak jalanan dan lainnya yang sejenis baik laki-laki maupun perempuan.

D. PESERTA DIDIK

Peserta didik program Paket C umum Setara SMAMA adalah dapat berasal dari warga masyarakat: 1. Lulusan Paket BSMPMTs, atau sederajat; 2. Putus SMAMA atau sederajat; 3. Tidak sedang menempuh sekolah formal; 4. Tidak dapat bersekolah karena berbagai faktor waktu, geografi, ekonomi, sosial, hukum, dan keyakinan; 5. Prioritas bagi mereka yang berminat untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi atau ingin memperoleh ijazah sebagai persyaratan kerja; 6. Calon peserta didik yang sudah tidak mengikuti pembe- lajaran minimal satu tahun harus dilakukan tes penem- patan terlebih dahulu.

E. TENAGA PENDIDIK

Tutor program Paket C Umum diharapkan memenuhi per- syaratan minimal: 1. Berijazah D3, diutamakan memiliki latar belakang pen- didikan keguruan, atau guru SMASMKMAK dengan mata pelajaran sesuai materi yang diajarkan; 13 Pedoman Penyelenggaraan Program Paket C Umum bangun tapi juga di negara negara industri. Sekolah jenis ini muncul akibat dari jumlah guru yang lebih sedikit dari jumlah kelas yang ada. Sehingga seorang guru harus mengajar lebih dari satu mata pelajaran dalam satu kelas dan dalam waktu yang sama. Jenis sekolah ini dapat menyelenggarakan pro- gram Pendidikan Kesetaraan. Bahkan, model sekolah ini akan lebih sesuai dengan program Pendidikan Kesetaraan yang menawarkan sistem Satuan Kredit Kompetensi SKK dan sistem pindah jalur bagi peserta didik multy entry, multy exit.

7. Susteran

Susteran merupakan lembaga pendidikan untuk para bia- rawati di lingkungan umat Kristen Katolik, dapat menjadi penyelenggara Pendidikan Kesetaraan. Susteran yang terse- bar di berbagai daerah di Indonesia baik dengan yang meng- gunakan sarana dan prasarana gereja maupun yang terpisah dari gereja dapat berperan penting dalam memperluas akses dan meningkatkan mutu Pendidikan Kesetaraan di lingkungan umat Kristen Katolik serta masyarakat lain di sekitarnya.

8. PusatBadan Pendidikan Latihan dan Unit Pelaksana Teknis

Dalam rangka memperluas akses pendidikan kesetaraan, Departemen Pendidikan Nasional telah menjalin kerjasama dengan berbagai DepartemenLembaga. Pusat pusat Pendi- dikan dan Latihan maupun Unit Pelaksana Teknis yang dimi- liki oleh berbagai DepartemenLembaga, khususnya yang telah menjalin kerjasama dengan Departemen Pendidikan 12 Pedoman Penyelenggaraan Program Paket C Umum