Ciri Cerita Anak Membaca Cerita Anak

utama yang berasal dari alam hidup bukan manusia, dan 3 tokoh utama berasal dari alam manusia Sarumpaet, 1974: 34. Bagaimanapun, tokoh-tokoh dalam cerita anak harus bertingkah wajar dan hidup. Tindakan-tindakan tokoh itu harus jelas sebab-akibatnya. Selain itu harus ada kejujuran penyajian. Artinya, tindakan- tindakan atau tokoh-tokoh yang jahat juga ditampilkan secara jujur dan tidak hanya tindakan dan tokoh yang baik saja yang ditonjolkan. c. Latar Latar dalam cerita anak bisa dilihat dari isi cerita anak itu sendiri. Pada umumnya penggambaran latar pada cerita anak tidak serinci cerita orang dewasa. Dalam cerita anak, latar digunakan untuk memancing imajinasi dan antusiasme anak. Oleh karena itu, sering digunakan latar tempat-tempat yang menakjubkan, seperti gua-gua, gunung, kayangan atau surga, istana kerajaan, atau gemerlap kota metropolitan. Adapun mengenai latar waktu, biasanya juga menampilkan latar lampau, kini, dan yang akan datang. Menurut Nurgiyantoro 2005: 249 dalam cerita, latar digunakan sebagai pijakan pembaca untuk ikut masuk mengikuti alur cerita dan sekaligus mengembangkan imajinasi, maka diperlukan kejelasan deskripsi latar. d. Sudut pandang Sudut pandang atau pusat pengisahan adalah sudut tinjau yang diambil pengarang dalam menuturkan kisahnya. Berdasarkan pusat pengisahan ini, pengarang akan memusatkan perhatian dan penuturannya pada unsur-unsur tertentu dalam suatu peristiwa Sarumpaet, 1976: 32. Menurut Sayuti dalam Wiyatmi, 2008: 41 sudut pandang dibedakan menjadi sudut pandang orang pertama dan orang ketiga. Masing-masing sudut pandang tersebut dibedakan lagi menjadi: 1 sudut pandang akuan sertaan, pencerita adalah tokoh utama, memakai kata ganti aku, 2 sudut pandang akuan taksertaan, yaitu pencerita tokoh pembantu, 3 sudut pandang diaan mahatahu, yaitu pencerita berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang mengetahui banyak hal tentang tokoh, 4 sudut pandang diaan terbatas, yaitu hampir sama dengan dengan diaan mahatahu tetapi pencerita hanya menceritakan tokoh yang menjadi tumpuan cerita saja. Pusat pengisahan ini juga yang akan memperjelas amanat cerita. Karena itu, pemilihan pusat pengisahan penting dalam penulisan cerita anak. Pusat pengisahan yang sesuai untuk anak adalah jika pencerita membiarkan tokoh utama bertutur sendiri. Dengan kata lain, pengarang menggunakan pusat pengisahan atau sudut pandang orang pertama. Akan tetapi pusat pengisahan yang bertolak dari sudut pandang orang ketiga juga dapat digunakan, dengan syarat, pengarang bercerita secara analitik. Artinya, pengarang tidak hanya bertindak sebagai pengamat, tetapi juga menyelam dalam peristiwa yang diceritakannya Sarumapet, 1976:32. e. Alur Dalam cerita anak cenderung menggunakan alur yang datar dan tidak serumit cerita orang dewasa. Hal itu dikarenakan pengalaman dan daya pikir anak yang terbatas untuk memahami ide-ide yang rumit. Alur datar dijabarkan melalui gaya bercerita secara langsung. Artinya, cerita yang disajikan tidak bertele-tele atau berbelit-belit. Dalam menjalin peristiwa dan menampilkan tokoh seputar tema harus diperhatikan faktor kejelasan penyebabnya. Alur tidak hanya dinamis dan hidup, tetapi harus dilandaskan pada penyebab yang jelas Sarumpaet, 1976: 31. Secara sederhana menurut Wiyatmi 2008:37 alur dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal berisi eksposisi yang mengandung instabilitas pengenalan dan konflik. Bagian tengah mengandung klimaks yang merupakan puncak konflik masalah. Bagian akhir adalah denoument yaitu penyelesaian atau pemecahan masalah. f. Amanat Moral atau amanat merupakan cerminan kehidupan sosial budaya pengarang yang bersangkutan, pandangan mengenai nilai-nilai kebenaran yang ingin disampaikan kepada pembaca Nurgiyantoro, 2010:321. Setiap cerita pasti mengandung penerapan moral dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuai dengan pesan yang akan disampaikan.

4. Jenis Cerita Fiksi Anak

Menurut Nurgiyantoro 2005:286 jenis cerita fiksi anak jika dilihat dari panjang pendeknya cerita ada dua, yaitu novel dan cerpen, sedangkan jika dilihat dari isinya terdiri dari 3 jenis yaitu, fiksi realistis, fantasi, historis. Fiksi realistis adalah cerita yang berkisah tentang isu-isu pengalaman kehidupan anak secara nyata, berkisah tentang realitas kehidupan Mitchell via Nurgiyantoro, 2005:289. Cerita realitas fiksi realistis menampilkan model