Pembelajaran Membaca Sastra KAJIAN TEORI
Kedua, gaya penyampaian langsung. Cerita anak harus dideskripsikan sesingkat mungkin dan menuju sasarannya langsung, mengetengahkan aksi yang
dinamis dan jelas sebab-akibatnya. Dalam cerita anak, deskripsi tersebut disertai dengan dialog yang wajar, organis, dan hidup. Melalui pengisahan dan dialog
tersebut, terwujud suasana dan tersaji tokoh-tokoh yang jelas, baik sifat, peran, maupun fungsinya dalam cerita.
Ketiga, fungsi terapan dalam cerita anak, maksudnya buku anak ditulis oleh orang dewasa, maka fungsi terapan ini seringkali menampung kecenderungan
penulisnya untuk menggurui. Bacaan anak-anak selalu ditandai adanya hal-hal yang informatif, oleh adanya elemen-elemen yang bermanfaat, baik untuk
pengetahuan umum atau keterampilan, maupun untuk pertumbuhan anak-anak. Fungsi terapan dalam bacaan anak-anak ditunjukkan antara lain oleh adanya
unsur-unsur yang dapat menambah pengetahuan umum. Penyajian elemen-elemen terapan dan informasi dapat dilakukan dengan
cara langsung tanpa menimbulkan kesan menggurui. Cara penyajian sebaiknya ditempuh dengan bijaksana dan cermat, tidak berkepanjangan, tetapi tidak
tergesa-gesa, dengan kecermatan yang tepat dan jelas. Selain tiga ciri tersebut, menurut Nurgiyantoro 2005: 8 ada tambahan
yang menjadi ciri khas cerita anak adalah cerita harus berdasarkan sudut pandang anak. Artinya, kandungan cerita yang dikisahkan haruslah berangkat dari sudut
pandang anak dalam memandang dan memperlakukan sesuatu, dan sesuatu itu haruslah berada dalam jangkauan pemahaman emosional dan pikiran anak.