Tes Kemampuan Membaca KAJIAN TEORI

Agus Purnomo karya sastra yang digunakan adalah hikayat, sedangkan dalam penelitian ini adalah cerita anak.

G. Kerangka Pikir

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan, informasi, dan pengetahuan dari penulis yang disampaikan melalui media yang berupa simbol-simbol bahasa tulis. Membaca yang baik adalah membaca yang mengerti isi bacaan secara keseluruhan. Mengerti isi bacaan, dalam hal ini bacaan cerita berarti harus mengerti unsur-unsur pembangun dalam cerita yaitu unsur intrinsik cerita. Pemilihan strategi membaca yang tepat dapat mempengaruhi pemahaman terhadap bacaan. Strategi pembelajaran yang bisa digunakan adalah strategi pemetaan cerita rumpang dan strategi pemetaan episodik. Strategi pemetaan cerita rumpang adalah sebuah strategi pembuatan cerita untuk menggambarkan struktur dan isi semantik dari teks. Struktur itu adalah unsur intrinsik dalam cerita yang mencakup tema, tokoh, latar, sudut pandang, alur, dan amanat. Strategi ini menguraikan banyak unsur instrinsik dengan tujuan agar siswa lebih paham dengan isi cerita. Selain menguraikan cerita, dalam stategi ini juga ada tahap siswa mengisi bagian rumpang cerita. Bagian rumpang tersebut telah disediakan guru. Selanjutnya, strategi yang bisa diterapkan dalam pembelajaran membaca cerita anak adalah strategi pemetaan episodik. Pemetaan episodik adalah strategi pembelajaran yang mengajarkan pengetahuan tentang struktur sebuah teks untuk membantu siswa menciptakan kemampuan mengidentifikasi dan mengikuti struktur utama di dalam sebuah teks yang digambarkan melalui sebuah pemetaan. Struktur yang dapat dipetakan adalah latar, alur, klimaks, tema, dan kesimpulan cerita resolusi. Kedua strategi tersebut sama-sama menguraikan unsur intrinsik yang ada dalam cerita. Namun, pada strategi pemetaan cerita rumpang unsur yang dipetakan lebih banyak daripada strategi pemetaan episodik. Semakin banyak unsur yang dipetakan maka siswa akan lebih paham dengan isi bacaan. Selain itu, dalam strategi pemetaan cerita rumpang ada tahap mengisi bagian cerita yang rumpang. Hal ini juga menjadi keunggulan strategi pemetaan cerita rumpang karena saat siswa menguraikan cerita ada beberapa bagian yang sudah diisi oleh guru, siswa tinggal mengisi bagian yang rumpang saja. Siswa menjadi lebih bersemangat dalam memetakan cerita. Berdasarkan teori yang telah disampaikan, penggunaan strategi pemetaan cerita rumpang dirasa lebih efektif daripada penggunaan strategi pemetaan episodik dalam pembelajaran membaca cerita anak. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan hal ini.

H. Hipotesis

Berdasarkan teori-teori yang telah disusun dalam penelitian ini diajukan hipotesis sebagai berikut. Hipotesis Pertama Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca cerita anak antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pemetaan cerita rumpang dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pemetaan episodik pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Klaten. Ha : terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan membaca cerita anak antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pemetaan cerita rumpang dan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pemetaan episodik pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Klaten. Hipotesis Kedua Ho : Pembelajaran membaca cerita anak menggunakan strategi pemetaan cerita rumpang tidak lebih efektif dibandingkan pembelajaran membaca cerita anak menggunakan strategi pemetaan episodik pada siswa kelas VII SMP N 3 Klaten. Ha : Pembelajaran membaca cerita anak menggunakan strategi pemetaan cerita rumpang lebih efektif dibandingkan pembelajaran membaca cerita anak menggunakan strategi pemetaan episodik pada siswa kelas VII SMP N 3 Klaten.