Strategi Pembelajaran dalam Membaca Sastra

urutan kemunculan dalam teks, yang dimaksud dalam hal ini adalah siswa mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dalam cerita yang telah dibaca. Selanjutnya, guru menyuruh siswa untuk berkelompok. Setelah berkelompok, siswa berdiskusi dengan kelompoknya mengenai identifikasi unsur intrinsik yang sebelumnya telah mereka kerjakan sendiri. Setelah siswa selesai berdiskusi, guru menunjukkan contoh peta cerita rumpang. Selanjutnya, secara berkelompok siswa membuat peta cerita dengan cara meletakkan gagasan utama pada lingkaran atau bentuk lain ditengah peta tersebut. Setelah itu, siswa membuat garis-garis yang menghubungkan lingkaran di tengah dengan kejadiankarakter lainnya. Garis-garis ini ditempatkan simetris mengitari lingkaran di tengah yang mengandung gagasan utama. Lalu, siswa menuliskan kejadian-kajadian pada garis yang telah dibuat. Hampir serupa, masukkan sub kejadian dan sub konsep pada kejadiankonsep utama. Siswa dapat memvariasikan bentuk untuk mencakup gagasan-gagasan tersebut agar struktur peta dapat lebih mudah dipahami, contohnya, dapat menggunakan satu bentuk yang sama untuk menandai gagasan pokok, bentuk lain untuk gagasan penjelaspendukung. Siswa juga dapat menggunakan berbagai warna jika diinginkan. Setelah siswa selesai memetakan cerita, langkah selanjutnya yaitu, guru memberikan peta cerita yang telah dirumpangkan sebelumnya kepada siswa. secara individu siswa menjawabmengisi bagaian yang rumpang. Hal ini dilakukan untuk mengukur dan memperdalam pemahaman siswa terhadap cerita. Apabila siswa telah selesai mengisi bagian yang rumpang, selanjutnya siswa dan guru berdiskusi mengenai jawaban yang benar mengenai bagian yang rumpang.

2. Strategi Pemetaan Episodik

Strategi pemetaan episodik menurut DavisMcPherson via Wiesendanger, 2002:88 adalah pengembangan dari pemetaan semantik tradisional dan digunakan untuk teks naratif. Berdasarkan hal ini, sebagian cerita terdiri dari beberapa unsur utama yang mengikuti struktur tertentu. Apabila paham terhadap struktur cerita maka pembaca akan lebih mudah untuk mengingat isi cerita, memperkirakan apa yang mungkin akan terjadi selanjutnya dalam cerita, dan membuat skema yang tepat. Unsur yang dipetakan adalah latar, masalah konflik, klimaks alur utama, tema, kesimpulan cerita. Gambar 1: Contoh Pemetaan Episodik Latar Tema Kesimpulan Major episodic klimaks Masalah Sekitar rumah tetangga John Harus memberikan penjelasan yang lengkap agar seseorang paham yang kamu maksud John belajar tentang memberikan informasi yang jelas untuk menemukan anjingnya Williy hilang John ingin menemukan Willy Tidak ada yang melihat Willy John bertanya kepada semua orang apakah mereka melihat Willy Willy ditemukan John sadar tak seorangpun tahu bahwa Willy adalah anjing Sebuah Cerita Langkah-langkah penerapan penggunaan strategi pemetaan episodik dalam pembelajaran membaca cerita anak adalah sebagai berikut. a. Pengenalan strategi Pada tahap ini guru menjelaskan dan mengenalkan kepada siswa tentang strategi pemetaan episodik. Pengenalan strategi ini bertujuan agar siswa mendapat gambaran mengenai apa yang akan dilakukan saat pembelajaran. Siswa perlu memahami langkah-langkah yang akan dilakukan dalam strategi ini. kemudian siswa juga dijelaskan cara memetakan cerita, hal penting yang perlu diperhatikan adalah dorong siswa untuk turut aktif dalam diskusi pada langkah selanjutnya yang memakai metode diskusi. b. Penjelasan 5 Unsur Cerita latar, konflikmasalah, klimaks alur utama, tema, kesimpulan. Latar disebut juga sebagai landas tumpu yang menyaran pada tempat, waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan Abrams dalam Nurgiyantoro, 2010: 216. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh- sungguh ada dan terjadi. Unsur selanjutnya adalah masalah konflik, dalam sebuah cerita tersusun dari berbagai peristiwa. Berdasarkan urutan peristiwa yang terjadi dalam cerita pasti terdapat konflik. Menurut Nurgiyantoro 2010:122 konflik adalah kejadian yang tergolong penting peristiwa utama, ini merupakan unsur esensial dalam pengembangan alur. Konflik merupakam sesuatu yang bersifat tidak