Strategi Pemetaan Episodik Penerapan Strategi Pemetaan Cerita Rumpang dan Pemetaan Episodik

1 Memetakan cerita Siswa membaca cerita. Setelah itu siswa memetakan cerita tersebut berdasarkan 5 unsur yang telah dijelaskan sebelumnya. Namun, dalam tahap ini belum semua aspek dipetakan, pilih maksimal tiga unsur untuk dipetakan. 2 Diskusikan hasil pemetaan yang telah dibuat dengan siswa. Jelaskan mengenai hasil pemetaan yang telah dibuat. Ajak semua siswa untuk aktif dalam diskusi. e. Praktik Lanjutan Sisa unsur yang belum diselesaikan pada tahap sebelumnya diselesaikan pada tahap ini. Biarkan siswa menyelesaikan pemetaan tanpa panduan dari guru. Setelah selesai, tulis kerangka pemetaan tersebut di papan tulis. Berikan koreksi hasil pemetaan siswa jika diperlukan.

E. Tes Kemampuan Membaca

Kemampuan membaca siswa dapat diukur sebagai hasil pelaksanaan pembelajaran membaca. Kemampuan membaca siswa dimaksudkan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa untuk memahami bacaan. Tes kemampuan membaca ditujukan untuk mengukur kompetensi siswa dalam memahami isi informasi yang ada pada bacaan.penyusunan tes kemampuan membaca dalam penelitian ini didasarkan pada Taksonomi Barret. Menurut Supriyono tingkat kemampuan membaca siswa dapat diukur melalui taksonomi Barret yang memiliki lima kategori prinsip dasar pelaksanaan membaca pemahaman, yaitu pemahaman literal, reorganisasi, pemahaman inferensial, evaluasi, dan apresiasi. 1 Pemahaman Literal Pemahaman literal merupakan tingkat pemahaman paling rendah. Pada pemahaman literal, guru membantu dan membimbing siswa agar dapat memahami pokok-pokok pikiran dan informasi yang tersurat dalam wacana. Pembaca siswa hanya menangkap makna secara eksplisit yang terdapat dalam wacana. 2 Mereorganisasi Mereorganisasi merupakan pemahaman yang menghendaki siswa untuk menganalisis, mensintesis, dan menyusun informasi yang dinyatakan secara tersurat dalam wacana atau bacaan. Siswa melakukan parafrase atau meringkas isi wacana. 3 Pemahaman Inferensial Pemahaman inferensial mengharuskan pembaca melakukan penafsiran terhadap bacaan secara tersirat. Siswa memperoleh pemahaman makna eksplisit dengan proses berpikir, baik divergen dan konvergen yang menggunakan intuisi dan imajinasi siswa. 4 Evaluasi Evaluasi merupakan tahapan untuk membantu siswa agar mampu membuat opini tentang isi wacana terkait dengan kualitas, ketelitian, kebergunaan atau kebermanfaatan ide dalam wacana. Penilaian diberlakukan pada benar tidaknya bahasa yang digunakan, kesimpulan penulis, dan informasi yang disampaikan disesuaikan dengan fakta. Selain itu, perlu diberlakukan juga pada lengkap tidaknya informasi yang diberikan oleh penulis. 5 Apresiasi Apresiasi merupakan tahapan untuk membantu siswa untuk melakukan apresiasi terhadap maksud penulis dengan melibatkan dimensi afektif. Apresiasi menghendaki pembaca untuk peka pada suatu karya secara emosional dan estetis, serta memberikan reaksi terhadap nilai-nilai artistik yang ada dalam wacana.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ageng Pangestuti 2013 dengan judul Kefektifan Penggunaan Strategi Kegiatan Pengamatan Terarah dalam Pembelajaran Membaca Cerita Anak Siswa Kelas VII SMP 4 Ngaglik Sleman . Pada penelitian ini membuktikan bahwa strategi pengamatan terarah efektif digunakan dalam pembelajaran membaca cerita anak. Persamaan kedua penelitian ini sama-sama membahas tentang keterampilan membaca khususnya membaca cerita anak dan sama-sama menggunakan strategi yang mengajak siswa memahami unsur intrinsik dalam cerita. Penelitian yang relevan kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Agus Purnomo 2013 dengan judul Kefektifan Strategi Pemetaan Episodik dalam Pembelajaran Membaca Hikayat Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wates. Persamaan kedua penelitian ini adalah sama-sama menggunakan strategi pemetaan episodik Episodic Mapping dalam pembelajaran. Perbedaannya adalah dalam penelitian Agus Purnomo karya sastra yang digunakan adalah hikayat, sedangkan dalam penelitian ini adalah cerita anak.

G. Kerangka Pikir

Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan, informasi, dan pengetahuan dari penulis yang disampaikan melalui media yang berupa simbol-simbol bahasa tulis. Membaca yang baik adalah membaca yang mengerti isi bacaan secara keseluruhan. Mengerti isi bacaan, dalam hal ini bacaan cerita berarti harus mengerti unsur-unsur pembangun dalam cerita yaitu unsur intrinsik cerita. Pemilihan strategi membaca yang tepat dapat mempengaruhi pemahaman terhadap bacaan. Strategi pembelajaran yang bisa digunakan adalah strategi pemetaan cerita rumpang dan strategi pemetaan episodik. Strategi pemetaan cerita rumpang adalah sebuah strategi pembuatan cerita untuk menggambarkan struktur dan isi semantik dari teks. Struktur itu adalah unsur intrinsik dalam cerita yang mencakup tema, tokoh, latar, sudut pandang, alur, dan amanat. Strategi ini menguraikan banyak unsur instrinsik dengan tujuan agar siswa lebih paham dengan isi cerita. Selain menguraikan cerita, dalam stategi ini juga ada tahap siswa mengisi bagian rumpang cerita. Bagian rumpang tersebut telah disediakan guru. Selanjutnya, strategi yang bisa diterapkan dalam pembelajaran membaca cerita anak adalah strategi pemetaan episodik. Pemetaan episodik adalah strategi pembelajaran yang mengajarkan pengetahuan tentang struktur sebuah teks untuk