9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pembelajaran Membaca Sastra
Membaca dapat dibedakan menjadi beberapa macam. Menurut Aminuddin 2009: 27, salah satunya adalah membaca estetis atau disebut juga membaca
sastra. Membaca sastra, yaitu membaca yang dilatarbelakangi tujuan untuk menikmati serta menghargai unsur-unsur keindahan yang terpapar dalam suatu
teks sastra. Membaca sastra dapat ditautkan dengan kegiatan membaca kreatif, yakni membaca yang dilatari tujuan menerapkan perolehan pemahaman dari
membaca untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang bersifat aplikatif. Aplikatif artinya bila melalui kegiatan membaca sastra itu pembaca ingin menemukan nilai-
nilai kehidupan yang mampu memperkaya landasan pola perilaku. Pembelajaran membaca sastra dalam dunia pendidikan ditujukan untuk
meningkatkan apresiasi terhadap sastra agar siswa memiliki kepekaan terhadap sastra yang baik dan bermutu yang akhirnya menimbulkan keinginan untuk
membacanya. Pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan pengertian tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal nilai, mendapatkan ide-
ide baru, meningkatkan pengetahuan sosial budaya, serta terbinanya watak dan kepribadian Suryaman, 2012: 27.
Memahami karya sastra berarti melakukan apresiasi terhadap karya tersebut. Menurut Efendi dalam Sayuti, 2000: 3, apresiasi sastra ialah kegiatan
menggauli karya sastra dengan sungguh-sungguh sehingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap
karya sastra. Dengan kata lain, apresiasi sastra adalah upaya memahami karya sastra, yaitu upaya untuk dapat mengerti sebuah karya sastra yang kita baca, baik
fiksi maupun puisi, mengerti maknanya, baik yang intensional maupun yang aktual, dan mengerti seluk-beluk strukturnya.
B. Membaca Cerita Anak
1. Pengertian Cerita Anak
Sastra merupakan cabang dari seni, yaitu hasil cipta dan ekspresi manusia yang estetis atau indah. Sastra meliputi banyak hal, seperti novel, puisi, cerpen,
cerita anak, dan lain-lain. Membaca cerita anak termasuk dalam membaca
sastra anak.
Menurut Hunt dalam Nurgiyantoro, 2005: 8 mengemukakan sastra anak adalah buku-buku bacaan yang sengaja ditulis untuk dikonsumsi kepada anak, buku-
buku yang isi kandungannya sesuai dengan minat dan dunia anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional dan intelektual anak. Sastra anak dapat berkisah
tentang apa saja yang menyangkut tentang kehidupan, baik kehidupan manusia, binatang, tumbuhan, maupun kehidupan yang lain termasuk makhluk dari dunia lain.
Hal terpenting dalam cerita anak isinya harus sesuai dengan minat anak-anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosional, intelektual anak, dan dunia yang
akrab dengan anak-anak yaitu anak yang berusia antara 6-13 tahun. Bahasa cerita anak masih lugas, apa adanya dan tidak berbelit belit.