166
Gambar 4.11 Grafik main efek faktor metode, Gaya Berpikir dan Kreativitas siswa terhadap prestasi
E. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini, meskipun sudah direncanakan dan melalui proses evaluasi sebelum dilaksanakan, tidak terlepas juga dari keterbatasannya. Adapun beberapa
hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah Kreativitas siswa hanya diukur pada level tinggi dan rendah saja, tidak memberikan kesempatan pada
terukurnya level menengah untuk kedua faktor. Sedangkan kategori gaya berpikir siswa, yang mestinya lebih dari tiga hanya diamati dua saja. Kreativitas siswa
yang diukur adalah Kreativitas siswa rata-rata, tidak pada saat proses pembelajaran itu sendiri berlangsung. Hal ini menyebabkan biasnya pengaruh
metode pembelajaran terhadap pencapaian prestasi, terutama jika akan melihat pengaruh metode terhadap perubahan Kreativitas siswa. Selain itu penelitian ini
hanya dianalisis pada ranah kognitifnya saja yang seharusnya juga pada ranah afektif dan psikomotor.
167
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Tidak ada pengaruh penggunaan metode Proyek dan Tugas terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Energi dan Usaha. Kedua model pembelajaran ini sama kuat pengaruhnya terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Energi
dan Usaha. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai prestasi belajar yang menunjukkan lebih tinggi daripada kriteria ketuntasan minimal KKM: 65 yang dipatok. Rerata pada kelas yang dibelajarkan melalui metode proyek adalah
65,50. Sedangkan pada siswa yang dibelajarkan dengan model Tugas diperoleh rerata 68,41; sama-sama memenuhi harapan.
2. Tidak ada pengaruh Gaya Berpikir siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Energi dan Usaha. Hasil uji
lanjutnya memberikan informasi dimana siswa yang memiliki kategori Gaya Berpikir Acak mendapatkan rerata prestasi relatif lebih tinggi yaitu 67,17 dengan standar deviasi 16,55 sedangkan siswa yang memiliki kategori Gaya
Berpikir Sekuensial mendapatkan rerata prestasi 66,76 dengan standar deviasi 13,10. 3.
Ada pengaruh Kreativitas Siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Energi dan Usaha. Dari hasil uji lanjut dan analisis mean rerata diperoleh bahwa siswa dengan Kreativitas tinggi mendapatkan rerata prestasi yang
tinggi 71,28 dan siswa dengan Kreativitas rendah mendapatkan prestasi yang jauh lebih rendah 62,44. 4.
Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan Gaya Berpikir terhadap prestasi belajar Fisika pada materi Energi dan Usaha. Hasil uji lanjutnya memperlihatkan p-value = 0,192 pada metode proyek, dimana siswa yang
memiliki Gaya Berpikir sekuensial mendapatkan prestasi lebih baik 67,27 vs 63,33 dan p-value = 0,207 pada metode Tugas, dimana siswa yang meiliki Gaya Berpikir acak mendapatkan prestasi lebih baik 71,24 vs 66,27.
5. Tidak ada interaksi antara metode pembelajaran dengan Kreativitas Siswa terhadap prestasi belajar Fisika pada
materi Energi dan Usaha. Meskipun tidak terjadi interaksi, hasil uji lanjutanya memperlihatkan p-value = 0,001 pada metode proyek, dimana siswa yang memiliki Kreativitas tinggi mendapatkan prestasi lebih baik 68,94 vs
60,61. Sedangkan pada metode Tugas diperoleh p-value = 0,005 dimana siswa yang memiliki Kreativitas tinggi mendapatkan prestasi 74,53 dan siswa yang memiliki Kreativitas rendah mendapatkan prestasi 63,78.
6. Tidak ada interaksi antara Gaya Berpikir dengan Kreativitas Siswa terhadap prestasi Fisika pada materi Energi dan
Usaha. Pada hasil uji untuk menemukan dan mengidentifikasi interaksi pengaruh tersebut didapatkan bahwa siswa dengan kategori kreativitas tinggi pada metode proyek, antara Gaya Berpikir Acak dan Sekuensial diperoleh p-
value = 0,415. Sedangkan pada kategori kreativitas rendah pada metode yang sama diperoleh p-value = 0,343. Hasil uji untuk siswa dengan kategori kreativitas tinggi pada metode tugas, antara Gaya Berpikir Acak dan