Hipotesis Kedua Hipotesis Ketiga

156 Hasil uji lanjut yang dilakukan lampiran analisa data memberikan informasi bahwa kedua kelas, Proyek dan Tugas masing-masing memperoleh rerata prestasi 65,50 dan 68,41 dengan hasil p-value sebesar 0,213. Hasil tersebut jelas menggambarkan tidak adanya perbedaan kekuatan atau pengaruh kedua metode tersebut. Jadi, dalam praktiknya pembelajaran dengan metode Proyek maupun tugas sama saja, namun dapat ditentukan bahwa metode Tugas adalah pilihan utamanya, sebab hasilnya relatif lebih baik daripada metode Proyek. Pada dasarnya penggunaan metode pembelajaran metode tugas akan menghasilkan motivasi diri siswa yang lebih tinggi dalam memecahkan soal Fisika Energi dan Usaha daripada metode Proyek, sebab kondisi psikis siswa langsung terlibat pada metode Tugas. Metode tugas berhasil mengantarkan siswa memperoleh prestasi di atas batas kriteria minimal, dan dapat dicermati bahwa metode tugas memiliki kecenderungan arah pengaruh positif, sedangkan metode Proyek cenderung negatif, lebih rendah reratanya daripada rerata total data nilai. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 4.6 berikut, Gambar 4.6 Grafik Analisis Mean Metode terhadap Prestasi Belajar Fisika

b. Hipotesis Kedua

157 Hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh Gaya Berpikir terhadap prestasi belajar Fisika, p-value Gaya Berpikir siswa = 0,687 0,050. Hasil uji lanjut memperkuat keputusan bahwa Gaya Berpikir tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar Fisika pada topik Energi dan Usaha. Hal itu berarti bahwa dalam proses pembelajaran topik Energi dan Usaha faktor Gaya Berpikir siswa menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Kategori Gaya Berpikir siswa pada penelitian ini diketahui tidak memberikan efek berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar Fisika pada hasil uji anova tiga jalan, hasil uji lanjutnya memberikan informasi dimana siswa yang memiliki kategori Gaya Berpikir Acak mendapatkan rerata prestasi relatif lebih tinggi yaitu 67,17 dengan standar deviasi 16,55 sedangkan siswa yang memiliki kategori Gaya Berpikir Sekuensial mendapatkan rerata prestasi 66,76 dengan standar deviasi 13,10. Lebih jelasnya perhatikan hasil uji lanjut analisis mean pada gambar 4.7 berikut, Gambar 4.7 Grafik Analisis Mean Gaya Berpikir terhadap Prestasi Belajar Fisika 158 p-value hasil uji lanjut sebesar 0,863 lebih besar dari 0,050 sehingga melahirkan keputusan untuk menyatakan tidak ada perbedaan pengaruh antara Gaya Berpikir Acak dengan Gaya Berpikir Sekuensial terhadap perolehan prestasi siswa. Gambar 4.7 memberikan informasi dengan jelas bahwa antara gaya berpikir acak dan sekuensial sama saja perolehan prestasinya, bahkan relatif tidak berbeda dengan rerata totalnya.

c. Hipotesis Ketiga

Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh Kreativitas siswa terhadap prestasi belajar Fisika p-value Kreativitas Siswa = 0,000 0,050 dalam proses pembelajaran. Kreativitas Siswa diharapkan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar Fisika topik Energi dan Usaha, dan pada kenyataannya memberikan pengaruh. Hasil uji lanjut memperkuat keputusan di atas p-value = 0,000, ada perbedaan pengaruh Kreativitas tinggi dan rendah terhadap prestasi. Dari hasil uji lanjut dan analisis mean rerata diperoleh informasi bahwa siswa dengan Kreativitas tinggi mendapatkan rerata prestasi yang tinggi 71,28 dan siswa dengan Kreativitas rendah mendapatkan prestasi yang lebih rendah 62,44. Hal ini dapat anda cermati pada uji lanjut anova tabel 4.11 dan pada gambar 4.13 di atas. Pada penelitian yang dilakukan oleh Korgel, Brian A 2002 ditemukan bahwa siswa akan berusaha untuk mengeksplorasi pengetahuannya dikarenakan mereka takut salah. Dengan begitu, siswa yang memiliki kreaativitas tinggi tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang sudah mereka pahami, sebab dihantui oleh perasaan takut salah. Jadi, pantaslah kiranya jika siswa dengan kreativitas 159 tinggi selalu berusaha untuk memperbaiki apa yang sudah mereka pahami, efeknya, tentu saja prestasinya menjadi lebih baik daripada mereka yang kreativitasnya rendah.

d. Hipotesis Keempat

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI METODE PROBLEM SOLVINGDAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

0 20 159

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DENGAN METODE PROYEK DAN RESITASI DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) SISWA

1 10 80

PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN DEMONSTRASI DITINJAU DARI SIKAP ILMIAH DAN KREATIVITAS SISWA

0 4 129

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKANPENDEKATAN CTL MELALUI METODE EKSPERIMEN DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI MOTIVASI BERPRESTASI DAN KREATIVITAS SISWA

0 5 130

Pembelajaran Fisika Berbasis Masalah melalui Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Ditinjau dari Gaya Belajar dan Kreativitas Verbal.

0 0 17

PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN METODE EKSPERIMEN DAN METODE PROYEK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIVITAS SISWA.

0 1 19

Pembelajaran Fisika Menggunakan Model POE (Prediction, Observation, and Explanation) Melalui Metode Eksperimen dan Proyek Ditinjau Dari Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa.

0 0 24

PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN METODE PROBLEM POSING DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR ANALISIS DAN KREATIVITAS SISWA.

1 4 8

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN METODE PROYEK DAN EKSPERIMEN DITINJAU DARI KREATIVITAS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA | Kiswanto | Inkuiri 9678 20560 1 SM

0 0 9

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DAN PEMBERIAN TUGAS DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA | Harsono | PROSIDING : Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika 3771 8341 1 SM

0 1 17