72
kreatif menggunakan pengetahuan yang kita semua memilikinya dan membuat lompatan quantum yang memungkinkan mereka memandang segala sesuatu
dengan cara-cara yang baru. Bersandar dari berbagai pendapat para ahli tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa pribadi yang kreatif mempunyai ciri-ciri
menonjol antara lain: 1. Imajinatif; 2. Inisiatif; 3. Rasa ingin tahu; 4. Mandiri; 5. Penuh energi dan bersibuk diri; 6. Berani mengambil resiko dalam
pendirian dan keyakinan. Ciri-ciri tersebut merupakan modalitas yang dimiliki siswa yang kreatif yang sangat dibutuhkan dan diharapkan untuk pengembangan
pembelajaran demi keberhasilan proses belajar mengajar. A. Iskak 2006: 9 menyampaikan bahwa “hasil penelitian menunjukkan
bahwa individu yang kreatif, tingkat latent inhibition rendah low latent inhibition, mudah tembus, mudah mengalir fluidity, sehingga memudahkan
kontak secara intensif antara memori dengan obyek internal ide-ide maupun eksternal saling berinterkorelasi. Interkorelasi yang mudah antara aspek kognitif
dan obyek stimulus memungkinkan mudahnya muncul ide-ide baru new possibilities”. Secara naluri kreativitas sudah menjadi modalitas yang terdapat
pada diri manusia walaupun dalam tingkat kreativitas yang berbeda-beda kadarnya. Tetapi menjadi kewajiban bagi para guru untuk memaksimalkan potensi
kreativitas para siswa agar siswa menjadi manusia yang memiliki kreativitas bahkan mega kreativitas untuk bisa mewujudkan hasil pembelajaran yang optimal
dan maksimal sesuai yang diharapkan.
c. Pengukuran Kreativitas Siswa
Beberapa alat yang digunakan untuk mengukur kreativitas seseorang masing-masing memiliki ciri dan tujuan tertentu. Utami Munandar 2007: 3
73
mengemukakan beberapa tes kreativitas adalah sebagai berikut: “1. Tes Kemampuan Berpikir Divergen Guilford: Tes ini menurut penggunaan
kemampuan berpikir lancar, lentur, orisinil, dan terperinci. Tes berpikir kreatif dari Guilford ini untuk populasi remaja dan orang dewasa; 2. Tes Berpikir
Kreatif-Produksi: menggambar yang dikontruksi oleh Jellen dan Urban yang disebut Test for Creative Thinking Drawing Production TCT-DP. Responden
diminta untuk menyelesaikan gambar yang tidak lengkap; 3. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Torrance: Tes Torrance dimaksudkan untuk memicu ungkapan
secara simultan ungkapan beberapa operasi mental kreatif yang terutama mengukur kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi. Tes berpikir ini
terdiri dari dua bentuk yaitu verbal dan bentuk figural; 4. Tes Berpikir Kreatif dengan Inventory Kathena-Torrance: Tes ini dengan cara pengamatan diri
seseorsng dalam bentuk daftar periksa, kuesioner dan inventori. Sebagai alat untuk mengukurnya; 5. Tes Berpikir Kreatif dengan bunyi dan kata: Tes ini
produksi Torrance, Kathena, dan Sounds and Images yang menampilkan rangsang dalam bentuk suara bunyi dari yang sederhana sampai yang rumit”.
Semua instrumen kreativitas di atas berasal dari luar negeri sehingga juga memiliki karakteristik budaya masyarakat luar negeri pula. Di Indonesia telah ada
tes kreativitas verbal. Tes kreativitas verbal ini juga menggunakan struktur intelek dari Guildford, dengan dimensi operasi berpikir divergen, dimensi konten,
dimensi berpikir verbal, dan berbeda dalam dimensi produk, dan untuk setiap produk ada satu sub tes. Terdiri dari enam sub tes, yaitu permulaan kata,
menyusun kata, membentuk kalimat tiga kata, sifat-sifat yang sama, macam-
74
macam penggunaan, dan apa akibatnya, yang semuanya mengukur operasi berpikir kreatif secara operasional tercermin dari kelancaran, fleksibilitas, dan
orisinalitas dalam berpikir. Pada penelitian yang penulis lakukan tes kreativitas berpikir yang digunakan
adalah tes kreativitas belajar IPA, yang bentuk tesnya berupa angket, pembuatan soal mengacu dan berpedoman pada ciri-ciri berpikir kreatif seperti pada
kesimpulan yang telah penulis kemukakan di depan: 1. Imajinatif; 2. Inisiatif; 3. Selalu Ingin tahu; 4. Ulet atau mandiri; 5. Penuh energi dan bersibuk diri;
6. Berani mengambil resiko dalam pendirian dan keyakinan pendapat; 7. Suka mencoba.
10. Prestasi Belajar IPA