46
3. Teori Belajar Vygotsky
Teori Vigotsky sekarang disadari sebagai salah satu teori penting dalam psikologi perkembangan. Sumbangan paling penting dari teorinya adalah,
penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran. Vigotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau
kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam individu tersebut. Vigotsky lebih jauh yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila
siswa bekerja atau belajar menangani tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone of proximal
development. Maksud dari zone of proximal development adalah “perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang pada saat ini”, Robert E. Slavin
1994: 49. Pendapat dan ide penting lain yang diturunkan dari teori Vigotsky adalah
scaffolding. Scaffolding berarti memberikan sejumlah besar bantuan kepada seorang siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian anak tersebut
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat
melakukannya. Scaffolding dari Vigotsky berbeda dengan sistem pembelajaran
yang menggunakan modul seperti yang sudah diterapkan pada saat ini. Modul lebih mengacu pada paket-paket yang harus diselesaikan oleh siswa. Tetapi untuk
istilah scaffolding ini mengacu kepada kegiatan guru dalam membimbing kegiatan siswa-siswinya. Misalkan saja akan diadakan kegiatan eksperimen untuk
menentukan besarnya usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda secara bersama. Dalam hal ini guru bisa memberikan bantuan kepada siswanya
47
dengan mendiskusikan rangkuman materi yang terkait dengan masalah yang akan dipecahkan. Bantuan bisa diberikan berupa langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
eksperimen. Terdapat dua implikasi utama teori Vigotsky dalam pembelajaran IPA.
Pertama, dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar siswa, sehingga siswa dapat berinteraksi disekitar tugas-tugas yang sulit dan
saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah problem solving yang efektif di dalam masing-masing zone of proximal development mereka. Kedua,
pendekatan Vigotsky dalam pengajaran menekankan scaffolding, dengan siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri.
Scaffolding yaitu bantuan untuk belajar dan pemecahan masalah problem solving. Bantuan tersebut bisa berupa peringatan, dorongan, petunjuk
menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan masalah, pemberian contoh, atau apapun yang lain yang memungkinkan siswa bisa tumbuh
berkembang. Teori ini sangat sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis masalah dengan menggunakan
metode proyek dan pemberian tugas, siswa dibentuk beberapa kelompok, dengan kelompok diharapkan siswa dapat bekerjasama atau interaksi sosial dalam
pemecahan masalah. Dalam penelitian ini guru memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa agar dapat memecahkan masalah, dan dengan motivasi
para siswa tersebut diharapkan menjadi pebelajar-pebelajar yang mandiri.
4. Teori Belajar Piaget