D. Dinamika Hubungan
Sikap terhadap
Pemberian Kompensasi
Finansial dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Produksi PT. Yekatria Farma
PT. Yekatria Farma merupakan salah satu unit kerja Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum Yakkum yang bergerak dalam produksi
obat-obat esensial. Obat-obat hasil produksi PT. Yekatria Farma didistribusikan ke unit-unit kerja Yakkum lainnya, seperti rumah sakit,
panti penyandang cacat, rumah bersalin, dan lain sebagainya. Oleh karena banyak permintaan dari rumah sakit di luar Yakkum, maka PT. Yekatria
Farma berusaha memenuhi permintaan tersebut dengan cara memperluas pendistribusian ke banyak rumah sakit di luar Yakkum.
Dalam melaksanakan perannya, PT. Yekatria Farma memiliki 95 karyawan di
bidang produksi guna memaksimalkan perannya sebagai produsen obat esensial.
Keseluruhan karyawan PT. Yekatria Farma di bidang produksi merupakan karyawan yang berstatus tetap di perusahaan dengan masa
kerja di atas satu tahun, dan memiliki tingkat pendidikan minimal SMU. PT. Yekatria Farma mengharuskan karyawannya memiliki karakteristik
ulet, bekerja secara efektif, efisien dan bekerjasama erat supaya produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik serta selalu mampu
memenuhi permintaan konsumen tepat waktu.
Agar karakteristik karyawan tersebut terpenuhi, PT. Yekatria Farma memberikan perhatian
kepada karyawan berupa memberi kesempatan karyawan untuk berkembang, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menghargai karyawan sebagai manusia bukan sebagai mesin, dan memenuhi kebutuan-kebutuhan karyawan dengan memberikan kompensasi.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan Werther dan Davis, 1982.
Kompensasi mencakup balas jasa, baik secara finansial berupa uang dan non-finansial berupa penghargaan Samsudin, 2006. Milkovich dan
Newman 2002 mengatakan pemberian kompensasi finansial dianggap lebih penting dibandingkan pemberian kompensasi non finansial. Hal
tersebut dikarenakan manusia cenderung terlebih dahulu ingin memenuhi kebutuhan dasar yang bersifat material atau yang bersifat primer, seperti
makan, sandang, dan pangan. Setelah kebutuhan material atau primer terpenuhi, manusia melanjutkan dalam pemenuhan kebutuhan yang tidak
lagi bersifat material atau non fisik. Di sisi lain, kompensasi non finansial dinilai hanya sebagai pelengkap. Oleh karena itu, pemberian kompensasi
finansial dianggap lebih penting daripada pemberian kompensasi non finansial sejauh kebutuhan material karyawan belum terpenuhi Sarwoto,
2000. Menurut Simamora 2004, kompensasi finansial berhubungan
dengan imbalan finansial yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi. Kompensasi
finansial dapat berupa upah, gaji, insentif, bonus, tunjangan dan fasilitas. Karyawan yang juga manusia mempunyai beraneka ragam kebutuhan yang
bersifat material maupun non material yang harus dipenuhi agar dapat hidup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI