Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
menghargai karyawan sebagai manusia bukan sebagai mesin, dan memenuhi kebutuan-kebutuhan karyawan dengan memberikan kompensasi.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diterima karyawan atas pekerjaan yang telah mereka lakukan Werther dan Davis, 1982.
Kompensasi mencakup balas jasa, baik secara finansial berupa uang dan non-finansial berupa penghargaan Samsudin, 2006. Milkovich dan
Newman 2002 mengatakan pemberian kompensasi finansial dianggap lebih penting dibandingkan pemberian kompensasi non finansial. Hal
tersebut dikarenakan manusia cenderung terlebih dahulu ingin memenuhi kebutuhan dasar yang bersifat material atau yang bersifat primer, seperti
makan, sandang, dan pangan. Setelah kebutuhan material atau primer terpenuhi, manusia melanjutkan dalam pemenuhan kebutuhan yang tidak
lagi bersifat material atau non fisik. Di sisi lain, kompensasi non finansial dinilai hanya sebagai pelengkap. Oleh karena itu, pemberian kompensasi
finansial dianggap lebih penting daripada pemberian kompensasi non finansial sejauh kebutuhan material karyawan belum terpenuhi Sarwoto,
2000. Menurut Simamora 2004, kompensasi finansial berhubungan
dengan imbalan finansial yang diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka dengan sebuah organisasi. Kompensasi
finansial dapat berupa upah, gaji, insentif, bonus, tunjangan dan fasilitas. Karyawan yang juga manusia mempunyai beraneka ragam kebutuhan yang
bersifat material maupun non material yang harus dipenuhi agar dapat hidup PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara layak. Akan tetapi manusia lebih cenderung mengedepankan memenuhi kebutuhan material atau fisik daripada kebutuhan non material
atau non fisik. Kebutuhan material karyawan diharapkan dapat terpenuhi melalui kompensasi finansial yang diterima dari bekerja. Di sisi lain,
kompensasi finansial yang dipersepsi positif dan sekiranya memenuhi kebutuhan karyawan akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan
Hariandja, 2002. Menurut Munandar 2001 kompensasi finansial yang wajar harus
sesuai dengan usaha yang telah diberikan karyawan terhadap perusahaan. Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya motivasi utama manusia bekerja
adalah untuk memperoleh imbalan atau kompensasi finansial berupa uang guna memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Jika dengan kompensasi
finansial yang telah diterima karyawan dari bekerja dirasa dapat memenuhi kebutuhan dan sesuai harapan maka pemberian kompensasi finansial akan
disikapi secara positif. Di sisi lain, jika dengan kompensasi finansial yang telah diterima karyawan dari bekerja dirasa tidak dapat memenuhi
kebutuhan dan tidak sesuai harapan maka pemberian kompensasi finansial akan disikapi secara negatif. Artinya, besarnya kompensasi finansial yang
diterima karyawan dapat mempengaruhi sikap karyawan terhadap kompensasi finansial.
Menurut Thurstone dalam Azwar 2005 sikap merupakan derajat positif atau negatif terhadap suatu objek psikologi, antara lain simbol,
prase, slogan, orang, institusi, gagasan, atau ide. Baron dan Byrne 1984 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mendefinisikan sikap sebagai kumpulan perasaan, kepercayaan, dan kecenderungan perilaku terhadap objek sikap, antara lain orang, ide,
gagasan, kelompok, dan lain-lain. Pendapat serupa juga dinyatakan Purwanto dalam Wawan dan Dewi 2011 yang menjelaskan sikap sebagai
pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek. Walgito 2003 mendefinisikan sikap sebagai
organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan
dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya. Sikap dipengaruhi oleh faktor
fisiologis, pengalaman langsung terhadap objek sikap, kerangka acuan atau kerangka
berpikir, dan
komunikasi sosial.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi sikap tersebut mengakibatkan sikap seseorang terhadap objek yang sama dapat berbeda-beda. Oleh karena itu, sikap karyawan
terhadap pemberian kompensasi finansial juga dapat berbeda-beda. Apabila karyawan mempunyai sikap positif terhadap kompensasi finansial
dari perusahaan yaitu bila kompensasi dianggap adil atau sesuai harapan maka karyawan akan lebih merasa puas dalam bekerja, dengan kata lain
kepuasan kerja yang baik. Kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang
atas perasaan sikapnya, senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja Rivai, 2005. Menurut Moekijat 1995, kepuasan kerja adalah hal
yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dari cara karyawan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI