Hasil determinasi tanaman Macaranga tanarius L.
dengan pelarut campuran 100 mL metanol dan 100 mL aquadest di dalam erlenmeyer 250 mL. Metode ekstraksi yang digunakan pada penelitiaan ini
adalah maserasi yang merupakan metode ekstraksi yang paling sederhana. Proses maserasi dilakukan secara berulang sebanyak 3 kali. Tujuannya yaitu
agar senyawa metabolit sekunder yang didapatkan lebih banyak, karena pada proses maserasi senyawa metabolit sekunder yang terkandung di dalam sel akan
terekstrak keluar karena adanya perbedaan konsentrasi senyawa metabolit sekunder di dalam dan luar sel, peristiwa ini akan terus berlangsung hingga
terjadi kesetimbangan konsentrasi. Oleh karena itu, dilakukan maserasi berulang agar terjadi perbedaan konsentrasi pada perendaman yang kedua dan
ketiga, sehingga senyawa metabolit sekunder yang tersisa di serbuk dapat tersari.
Serbuk daun Macaranga tanarius L. direndam dengan pelarut metanol- air selama 24 jam sambil digojog dengan kecepatan 140 rpm. Dilakukan proses
pengojogan dengan tujuan untuk menambah jumlah kontak antara serbuk dan pelarut sehingga senyawa-senyawa metabolit sekunder yang terkandung di
dalam serbuk dapat tersari secara maksimal. Setelah 24 jam, serbuk rendaman disaring dengan menggunakan corong buchner. Hasilnya kemudian diuapkan
menggunakan rotary vacuum evaporator dengan suhu 80
o
C agar pelarut metanol-air dapat menguap tanpa merusak senyawa-senyawa metabolit
sekunder. Ekstrak metanol-air kental kemudian difraksinasi menggunakan pelarut
heksan-etanol 1:1. Digunakan pelarut heksan-etanol karena heksan-etanol
memiliki nilai log P yang mendekati nilai log P senyawa tanin macatannin B, macatannin A, dan chebulagic acid yang berhasil diisolasi oleh Gunawan-
Puteri dan Kawabata 2010. Selain itu, senyawa tanin juga memiliki karakteristik dapat larut dalam etanol Shah dan Seth, 2012, sehingga pelarut
heksan-etanol dianggap mampu untuk menyari senyawa tanin tersebut. Metode yang digunakan sama seperti proses sebelumnya yaitu secara maserasi selama
24 jam dan digojog dengan kecepatan 140 rpm. Hasilnya diperoleh FHEMM yang kental dengan rendemen sebesar
3,51. FHEMM disimpan pada desikator yang tertutup dan terhindar dari cahaya matahari langsung untuk menghindari pertumbuhan mikroorganisme
maupun rusak akibat cahaya.