Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida

menunjukkan bahwa aktivitas serum ALP antara kelompok kontrol FHEMM dan kelompok kontrol negatif CMC-Na 1 memiliki perbedaan yang tidak bermakna p = 0,839 seperti yang ditampilkan pada tabel VI. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pemberian FHEMM 137,14 mgkgBB selama 6 hari berturut-turut tidak meningkatkan aktivitas serum ALP pada tikus betina galur Wistar.

4. Kelompok perlakuan FHEMM dosis 34,28; 68,57; dan 137,14 mgkgBB

Pengukuran aktivitas serum ALP pada kelompok perlakuan FHEMM bertujuan untuk melihat efek penghambatan aktivitas serum ALP FHEMM kajian jangka panjang 6 hari pada tikus betina galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Evaluasi efek dari FHEMM dilihat dari ada tidaknya penurunan aktivitas serum ALP dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na 1. Peringkat dosis yang digunakan pada penelitian ini adalah 34,28 mgkgBB dosis I, 68,57 mgkgBB dosis II, dan 137,14 mgkgBB dosis III. Kelompok perlakuan FHEMM dosis I memiliki aktivitas serum ALP sebesar 169,2 ± 10,3 Ul tabel V. Hasil uji statistik dengan uji Tuckey HSD tabel VI menunjukkan kelompok perlakuan FHEMM dosis I memiliki perbedaan bermakna p = 0,033 terhadap kelompok kontrol karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB 244,4 ± 13,7 Ul, hal ini menunjukkan bahwa FHEMM dosis I mampu menghambat aktivitas serum ALP ditunjukkan dengan penurunan aktivitas serum ALP. Pada kelompok FHEMM dosis I, berdasarkan hasil uji statistik memiliki perbedaan tidak bermakna p = 0,993 terhadap kelompok kontrol negatif CMC-Na 1 180,2 ± 6,8 Ul, hal ini berarti bahwa FHEMM dosis I mampu mengembalikan aktivitas serum ALP ke keadaan normal. Uraian diatas menunjukkan bahwa pemberian FHEMM dosis I memiliki efek penghambatan terhadap aktivitas serum ALP pada tikus betina galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Efek penghambatan tersebut sebesar 117. Pada kelompok perlakuan FHEMM dosis II diperoleh nilai aktivitas serum ALP sebesar 204,0 ± 25,8 Ul tabel V. Hasil uji statistik Tuckey HSD tabel VI menunjukkan adanya perbedaan tidak bermakna p = 0,340 antara kelompok perlakuan FHEMM dosis II dengan kelompok kontrol karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB 244,4 ± 13,7 Ul. Hal ini berarti bahwa FHEMM dosis II tidak dapat menurunkan aktivitas serum ALP secara signifikan. Kelompok FHEMM dosis II memiliki perbedaan tidak bermakna p = 0,826 dengan kelompok kontrol negatif CMC-Na 1 180,2 ± 6,8 Ul. Ini menunjukkan bahwa walaupun pemberian FHEMM dosis II tidak mengalami penurunan aktivitas serum ALP pada tikus betina galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida, namun aktivitas serum ALP yang dihasilkan sebanding dengan keadaan normal kontrol negatif CMC-Na 1. Hal ini dapat terjadi karena nilai variansi aktivitas serum ALP yang dihasilkan besar. Oleh karena itu dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penegasan dosis II untuk mengetahui aktivias serum ALP yang dihasilkan. Efek penghambatan tersebut sebesar 63.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius (L) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 125

Pengaruh pemberian fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. jangka panjang 6 hari terhadap aktivitas serum alt dan ast tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 3 183

Efek hepatoprotektif pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar alt-ast pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 139

Pengaruh pemberian jangka pendek 6 jam fraksi heksan etanol dari ekstrak metanol Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar albumin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 123

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 7 136

Pengaruh pemberian jangka pendek fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap aktivitas alkaline phosphatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 135

Pengaruh pemberian jangka panjang fraksi heksan-etanol dari ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) Müll. Arg. terhadap kadar bilirubin pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 133

Efek hepatoprotektif jangka panjang fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap aktivitas laktat dehidrogenase pada tikus betina galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 132

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol-air daun Macaranga tanarius L. pada tikus terinduksi karbon tetraklorida : kajian terhadap praperlakuan jangka panjang.

0 1 109

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak metanol-air daun macaranga tanarius L. terhadap tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 4 106