Kontrol FHEMM Efek Penghambatan Aktivitas Serum ALP FHEMM pada Tikus Betina
kelompok kontrol negatif CMC-Na 1 180,2 ± 6,8 Ul, hal ini berarti bahwa FHEMM dosis I mampu mengembalikan aktivitas serum ALP ke keadaan
normal. Uraian diatas menunjukkan bahwa pemberian FHEMM dosis I memiliki efek penghambatan terhadap aktivitas serum ALP pada tikus betina
galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Efek penghambatan tersebut sebesar 117.
Pada kelompok perlakuan FHEMM dosis II diperoleh nilai aktivitas serum ALP sebesar 204,0 ± 25,8 Ul tabel V. Hasil uji statistik Tuckey HSD
tabel VI menunjukkan adanya perbedaan tidak bermakna p = 0,340 antara kelompok perlakuan FHEMM dosis II dengan kelompok kontrol karbon
tetraklorida dosis 2 mLkgBB 244,4 ± 13,7 Ul. Hal ini berarti bahwa FHEMM dosis II tidak dapat menurunkan aktivitas serum ALP secara signifikan.
Kelompok FHEMM dosis II memiliki perbedaan tidak bermakna p = 0,826 dengan kelompok kontrol negatif CMC-Na 1 180,2 ± 6,8 Ul. Ini
menunjukkan bahwa walaupun pemberian FHEMM dosis II tidak mengalami penurunan aktivitas serum ALP pada tikus betina galur Wistar terinduksi
karbon tetraklorida, namun aktivitas serum ALP yang dihasilkan sebanding dengan keadaan normal kontrol negatif CMC-Na 1. Hal ini dapat terjadi
karena nilai variansi aktivitas serum ALP yang dihasilkan besar. Oleh karena itu dapat dilakukan penelitian lebih lanjut tentang penegasan dosis II untuk
mengetahui aktivias serum ALP yang dihasilkan. Efek penghambatan tersebut sebesar 63.
Kelompok perlakuan FHEMM dosis III memiliki nilai aktivitas serum ALP sebesar 106,4 ± 9,3 Ul tabel V. Hasil uji statistik dengan uji Tuckey HSD
tabel VI, menunjukkan bahwa aktivitas serum ALP pada kelompok perlakuan FHEMM dosis III mmiliki perbedaan bermakna p = 0,000 dengan kelompok
kontrol karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB 244,4 ± 13,7 Ul. Hal ini berarti bahwa FHEMM dosis III mampu menghambat aktivitas serum ALP
ditunjukkan dengan penurunan aktivitas serum ALP secara signifikan. Data aktivitas serum ALP pada kelompok FHEMM dosis III memiliki perbedaan
bermakna p = 0,011 dengan kelompok kontrol negatif CMC-Na 1 180,2 ± 6,8 Ul. Data aktivitas serum ALP menunjukkan bahwa FHEMM dosis III
sudah mampu menurunkan aktivitas serum ALP sampai pada keadaan normal. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian FHEMM dosis III memiliki efek
penghambatan terhadap aktivitas serum ALP pada tikus betina galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida. Efek penghambatan tersebut sebesar 214.
Hasil analisis uji statistik dengan uji Tuckey HSD tabel VI menunjukkan bahwa aktivitas serum ALP pada kelompok perlakuan FHEMM
dosis I memiliki perbedaan tidak bermakna p = 0,500 terhadap aktivitas serum ALP pada kelompok perlakuan FHEMM dosis II. Hal ini berarti bahwa
penurunan aktivitas serum ALP akibat perlakuan FHEMM dosis I dan II sama secara statistik. Aktivitas serum ALP pada kelompok perlakuan dosis I
memiliki perbedaan bermakna p = 0,039 terhadap aktivitas serum ALP pada kelompok perlakuan dosis III. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan aktivitas
serum ALP karena perlakuan FHEMM dosis I berbeda dengan penurunan