Pada penelitian Gunawan-Puteri dan Kawabata 2010 ditemukan lima senyawa ellagitannins Gambar 8 pada fraksi etil asetat EtOAc ekstrak
metanol-air daun Macaranga tanarius L., yaitu mallotinic acid, corilagin, macatannin A, chebulagic acid, dan macatannin B.
5. Khasiat dan kegunaan
Pengobatan tradisional Malaysia dan Thailand menggunakan dekok akar tanaman Macaranga tanarius L. sebagai obat antipiretik dan antitusif.
Akar kering Macaranga tanarius L. sebagai agen emetik, sedangkan daun segar Macaranga tanarius L. digunakan untuk menutupi luka untuk mencegah
peradangan. Di China tanaman Macaranga tanarius L. secara komersial ditanam dan dipanen untuk memproduksi minuman kesehatan, dan ekstraknya
ditambahkan ke dalam pasta gigi, serta daun kering dari Macaranga tanarius L. dimanfaatkan sebagai teh herbal. Tunas muda Macaranga tanarius L.
dijadikan sebagai sumber sayuran di Thailand, Filipina, Indonesia dan juga Afrika tengah Lim, Lim dan Yule, 2009.
6. Penyebaran
Macaranga tanarius L. merupakan tanaman pionir yang dapat tumbuh dengan sangat cepat. Tanaman ini secara umum sering tumbuh di hutan
sekunder, terutama untuk hutan-hutan logging serta semak-semak belukar dan kebun-kebun World Agroforestry Centre, 2002. Macaranga tanarius L.
berasal dari daerah tropis yaitu Afrika, Madagaskar, Australia, Pasifik, dan Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina Lim dkk., 2009.
G. Metode Penyarian
Terdapat beberapa metode penyarian, yaitu maserasi, perkolasi, infudasi, ekstraksi berkesinambungan yang meliputi ekstraksi dengan soklet, large-scale
extraction, dan supercritical fluid extraction SFE Shah dan Seth, 2010. Maserasi merupakan metode penyarian yang sangat sederhana, prinsip metode maserasi
adalah perendaman sampel. Serbuk simplisia direndam dalam cairan penyari selama beberapa hari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya. Cairan penyari
pelarut akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif yang terkandung di dalam sel akan terekstrak keluar
karena adanya perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan luar sel. Peristiwa tersebut akan terus berlangsung hingga terjadi kesetimbangan konsentrasi antara
larutan di dalam dan luar sel. Metode maserasi memiliki keuntungan dibanding dengan metode lain, keuntungan metode maserasi yaitu tidak memerlukan alat
khusus dan tidak memerlukan pemanasan Chasani, Fitriaji, dan Purwati,2013. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995. Ketika diinginkan
untuk memisahkan senyawa-senyawa yang terdapat di dalam ekstrak, maka dapat dilakukan fraksinasi. Fraksinasi adalah proses pemisahan suatu zat atau kuantitas
tertentu dari campuran padat, cair, terlarut, suspensi, atau isotop dan dibagi dalam
beberapa jumlah kecil fraksi. Pemisahan yang dilakukan didasarkan pada kelarutan tiap fraksi Adijuwana dan Nur, 1989.
H. Landasan Teori
Hati merupakan organ viseral terbesar di dalam tubuh. Hati bertanggung jawab pada tiga kategori utama fungsi hati, yaitu regulasi metabolisme, regulasi
hematologi, dan produksi empedu Martini dan Nath, 2009. Hati dapat mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta obat dan
senyawa asing lain Sherwood, 2009. Kerusakan hati dapat terjadi karena beberapa hal, seperti kekurangan oksigen, infeksi, cedera imunologi, ketidakseimbangan
metabolisme, kelainan genetik, dan pemejanan bahan kimia serta obat baik sengaja maupun tidak sengaja yang disebut dengan hepatotoksisitas Longo dan fauci,
2010. Jenis kerusakan hati yang dapat terjadi yaitu perlemakan hati steatosis, kolestasis, nekrosis hati, fibrosis dan sirosis Burt dkk., 2012; Lu dan Kacew, 2002.
Karbon tetraklorida merupakan senyawa model yang sering digunakan sebagai penginduksi kerusakan sel hati tikus seperti steatosis di dalam suatu
penelitian. Ketika masuk ke dalam tubuh karbon tetraklorida akan dimetabolisme oleh sitokrom P4502E1 CYP2E1 menjadi radikal bebas triklorometil CCl
3
• dan triklorometil peroksi CCl
3
O
2
• yang dapat berikatan secara kovalen dengan lipid dan protein sehingga dapat menyebabkan terjadinya steatosis. Steatosis dapat
dievaluasi dengan menggunakan tes enzim hati, salah satunya adalah ALP. Terjadinya peningkatan aktivitas ALP menunjukkan bahwa telah terjadi gangguan
atau kerusakan hati. ALP secara histokimia ditemukan dalam mikrovili kanalikuli