Aktivitas Belajar TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Harrow, 1990: 30-31. Hasil belajar psikomotorik dapat diklarifikasikan menjadi enam: gerakan refleks, gerakan fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan komunikasi tanpa kata. C. Pengertian Akuntansi Akuntansi sangat erat kaitannya dengan informsi keuangan. di dalam bukunya Suwardjono 2002:5 definisi resmi untuk akuntansi yang mula- mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting Terminology Bulletin No.1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board APBD yaitu suatu komite penyusunan prinsip akuntansi yang dibentuk oleh American Institute of Certified Public Accountants AICPA. Komite tersebut mendifinisikan akuntansi sebagai berikut: Accounting is the art of recording, classifying, and summerising in a significant mnner and in terms of money, transactions and events which are, in part at least, of financial character, and interpreting the results thereof. ² Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasian hasil proses tersebut. Sedangkan menurut Suwardjono sendiri 2002:7 darin sudut bidang studi, akuntansi dapat diartikan sebagai: seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian pelaporan informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomik. Manfaat Akuntansi: a. Bagi pihak intern, akuntansi berguna untuk: 1. perencanaan Berdasarkan informasi keuangan yang tepat, dapat disusun rencana yang baik untuk tahap berikutnya. 2. pengendalian Berdasarkan rencana dan penerapan Sistem Akuntansi yang baik, dapat mengontrol menilai jalannya perusahaan. 3. pertanggungjawaban Semua data, transaksi dan kejadian pada suatu perusahaan dicatat dan pada akhir periode disusunlah laporan keuangan untuk disampaikan kepada pemilik sebagai laporan pertanggungjawaban dan kepada pihak ekstern yang lain untuk mendapatkan penilaian. b. Bagi pihak ekstern, akuntansi berguna untuk mengambil keputusan c. Secara umum, akuntansi sebagai alat bantu utnuk mengambil keputusan ekonomi dari pihak yang memerlukan. Sedangkan pengertian akuntansi menurut Ninik Yudianti dalam Modul Pendalaman Materi Akuntansi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 2011: 40 seperangkat pengetahuan akuntansi dapat dipandang dari dua sisi yaitu sebagai pengetahuan profesi keahlian yang dipraktikkan di dunia nyata dan sekaligus sebagai suatu pengetahuan. Dari segi profesi, akuntansi sering dipandang sebagai suatu serangkaian prosedur, metoda, dan teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagi pelaksanaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Sebagai disiplin pengetahuan, akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu praktik dan teori. Bidang praktik berhubungan dengan masalah bagaimana praktik dijalankan sesuai dengan PABU Prinsip Akuntansi Berterima Umum dan bidang teori berkepentingan dengan penjelasan, deskripsi, dan argumen yang dianggap melandasi praktik akuntansi yang semuana dicakup dalam suatu pengetahuan yang disebut teori akuntansi. Akuntansi didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang memperlajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan Negara tertentu dan cara penyampaian pelaporan informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambil keputusan ekonomik. D. Model Pembelajaran Cooperative Learning Menurut Hasan Eti, 2007:4 Cooperative mengandung pengertian “bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama “menurut sedangkan pendapat Slavin Solihatin Eti, 2007:4 mengatakan bahwa cooperative learning adalah ‘suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggota-anggotanya terdiri dari 4 samapai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Selanjutnya dikatakan pula, keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok’. Menurut Eti, 2007: 4. Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian “sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri”. Johnson dan Johnson 1984 serta Hilke 1990 mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah 1 terdapat saling ketergantungan yang positif di antar anggota kelompok, 2 dapat dipertanggungjawabkan secara individu, 3heterogen, 4 berbagi kepemimpinan, 5 berbagi tanggung jawab, 6 menekankan pada tugas dan kebersamaan, 7 membentuk keterampilan sosial, 8 peran gurudosen mengamati proses belajar mahasiswa, 9 efektivitas belajar tergantung pada kelompok. Proses belajar terjadi dalam kelompok-kelompok kecil 3-4 orang anggota, bersifat heterogen tanpa memperhatikan perbedaan kemampuan akademik, jender, suku, maupun lainnya. Prinsip-prinsip dasar dalam penggunaan cooperative learning menurut Stahl 1994 meliputi hal-hal sebagai berikut: a. perumusan tujuan belajar peserta didik harus jelas. b. penerimaan yang menyeluruh oleh peserta didik tentang tujuan belajar. c. ketergantungan yang bersifat positif. d. interaksi yang bersifat terbuka. e. tanggung jawab Individu. f. kelompok bersifat heterogen. g. interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif. h. tindak lanjut follow up. i. kepuasan dalam belajar. Langkah-langkah dalam penggunaan model cooperative learning secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Merancang rencana program pembelajaran. Pada langkah ini, seorang guru mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. 2. Guru merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk mengobservasi kegiatan peserta didik dalam belajar secara bersama dalam eklompok- kelompok kecil. 3. Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan peserta didik, guru mengarahkan dan membimbing peserta didik, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi mapun mengenai sikap dan perilaku pseserta didik selama kegiatan belajar berlangsung. 4. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan kerjanya. Menurut Eti, 2007: 4 model cooperative learning menunjukkan efektivitas yang sangat tinggi bagi perolehan hasil belajar siswa, baik dilihat dari pengaruhnya terhadap penguasaan materi pelajaran maupun dari pengembangan dan pelatihan sikap serta keterampilan sosial yang sangat bermanfaat bagi siswa dalam kehidupannya di masyarakat. Terdapat lima tipe pembelajaran kooperatif yang diantaranya adalah Slavin,1995:4: a. Think pair share Guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru meminta siswa berpasang-pasangan. Beri kesempatan kepada mereka untuk berdiskusi. Hasil diskusi intersubjektif di tiap-tiap pasangan hasilnya dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas. Tahap ini dikenal dengan sharing. Dalam kegiatan ini diharapkan terjadinya tanya jawab yang mendorong pada pengkontruksian pengetahuan secara intergratif. b. Jigsaw Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik ertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terkahir dari model jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama seperti STAD. c. Numbered heads together Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok kecil. Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Tiap-tiap kelompok berdiskusi memikirkan jawaban. Kemudian guru memanggil peserta didik yang memiliki nomor yang sama dri tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya. d. Team Games Tournaments TGT Model TGT hampir sama dengan STAD. Satu-satunya perbedaan antara keduanya adalah STAD menggunakan kuis- kuis individual pada tiap akhir pelajaran, sementara TGT menggunakan game-game akademik. Dalam TGT siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 4- 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan setara. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok. e. Group Investigation Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukana apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas. E. Teknik Quick on The Draw Quick on the draw merupakan tipe pembelajaran yang dapat dikategorikan sebagai model pembelajaran cooperative. Tipe pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut Ginnis 2008: 163. 1. siapkan satu set pertanyaan, misalnya sepuluh, mengenai topik yang sedang dibahas. Buat cukup salinan agar tiap kelompok punya sendiri. Tiap pertanyaan harus di kartu terpisah. Tiap set pertanyaan harus di kartu dengan warna berbeda. Letakkan set tersebut di atas meja guru, angka menghadap ke atas, nomor satu di atas. 2. bagi kelas ke dalam kelompok bertiga empat jika diperlukan. Beri warna untuk tiap kelompok sehingga mereka dapat mengenali set pertanyaan mereka di meja guru. 3. beri tiap kelompok materi sumber yang berdiri dari jawaban untuk semua pertanyaan-satu kopi tiap siswa. Ini bisa hanya berupa halaman tertentu dari buku teks yang biasanya. Jawaban sebaiknya tidak begitu jelas: idenya adalah agar siswa harus mencari dalam teks. 4. pada kata “mulai”, satu orang dari tiap kelompok “lari” ke meja guru, mengambil pertanyaan pertama menurut warna mereka dan kembali membawanya ke kelompok. 5. dengan menggunakan materi sumber, kelompok tersebut mencari dan menulis jawaban di lembar kertas terpisah. 6. jawaban dibawa ke gurunya oleh orang kedua. Guru memeriksa jawaban. Jika jawaban akurat dan lengkap, pertanyaan kedua dari tumpukan warna mereka diambil....dan seterusnya. Jika ada jawaban yang tidak akurat atau tidak lengkap, guru menyuruh sang pelari kembali ke kelompok dan mencoba lagi. Penulis dan pelari harus bergantian. 7. saat satu siswa sedang “berlari” lainnya memindai sumbernya dan membiasakan diri dengan isinya sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan nantinya dengan lebih efisien. Ide yang bagus untuk membuat beberapa pertanyaan pertama cukup mudah dan pendek, hanya agar momentumnya mengena. 8. kelompok pertama yang menjawab semua pertanyaan “menang”. 9. anda kemudian membahas semua pertanyaan dengan kelas dan catatan yang dibuat. Keunggulan teknik Quick on The Draw: 1. aktifitas ini mendorong kerja kelompok – semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas. 2. ini memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam ketrampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri dan kecakapan ujian yang lain – membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak. 3. kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber, bukan guru. 4. teknik ini juga mengandung fun karena seperti games Jadi, teknik quick on the draw di atas merupakan bagian dari model pembelajaran cooperative learning selain menurut Slavin. F. Kerangka Berpikir Kualitas pendidikan di Indonesia pada saat ini sungguh memperihatinkan. Menurut Survei Political and Economic Risk Consultant PERC, kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia 2000, Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia tentu banyak sekali, terutama pada sektor pengajaran oleh guru di sekolah kepada peserta didik. Guru yang hanya sekedar formalitas mengajar di kelas terhadap perserta didik dengan menggunakan metode yang itu-itu saja dan cenderung monoton dan kaku membuat peserta didikpun merasa jenuh terhadap situasi dan kondisi tersebut. Sehingga berdampak pada peserta didik yang kurang aktif di kelas mengakibatkan jalinan komunikasi antar siswa maupun guru dalam pertukaran informasi dalam proses pembelajaran sangat minim sekali. Dan tidak hanya itu saja, dampak yang sangat dirasakan oleh peserta didik adalah rendahnya prestasi yang dapat dicapai. Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme UNDP juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya. Anak-anak Indonesia ternyata hanya mampu menguasai 30 dari materi bacaan dan ternyata mereka sulit sekali menjawab soal-soal berbentuk uraian yang memerlukan penalaran. Hal ini mungkin karena mereka sangat terbiasa menghafal dan mengerjakan soal pilihan ganda. Dari masalah tersebut di atas, guru dituntut aktif dan kreatif dalam mencari, menyiasati, dan memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk proses pembelajaran agar mencapai tujuan yaitu terkait dengan proses dan hasil pembelajaran. Selain itu, juga menuntut siswa harus aktif dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya menunggu untuk mendapatkan sajian materi dari guru tetapi siswa sendiri juga aktif dalam mencari dan menemukan informasi yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Kreatifitas seorang guru dalam menyusun suatu model pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta didiknya tersebut sehingga dari aktivitas yang dibangun oleh seorang guru dengan peserta didiknya tersebut selama proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Saat ini, belum banyak guru yang melakukan PTK selama proses pembelajaran di sekolah. Padahal PTK dapat diterapkan pada strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran akuntansi. Pembelajaran cooperative dengan teknik quick on the draw merupakan salah satu metode alternatif yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran di sekolah. Metode cooperative dengan teknik quick on the draw dapat dengan mudah diterapkan dengan melibatkan seluruh siswa tanpa memandang perbedaan status. Para peserta didik akan terbagi dalam kelompok-kelompok. Aktivitas ini mendorong kerja kelompok – semakin efisien kerja kelompok, semakin cepat kemajuannya dalam menyelesaikan tugas. Kelompok dapat belajar bahwa pembagian tugas lebih produktif daripada menduplikasi tugas. Ini memberikan pengalaman mengenai tentang macam-macam ketrampilan membaca, yang didorong oleh kecepatan aktivitas, ditambah belajar mandiri dan kecakapan ujian yang lain – membaca pertanyaan dengan hati-hati, yang menjawab pertanyaan dengan tepat, membedakan materi yang penting dan yang tidak.Kegiatan ini membantu siswa untuk membiasakan diri mendasarkan belajar pada sumber, bukan guru. Teknik ini juga mengandung fun karena seperti games. Dan diharapkan dari aktivitas melalui teknik quick On The Draw ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. 30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dari permasalahan yang dikaji, yang lebih mengutamakan pada masalah proses, maka jenis penelitian dengan strateginya yang cocok dan relevan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain Classroom Action Research CAR atau penelitian tindakan kelas PTK. Penelitian Tindakan Kelas PTK dibentuk dari 3 kata, yang memiliki pengertian sebagai berikut Asrori, 2008:5: 1. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan sangat penting 2. Tindakan, menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa 3. Kelas, adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Penelitian tindakan kelas classroom action research yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti atau dilakukan oleh guru sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran Suhardjono, 2008: 57. Menurut Wiriaatmadja 2006: 13 yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya. Meskipun menggunakan kaidah penelitian ilmiah, PTK berbeda dengan penelitian formal akademik pada umumnya. Sifat-sifat khususnya seperti terlihat di dalam matrik di bawah ini menurut Ibnu Aqib,2006:16 Masalah Penelitian Dari guru aktual Bukan dari guru Peneliti utama Guru Guru hanya sebagai penamping pembantu Desain Penelitian Lentur fleksibel Formal dan kaku Analisis Data Segera seketika Mungkin ditunda Format Laporan Sesuai kebutuhan Formal dan kaku Manfaat penelitian Jelas dan langsung Tidak langsung tidak jelas Ditinjau dari karakteristiknya, PTK setidaknya memiliki karakteristik antara lain: 1. didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional 2. adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya 3. peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi 4. bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional 5. dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Stella Duce 2, Yogyakarta dengan model pembelajaran cooperative learning teknik Quick on The Draw. Adapaun waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Februari tahun 2012. Lama tindakan di kelas kurang lebih selama satu bulan.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang berjumlah 26 siswi

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas dan prestasi belajar akuntansi.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah sebagai bagian dari populasi. Karena prinsip penelitian tindakan tidak untuk membuat generalisasi dengan alasan dampak perlakuan hanya terdapat pada subjek yang dikenai tindakan saja. Dengan kata lain hasil penelitian tindakan hanya berlaku bagi kasus yang akan diteliti. Maka dalam penelitian tindakan tidak mengenal populasi dan sampel Arikunto: 2006. Dalam hal ini, siswa kelas XI IPS 1 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berjumlah 26 siswi adalah responden sumber data sekaligus merupakan subjek penelitian ini.

E. Prosedur Penelitian

1. Kegiatan Pra Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan kelas, situasi pembelajaran, metode pembelajaran guru. Kegaitan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Setelah mengadakan kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitain di dalam kelas menggunakan model pembelajaran cooperative learning teknik quick on the draw

Dokumen yang terkait

Hubungan antara bimbingan guru, motivasi belajar, dukungan teman, sarana belajar, dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi : studi kasus siswa kelas XI IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 3 177

Deskripsi persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan belajar pada siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

0 0 84

Hubungan bimbingan guru di kelas, minat belajar dan motivasi belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa : studi kasus siswi kelas XI SMA Stella Duce 2.

0 0 116

Metode discovery untuk mengaktifkan dan meningkatkan prestasi siswa dalam belajar listrik dinamis kelas X di SMA Stella Duce 1 Yogyakarta.

0 0 139

Penerapan metode pembelajaran role playing pada pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi siklus akuntansi : penelitian dilakukan pada siswa kelas XI IS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.

0 1 221

Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2.

1 4 188

Deskripsi persepsi siswa tentang manfaat pelayanan bimbingan belajar pada siswa kelas XI SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013

0 0 82

Hubungan antara bimbingan guru, motivasi belajar, dukungan teman, sarana belajar, dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi studi kasus siswa kelas XI IPS SMA Stella Duce 1 Yogyakarta

1 5 175

METODE DISCOVERY UNTUK MENGAKTIFKAN DAN MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR LISTRIK DINAMIS KELAS X DI SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA

0 0 137

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TEKNIK QUICK ON THE DRAW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA (Penelitian dilaksanakan pada siswa Kelas XI IPS 1 SMA STELLA DUCE 2 Yogy

0 2 235