Pembelajaran Siklus II Pembahasan

Kendala lain yang dihadapi yaitu materi pembelajaran yang dimasukkan dalam permainan tersebut kurang begitu nampak sehingga banyak siswa yang merasa kebingungan. Akan tetapi kebingungan yang dialami oleh siswa tersebut dapat terjawab pada fase namai. Hal tersebut dapat terjadi karena pada fase alami siswa benar-benar diajak untuk memperoleh pengalaman nyata dalam kegiatan pembelajaran sebelum mengetahui nama dari kegiatan yang mereka lakukan. Dalam fase ini guru hanya mengarahkan dan berperan sebagai fasilitator sehingga tidak memberikan banyak penjelasan. Hal tersebut sesuai dengan salah satu prinsip dari pembelajaran quantum yaitu pengalaman sebelum pemberian nama. Akan tetapi hal tersebut nampaknya menjadi suatu kesulitan sendiri bagi siswa karena siswa belum begitu terbiasa belajar dengan model pembelajaran quantum. Oleh karena itu peneliti akan berusaha memperbaikinya dan lebih menyesuaikannya pada pembelajaran siklus yang kedua. Fase-fase yang lain berjalan relatif lancar dan tidak mendapatkan kendala sehingga peneliti hanya melakukan sedikit perbaikan.

2. Pembelajaran Siklus II

a. Tindakan Pembelajaran quantum pada siklus II ini kembali dirancang sesuai dangan kerangka rancangan TANDUR. Asas utama pengajaran quantum juga kembali diterapkan dengan cara permainan. Fase tanamkan diterapkan oleh guru dengan memberikan cerita tentang salah satu tempat di daerah Yogyakarta yang memiliki kegiatan ekonomi sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Tempat yang diceritakan adalah daerah Kasongan yang memiliki industri gerabah. Daerah Kasongan cukup familiar bagi siswa karena cukup dekat dengan daerah tempat tinggal mereka sehingga siswa tidak merasa kesulitan dalam memahami cerita dari guru tersebut. Fase alami diterapkan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan mengajak untuk melakukan kegiatan di luar kelas. Di luar kelas terdapat beberapa pos yang harus dikunjungi oleh semua kelompok. Di dalam setiap pos terdapat sebuah artikel tentang kegiatan ekonomi berdasarkan sumber daya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta beserta foto-foto kegiatan yang mendukung artikel tersebut. Setiap kelompok bertugas untuk mengidentifikasi artikel tersebut berdasarkan LKS yang telah dibagikan sebelumnya oleh peneliti. Setelah seluruh kelompok selesai, kegiatan kembali dilanjutkan di dalam kelas. Di dalam kelas guru mengajak siswa masuk pada fase namai. Guru memberikan penjelasan yang lebih detail mengenai artikel yang telah dibaca oleh siswa dalam setiap pos. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih belum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengerti. Setelah seluruh siswa terlihat paham, kegiatan dilanjutkan pada fase demonstrasikan. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil yang telah mereka dapatkan di dalam kelompoknya. Fase ini mampu memperlihatkan sejauh mana siswa memahami materi yang telah mereka pelajari. Kegiatan dilanjutkan dengan memasuki fase ulangi. Pada fase ini guru memberikan pengulangan secara umum tentang materi yang telah dipelajari pada hari itu. Setelah seluruh siswa paham dan tidak ada pertanyaan, guru meminta siswa untuk bertepuk tangan atas keberhasilan kegiatan pembelajaran hari itu. b. Minat Siswa dalam Belajar Selama kegiatan pembelajaran, siswa terlihat bersemangat dan antusias dalam melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas. Materi yang diberikan juga relatif lebih mudah diterima oleh siswa karena materi yang diberikan berada di sekitar mereka dan sering dialami oleh siswa itu sendiri. Hal tersebut mampu meningkatkan minat dari siswa karena materi menjadi lebih mudah dipahami. Peneliti kembali mengamati deskriptor yang nampak pada setiap siswa dan mengisikannya pada lembar pengamatan minat. Berdasarkan hasil rekapitulasi minat belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut. Rata-rata perasaan senang siswa selama kegiatan pembelajaran sebesar 88 dan termasuk dalam kategori baik. Rata-rata pemusatan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran sebesar 79 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Partisipasi siswa dalam kegiatan yang diberikan sebesar 77 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Inisiatif siswa dalam kegiatan pembelajaran sebesar 72 dan masuk dalam kategori cukup baik. Seluruh indikator minat pada penelitian siklus II ini telah menunjukkan hasil di atas 70 dan termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan minat siswa apabila dibandingkan dengan pra siklus dan siklus I. c. Rekapitulasi Hasil Pengamatan dan Hasil Evaluasi Belajar Hasil pengamatan terhadap minat belajar siswa dan hasil belajar pada siklus I dapat dijabarkan sebagai berikut. Tabel 4.11 Hasil Evaluasi Siklus II No. Uraian Keterangan 1 Nilai tertinggi 92 2 Nilai terendah 70 3 Nilai rata-rata kelas 78 4 Persentase jumlah siswa yang memenuhi KKM 100 5 Persentase minat belajar 79 Berdasarkan rekapitulasi hasil pengamatan dan hasil evaluasi dapat terlihat bahwa nilai tertinggi adalah 92, sedangkan nilai terendah adalah 70. Rata-rata kelas adalah 78 dengan persentase keberhasilan sebesar 100. Persentase minat belajar sebesar 79. Hasil yang diperoleh pada siklus ini terlihat jauh lebih meningkat apabila dibandingkan dengan pra siklus dan siklus I. Persentase keberhasilan siswa mencapai hasil yang maksimal yaitu 100 karena seluruh siswa memperoleh nilai di atas KKM yang ditetapkan yaitu 70. Rata-rata kelas juga cukup jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan KKM. Hal tersebut disebabkan oleh kegiatan penelitian yang peneliti rancang pada siklus II ini sudah lebih matang dan lebih menyesuaikan pada karakterisitik siswa serta tetap mengacu pada kekuatan sugesti dari pembelajaran quantum sehingga hasil yang diperoleh pun menjadi lebih maksimal. d. Kendala yang dihadapi Meskipun pembelajaran siklus II ini relatif lebih berhasil apabila dibandingkan dengan pra siklus dan siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran quantum. Beberapa dari kendala tersebut yaitu kurangnya pengkondisian kegiatan siswa di luar kelas. Masih terdapat beberapa siswa yang memanfaatkan kesempatan kegiatan di luar kelas untuk bermain-main. Selain itu terdapat salah satu prinsip dari pembelajaran quantum yang belum dapat dilakukan yaitu segalanya berbicara. Pada prinsip tersebut guru dituntut untuk menciptakan suasana kelas yang mendukung pembelajaran materi tersebut seperti adanya poster-poster, penataan ruang kelas, penataan cahaya yang masuk ke dalam kelas dan dekorasi-dekorasi yang membuat siswa merasa nyaman dalam belajar. Hal tersebut belum mampu peneliti lakukan karena terbatasnya waktu jeda pergantian jam pelajaran sehingga peneliti tidak memperoleh kesempatan untuk mengatur suasana kelas. Selain itu pengaturan tersebut juga tidak akan menjadi efektif ketika hanya dilakukan pada saat penelitian. Pengaturan tersebut harus dilakukan oleh guru secara berkelanjutan agar siswa merasa nyaman saat belajar dan tidak merasa bosan dengan suasana ruang kelas yang terlihat monoton.

3. Perbandingan Minat, Hasil Belajar dan Nilai Rata-rata Kelas

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Penerapan Strategi Pembelajaran Guided Note Taking Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri Tambakb

0 2 13

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI NO.040474 TIGASERANGKAI.

0 1 2

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangbangun Tahun 2011/

0 3 13

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Jetis Bantul tahun pelajaran 2014/2015.

0 0 283

Penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Team Assisted Individualization untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD.

0 2 231

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SD KANISIUS PUGERAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA.

2 14 183

PENGGUNAAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD NEGERI SINDUADI 1 KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN.

0 1 192

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS

0 0 18

Penggunaan media pembelajaran monopoli untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV SD Kanisius Klepu - USD Repository

0 0 300

Penggunaan media pembelajaran kartu domino untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Kanisius Klepu - USD Repository

0 1 265