3. Pembelajaran Quantum
a. Sejarah Pembelajaran Quantum
Pembelajaran quantum berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov yang melakukan eksperimen dengan hal yang disebut “suggestology”
atau “suggestopedia” De Porter, 2010:14 yang berpusat pada “kekuatan sugesti” yang sangat penting dalam belajar Dryden,
2004:315. Suggestology mengandung prinsip bahwa sugesti mampu mempengaruhi situasi belajar serta memberikan pengaruh pada hasil
pembelajaran baik positif maupun negatif. Lozanov dalam De Porter, 2010:14 menemukan bahwa belajar akan menjadi lebih efektif saat
berada pada kondisi antara sadar dan tidak sadar. Hal tersebut yang kemudian dikembangkan oleh De Porter dalam suatu kegiatan yang
bernama supercamp. Supercamp merupakan sebuah program pelatihan dan
pengembangan intensif yang diadakan selama sepuluh hari bagi kaum muda Dryden, 2004:425. Penumbuhan rasa percaya diri,
keterampilan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dikombinasikan menjadi satu dalam suatu lingkungan yang menyenangkan merupakan
inti kegiatan dari program ini. Secara terprogram dan terencana De Porter mengujicobakan gagasan-gagasan pembelajaran quantum
dalam kegiatan supercamp tersebut hingga tercipta suatu model pembelajaran quantum.
Pembelajaran quantum dapat dibagi menjadi dua yaitu pembelajaran quantum dan pengajaran quantum. Pengajaran quantum
dapat diartikan sebagai interaksi yang merubah energi menjadi cahaya De Porter 2010:34. Seluruh interaksi yang ada di dalam dan di
sekitar momen belajar diubah menjadi unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan belajar. Pengubahan unsur-unsur
tersebut bertujuan untuk memberikan sugesti positif bagi siswa dalam belajar. Unsur-unsur belajar tersebut dapat meliputi penggunaan
musik, penataan ruang kelas, penggunaan poster dan juga pemberian sugesti positif pada siswa. Berbeda dengan pengajaran quantum,
pembelajaran quantum merupakan kiat, petunjuk dan strategi yang membuat belajar menjadi suatu proses yang menyenangkan De
Porter, 2010. Pembelajaran quantum memberikan kesempatan untuk menemukan cara belajar yang cepat dan efektif Nggremanto,
2005:24. Pembelajar diajak untuk mengenali gaya belajar, gaya berpikir, dan juga situasi dirinya sendiri terlebih dahulu.
Pada intinya, pembelajaran quantum mengajak siswa untuk mengenal dirinya sendiri yang berperan sebagai faktor internal dalam
belajar. Lain halnya dengan pengajaran quantum yang mengajarkan guru untuk mengorkestrakan kelas yang menjadi faktor eksternal bagi
siswa dalam belajar. Meskipun terlihat cukup berbeda, antara pengajaran quantum dan pembelajaran quantum saling mempengaruhi
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua hal tersebut terpadu menjadi satu dalam sebuah pembelajaran quantum.
b. Asas Utama Pengajaran Quantum