26
dari kehidupan sosial atau kelompoknya, dan bukan dari individu itu sendiri. Interaksi sosial demikian antara lain
berkaitan erat dengan aktivitas-aktivitas dan bahasa yang dipergunakan Budiningsih, 2008: 99.
Dari beberapa teori belajar yang telah diuraikan di atas, peneliti menerapkan model pembelajaran terpadu dengan media Picture
Hanger ini disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif anak
menurut Piaget dan Bruner serta mengacu pada teori belajar yang telah diuraikan oleh Ausubel, Vygotsky, dan teori belajar
Konstruktivisme. Anak belajar melalui tahapan-tahapan belajar yang telah diuraikan oleh Bruner dan disesuaikan dengan tahapan
perkembangan kognitif anak menurut Piaget. Teori belajar Ausubel mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke
dalam suatu unit konseptual. Sarana belajar media berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak sesuai teori belajar
Konstruktivistik. Interaksi sosial berkaitan erat dengan aktivitas dan bahasa yang dipergunakan telah diuraikan oleh Vygotsky. Sehingga
teori-teori belajar tersebut mendasari penelitian ini.
2. Hakikat Mengajar
a. Pengertian Mengajar
Definisi modern di negara-negara yang sudah maju, “Teaching is the guidance of learning.
Mengajar adalah bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.” Definisi ini menunjukkan bahwa yang
27
aktif adalah siswa, yang mengalami proses belajar. Sedangkan guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan
kepribadian siswa. Menurut DeQueliy dan Gazali, mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling
singkat dan tepat Slameto, 2010: 30. Dalam hal ini pengertian waktu yang singkat sangat penting. Guru kurang memperhatikan
bahwa di antara siswa ada perbedaan individual, sehingga memerlukan pelayanan yang berbeda-beda.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, peneliti mengemukakan bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi
lingkungan dengan menghubungkannya dengan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar. Beberapa komponen yang harus
diperhatikan yaitu tujuan yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan perannya, jenis kegiatan yang
dilakukan, serta sarana dan prasarana yang tersedia.
b. Prinsip – prinsip Mengajar
Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar, guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka
adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Mengingat tugas yang berat itu, guru
yang mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilakukan seefektif mungkin, agar guru tidak
28
asal mengajar. Menurut Slameto 2010: 35, prinsip-prinsip dalam mengajar yaitu:
1 Perhatian
Di dalam mengajar, guru harus dapat membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yang diberikan oleh guru.
Perhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat. 2
Aktivitas Dalam proses mengajar belajar, guru perlu menimbulkan
aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak
akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.
3 Apersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah
dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. 4
Peragaan Waktu guru mengajar di depan kelas, harus berusaha
menunjukkan benda-benda yang asli. Bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda tipuan, atau
menggunakan media lainnya seperti radio, tape recorder, TV, dan sebagainya.
29
5 Repetisi
Bila guru menjelaskan suatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Ingatan siswa itu tidak setia, maka perlu dibantu
dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan. Pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas, dan tidak
mudah dilupakan. 6
Korelasi Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan
memikirkan hubungan antar setiap mata pelajaran. Begitu juga dalam kenyataan hidup, semua ilmupengetahuan itu saling
berkaitan. Namun hubungan itu tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi terus dipikirkan sebab-akibatnya. Ada hubungan secara
korelasi, hubungan itu dapat diterima akal, dapat dimengerti, sehingga memperluas pengetahuan siswa itu sendiri.
7 Konsentrasi
Hubungan antarmata pelajaran dapat diperluas. Mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa
memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam. 8
Sosialisasi Dalam perkembangannya, siswa perlu bergaul dengan
teman lainnya. Siswa di samping sebagai individu juga mempunyai segi sosial yang perlu dikembangkan.
30
9 Individualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang unik. Hal mana masing-masing mempunyai perbedaan khas, seperti perbedaan
intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku, watak maupun sikapnya.
10 Evaluasi
Semua kegiatan mengajar belajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan
lebih giat belajar, meningkatkan proses berpikirnya.
c. Mengajar yang Efektif