Prosedur Penelitian Tahap Pendefinisian

dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut dapat berbentuk benda atau perangkat keras hardware seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, dapat pula berbentuk perangkat lunak software seperti program komputer, model pembelajaran, dan sebagainya. Penelitian ini mengembangkan bahan ajar mini-chem book berorientasi SETS untuk meningkatkan hasil belajar terkait kompetensi larutan penyangga, kemudian menguji keefektifan produk.

3.4. Sampel Uji Coba Skala Kecil dan Skala Besar

Sampel uji coba skala kecil dalam penelitian ini adalah siswa dalam jumlah terbatas yaitu 10 anak dari kelas XI SMA N 1 Pati. Sedangkan untuk sampel uji coba skala besar diambil dua kelas dari populasi yaitu kelas XI-IPA 2 dan XI-IPA3 SMA N 1 Pati. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik pemilihan sampel dengan cara pertimbangan dari guru.

3.5. Prosedur Penelitian

Pengembangan penelitian ini mengikuti model 4-D four D-models yang disarankan oleh Thiagrajan, Semmel dan Semmel 1974. Tetapi pada pelaksanaannya hanya dilaksanakan sampai pada tahap ke 3 pengembangan yaitu 3D yang terdiri dari Define pendefinisian, Design perancangan, dan develop pengembangan, secara ringkas dapat ditampilkan dalam bentuk diagram alir sebagai berikut: Gambar 3.1. Diagram Alir Pengembangan Mini-chem book

3.6. Tahap Pendefinisian

Pada tahap ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mini-chem book dan mengumpulkan informasi yang berkaitan, sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian. Dalam proses ini dilaksanakan sebagai berikut : Pendefinisian Membuat Naskah Perbaikan Naskah Mini-chem book Validasi pakarahli Uji Coba Kelas Kecil Revisi Akhir Produk Studi literatur Revisi I Revisi II Uji Coba Kelas Besar Produk Jadi Perancangan Pengembangan Analisis kebutuhan

3.5.1. Analisis Kebutuhan

Dalam bagian awal ini peneliti melakukan analisis masalah yang diperoleh dengan observasi langsung. Analisis kebutuhan dibagi menjadi dua yaitu:

3.5.1.1. Analisis Kebutuhan Siswa

Analisis disini yaitu menelaah karakteristik siswa untuk merancang pengembangan mini-chem book. Dari observasi di SMA N 1 Pati, kebanyakan siswa masih belum tertarik dengan mata pelajaran kimia dan potensi siswa dalam belajar juga masih rendah. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh bahan ajar yang mereka pakai belum menarik minat siswa untuk belajar dan isinya terlalu monoton dengan materi serta rumus-rumus kimia. Salah satu usaha untuk memenuhi hal diatas adalah membuat bahan ajar yang dikemas secara menarik dengan gambar dan memakai orientasi SETS agar siswa tertarik untuk belajar kimia tidak hanya dalam konteks sains saja tetapi juga mempelajari materi dalam konteks lingkungan, teknologi dan masyarakat. Sehingga penelitian ini diharapkan adanya proses pembelajaran yang mampu meningkatkan minat dan potensi siswa dalam belajar kimia dengan bahan ajar yang menarik.

3.5.1.2. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Menurut Prastowo 2012 Ada tiga tahapan dalam analisis bahan ajar, yaitu analisis kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. 1. Menganalisis kurikulum Langkah pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi- kompetensi yang di butuhkan bahan ajar. Dengan demikian, diharapkan bahan ajar yang dibuat mampu membuat siswa menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, digunakan kurikulum 2013 sebagai acuan membuat perangkat pembelajaran. Pertama membuat silabus dengan menentukan kompetensi inti, dan kompetensi dasar yang ingin dicapai oleh siswa. Hal ini menyangkut kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dalam mata pelajaran kimia. Langkah kedua yaitu membuat RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan merujuk dari kompetensi dasar untuk menyusun indikator kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini harus diidentifikasi kompetensi- kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh siswa. Selanjutnya, menganalisis indikator yang akan dipakai sebagai acuan untuk menentukan kompeten tidaknya seseorang, sehingga dapat diketahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya dijadikan pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang tepat. Langkah ketiga adalah menentukan materi pokok yang disusun sedemikian rupa agar siswa menguasai kompetensi yang ditetapkan. Materi pokok yang akan digunakan dalam bahan ajar ini adalah larutan penyangga karena materi ini cukup sulit bagi siswa dan banyak keterkaitannya dengan unsur SETS. 2. Menganalisis Sumber Belajar Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Adapun kriteria analisis terhadap sumber belajar tersebut dilakukan berdasarkan ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Sumber belajar yang dipakai dalam penelitian ini antara lain dari buku paket kimia, jurnal, internet, dan lain-lain. 3. Memilih dan Menentukan Bahan Ajar Langkah ini bertujuan memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Maka langkah-langkah untuk menentukan dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang dicapai siswa, serta menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analisis kurikulum dan analisis sumber bahan. Dalam penelitian ini dipilih pengembangan mini-chem book karena buku berukuran kecil ini mudah untuk dibawa kemana-mana dan susunan buku lebih praktis untuk dipelajari siswa.

3.5.2. Studi Literatur

Selain analisis masalah siswa dan kebutuhan bahan ajar, dilakukan studi literatur untuk mencari informasi pengembangan bahan ajar mini-chem book, penelitian-penelitian sebelumnya dan sumber bahan ajar yang dipakai dalam penyusunan. Sehingga didapatkan data-data yang akan digunakan sebagai dasar dalam membuat desain mini-chem book.

3.7. Tahap Rancangan