Karakteristik Mini-chem book Berorientasi SETS Hasil belajar kognitif

penyangga, serta pertemuan keempat mengenai fungsi dan penerapan larutan penyangga.

3. Karakteristik Mini-chem book Berorientasi SETS

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mini-chem book berorientasi SETS sebagai bahan ajar. Bahan ajar ini dikembangkan dengan orientasi SETS agar siswa mengetahui informasi materi larutan penyangga terkait lingkungan, teknologi, dan sosial. mini-chem book ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh soal dan latihan soal yang mengajak siswa untuk memiliki keinginan untuk belajar siswa untuk terus mencari informasi terkait perkembangan sains ataupun soal-soal latihan yang disampaikan. Susunan isi mini-chem book terdiri dari 1 kompetensi, 2 daftar isi kata kunci, 3 peta konsep, 4 pendahuluan, 5 bagian pendukung materi, 6 isi materi, 7 rangkuman teori dan rumus, dan 8 daftar pustaka. Produk pengembangan mini-chem book salah satunya terdiri dari keterkaitan dalam SETS dan penjelasannya. Contoh gambaran keterkaitan SETS mini-chem book ditunjukkan pada gambar 4.6 dan tabel 4.5 Gambar 4.6. Keterkaitan unsur SETS TEKNOLOGI SAINS MASYARAKAT LINGKUNGAN Pembelajaran dengan bahan ajar berorientasi SETS yang dikembangkan mengacu pada keterkaitan konsep materi yang diperoleh dalam kehidupan sehari- hari, sehingga sehingga siswa lebih mudah dalam memahami dan mempelajari teori yang dikemas. Tabel 4.5 Karakter keterkaitan unsur SETS dalam bahan ajar No. Gambar Halaman Keterangan 1. Contoh tampilan pada konteks sains berisi cara membuat larutan penyangga. 2. Contoh tampilan pada hubungan penggunaan larutan penyangga dengan lingkungan 3. Contoh tampilan pada konteks teknologi berisi teknik pengolahan limbah industri secara anaerob yang menggunakan larutan penyangga dalam prosesnya.

4. Karakteristik alat evaluasi

Alat evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian siswa pada tujuan pembelajaran setelah melaksanakan proses belajar. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif adalah dengan menggunakan tes tertulis, sedangkan untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik menggunakan lembar observasi yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Soal yang dijadikan sebagai alat evaluasi harus memenuhi indikator pembelajaran materi larutan penyangga. Salah satunya yaitu memenuhi indikator pencapaian keterkaitan unsur SETS sesuai dengan produk yang dikembangkan. 4. Contoh tampilan pada konteks hubungan penggunaan larutan penyangga dengan masyarakat Contoh keterkaitan SETS dalam alat evaluasi kognitif ditunjukkan pada gambar 4.7. Gambar 4.7. keterkaitan SETS dalam alat evaluasi kognitif Lembar observasi dibagi menjadi dua, yaitu lembar afektif dan psikomotorik praktikum. Masing-masing lembar observasi yang akan digunakan tersebut memiliki aspek dan kriteria penilaian yang dirumuskan dengan jelas sehingga memudahkan proses pengamatan oleh pengmat. Pada gambar 4.8 ditunjukkan contoh lembar pengamatan dan rubrik yang dikembangkan. a b c d Gambar 4.8. Fisik dan Karakter Alat Evaluasi non tes, a lembar pengamatan afektif, b lembar pengamatan psikomotorik, c rubrik pengamatan afektif, d rubrik pengamatan psikomotorik

4.2.2 Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Penilaian

Hasil analisis seluruh uji coba instrumen menunjukkan bahwa semua instrumen tes maupun non tes sudah reliabel dan siap untuk digunakan di kelas. Pada tabel 4.6 dan 4.7 ditunjukkan hasil analisis instrumen penilaian tes maupun non tes. Tabel 4.6 Hasil Analsis Uji Coba Instrumen Penilaian Tes Instrumen Penilaian Pengujian Daya Beda Kriteria Jumlah Tingkat Kesukaran Kriteria Jumlah Validitas Kriteria Jumlah Reliabilitas Kriteria Jumlah Soal Ranah Kognitif Sangat baik 1 Mudah 12 Valid 19 0,63 baik Baik 18 Sedang 6 Tidak valid 11 Jelek 5 Sukar 12 Sangat jelek 6 Tabel 4.7 Hasil Analsis Uji Coba Instrumen Penilaian Non Tes Instrumen Penilaian Kelas Pengujian Statistik uji Hasil Keterangan Reliabilitas Validitas oleh ahli Psikomotorik Uji Coba 1 Uji Coba 2 Inter rater 0,56 0,61 Sedang Sedang Kategori Baik Afektif Uji Coba 1 Uji Coba 2 Inter rater 0,65 0,72 Sedang Tinggi Kategori Baik Angket Respon Uji Coba 1 Alpha Chronbach 0,92 Tinggi Kategori Baik 4.2.3 Hasil Uji KelayakanValidasi Produk Mini-chem Book Pada tahap uji kelayakan mini-chem book dilakukan dengan review dan validasi yang meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian. Validator ahli yang melakukan validasi terhadap produk meliputi dua dosen kimia Universitas Negeri Semarang yang kompeten mengenai bahan ajar kimia dan oleh dua guru kimia di sekolah tempat penelitian. Data dan saran yang ada pada instrumen dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan merevisi mini-chem book. Contoh hasil revisi produk pengembangan mini-chem book berorientasi SETS sebelum dan sesudah validator melakukan validasi produk pengembangan ditunjukkan pada tabel 4.8. Tabel 4.8 Contoh Saran Perbaikan Terhadap mini-chem book Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan Gambar peta konsep dibawah ini disebut struktur isi karena hal tersebut berisi rangkuman materi dan rumus saja, bukan konsep-konsepnya. Perbaikan peta konsep agar siswa dapat menghubungkan konsep-konsep materi dalam mini-chem book. Sebaiknya bagan larutan penyangga dibagi menjadi 2 yaitu larutan penyangga asam dan basa. Perbaikan bagan larutan penyangga menjadi larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa. Sebelumnya tidak ada materi kapasitas larutan penyangga. Perbaikan dengan adanya materi kapasitas larutan penyangga. Sebaiknya produk yang mengandung larutan penyangga ditambah komposisi nama senyawa larutan penyangga. Perbaikan dengan menambahkan nama senyawa larutan penyangga pada produk- produk berbasis larutan penyangga. Dari catatan dan saran yang diberikan oleh validator maka dilakukan perbaikan-perbaikan yang berguna bagi kesempurnaan pengembangan produk mini-chem book berorientasi SETS. Mini-chem book berorientasi SETS yang sudah selesai diperbaiki kemudian dinilai oleh validator. Hasil validasi diperoleh setelah melakukan serangkaian konsultasi dengan validator ahli untuk penyempurnaan produk pengembangan sehingga dapat dinyatakan valid dan layak digunakan sebagai bahan ajar. Hal ini dinilai dari 3 substansi aspek, meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian mini-chem book yang dilakukan validator ahli. Tabel 4.9 menunjukkan rata-rata hasil validasi aspek kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian dalam mini-chem book berorientasi SETS yang dikembangkan. Tabel 4.9 Rata-rata Hasil Validasi Aspek Kelayakan isi, Kebahasaan, dan Penyajian dalam mini-chem book Validasi Aspek Jumlah validator Rata-rata penilaian aspek Jumlah Indikator Skor Maksimal Skor Kriteria Kelayakan isi 4 52 14 56 4 Sangat baik Kebahasaan 4 48 13 52 4 Sangat baik Penyajian 4 38 10 40 4 Sangat baik Selain itu ditinjau dari kriteria deskriptif kelayakannya adalah 92 untuk aspek kelayakan isi, 93 untuk aspek kebahasaan, dan 96 untuk aspek penyajian dengan kriteria semua aspek sangat layak bisa dilihat dilampiran.

4.2.4 Hasil Keterlaksanaan Penggunaan Mini-chem Book berorientasi SETS

Mini-chem book berorientasi SETS dalam proses pembelajaran dilaksanakan dalam setiap pertemuan sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disusun. Aktivitas belajar pada proses pembelajaran dengan menggunakan mini- chem book berorientasi SETS sudah mencerminkan ciri dari SETS Science, Environment, Technology and Society tersebut, yaitu mulai dari mempelajari konsep sains, kemudian diterapkan pada lingkungan, teknologi dan sosial.. Kegiatan ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan Mini-chem book, siswa lebih aktif dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk mencari informasi mengenai penerapan konsep larutan penyangga. Siswa juga aktif dalam setiap penyelesaian soal yang terdapat dalam mini-chem book. Pada proses pembelajaran, siswa lebih banyak melakukan pengamatan, proses mencari informasi dan kemudian dibahas bersama dalam diskusi kelompok. Siswa menjadi lebih aktif bertanya, menalar, mengkomunikasikan di depan kelas dan mencoba untuk dapat membuat simpulan dari informasi yang mereka peroleh. Penelitian ini memakai dua kelas uji coba untuk mengukur efektivitas mini-chem book. Kelas XI IPA 2 menggunakan mini-chem book dalam pembelajaran, sedangkan kelas XI IPA 3 tidak menggunakan mini-chem book dalam pembelajaran. Selain itu, efektivitas produk pengembangan mini-chem book diiukur berdasarkan indikator pencapaian yang telah dirumuskan, jika hasil analisis yang dilakukan mencapai target kompetensi yang diharapkan peneliti, maka produk pengembangan ini dikatakan efektif. Berikut penjelasan hasil belajar baik dari kognitif, afektif, dan psikomotorik.

1. Hasil belajar kognitif

Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa soal pilihan ganda yang diberikan sebelum dan setelah pembelajaran dilaksanakan. Pemberian pretest dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai konsep larutan penyangga, sedangkan pemberian posttest dimaksudkan untuk mengetahui pengetahuan akhir siswa mengenai konsep larutan penyangga. Perolehan nilai pretest dan posttest kedua kelas uji coba ditunjukkan pada tabel 4.10. Tabel 4.10. Perolehan Nilai Pretest dan Posttest kelas uji coba 1 dan 2 Komponen Pretest Posttest Uji coba 1 Uji coba 2 Uji coba 1 Uji coba 2 Jumlah siswa 31 29 31 29 Rata-rata nilai 9 9 16 13 Nilai tertinggi 11 10 18 15 Nilai terendah 4 5 11 10 Dari hasil pretest dan posttest tersebut akan diperoleh N-gain yang menunjukkan nilai peningkatan hasil belajar mengenai konsep larutan penyangga. N-gain merupakan hasil konversi dari selisih antara nilai pretest dan posttest gain. Pada tabel 4.11 ditunjukkan perolehan hasil N-Gain kedua kelas uji coba. Tabel.4.11. Perolehan hasil N-Gain kelas uji coba 1 dan 2 Uji Kelas Uji coba 1 Kelas Uji Coba 2 N-Gain 0,62 0,40 Kriteria Sedang Sedang

2. Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Satu Pihak Kanan Uji Satu Pihak