2.2.4. Kualitas Jasa
Kualitas jasa didefinisikan sebagai penyampaian jasa yang melebihi tingkat kepentingan pelanggan Rangkuti, 2003. Jenis kualitas yang digunakan
untuk menilai kualitas jasa adalah sebagai berikut : 1. Kualitas teknik outcome, yaitu kualitas hasil kerja penyampaian jasa itu
sendiri. 2. Kualitas pelayanan proses, yaitu kualitas cara penyampaian jasa tersebut.
Pada dasarnya jasa tidak dapat dievaluasi secara akurat, pelanggan berusaha menilai kualitas dari jasa tersebut berdasarkan apa yang dirasakannya,
yaitu atribut-atribut yang mewakili kualitas proses dan kualitas pelayanan. Ada sepuluh kriteria umum atau standar yang menentukan kualitas suatu
jasa, yaitu: • Reliability keandalan
• Responsiveness ketanggapan • Competency kemampuan
• Acces mudah diperoleh • Courtesy keramahan
• Comunication komunikasi • Credibility dapat dipercaya
• Security keamanan • Understanding memahami pelanggan
Pelanggan
EXTERNAL MARKETING Menetapkan janji mengenai
produkjasa yang akan disampaikan
Manajemen
INTERACTIVE MARKETING Menyampaikan produkjasa yang
telah dijanjikan
Karyawan
INTERNAL MARKETING Membuat agar produk yang
disampaikan sesuai dengan yang dijanjikan
Gambar 1. Segitiga pemasaran jasa Rangkuti , 2003
• Tangibles bukti nyata yang kasat mata Kesepuluh dimensi tersebut dapat disederhanakan menjadi lima dimensi,
yaitu : 1. Responsiveness ketanggapan, yaitu kemampuan untuk menolong
pelanggan dan ketersediaan untuk melayani pelanggan dengan baik. 2. Reliability keandalan, yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan
sesuai yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 3. Emphaty empati, yaitu rasa peduli untuk memberikan perhatian secara
individual kepada pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan, serta kemudahan untuk dihubungi.
4. Assurance jaminan, yaitu pengetahuan, kesopanan petugas serta sifatnya yang dapat dipercaya sehingga pelanggan terbebas dari resiko.
5. Tangibles bukti langsung, meliputi fasilitas fisik, perlengkapan karyawan, dan sarana komunikasi.
Setelah menerima jasa tersebut maka pelanggan membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa berada di bawah jasa yang
diharapkan, pelanggan tidak berminat lagi terhadap penyedia tersebut. Jika jasa yang dialami memenuhi atau melebihi harapan, mereka akan menggunakan
penyedia jasa itu lagi. Menurut Zeithaml, Parasuraman dan Berry 1990, terdapat lima
kesenjangan atau gap yang dapat mengakibatkan dalam penyampaian jasa, kesenjangan tersebut diantaranya :
1. Kesenjangan antara harapan pelanggan dan persepsi manajemen: Manajemen tidak selalu memahami secara tepat apa yang diinginkan
pelanggan. 2. Kesenjangan antara persepsi manajemen dan spesifikasi mutu jasa.
Manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan pelanggan tetapi tidak menetapkan satu kumpulan standar kinerja tertentu.
3. Kesenjangan antara spesifikasi mutu jasa dan penyampaian jasa. Para petugas mungkin kurang terlatih, tidak mampu atau tidak mau
memenuhi standar. Atau para petugas tersebut dihadapkan pada standar yang berlawanan, seperti menyediakan waktu untuk mendengarkan para
pelanggan dan melayani mereka dengan cepat. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi eksternal.
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat para petugas perusahaan dan iklan perusahaan.
5. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan. Kesenjangan itu terjadi bila pelanggan memiliki persepsi yang keliru tentang
mutu jasa tersebut. Model kesenjangan jasa tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
KESENJANGAN 2 KESENJANGAN 4
KESENJANGAN
5
KESENJANGAN
3
Komunikasi dari mulut
ke mulut
Penyajian Jasa termasuk sebelum
dan sesudahnya
Komunikasi eksternal ke
konsumen
Pengubahan persepsi ke spesifikasi dengan
harapan konsumen Kebutuhan
seseorang
Persepsi mengenai
jasa
Jasa yang diharapkan Pengalaman
masa lalu
Pengolahan persepsi yang berkaitan dengan harapan
konsumen
KONSUMEN
PENGECER
Gambar 2. Model Mutu Jasa Zeithaml et al., 1990
KESENJANGAN 1
2.3. Kepuasan Pelanggan 2.3.1. Definisi Kepuasan Pelanggan