Penentuan Jenis Pelarut PENELITIAN PENDAHULUAN
Rendemen oleoresin yang dihasilkan bervariasi, hal ini bergantung dari jenis pelarut yang digunakan Farrel,1985. Semakin besar jumlah
pelarut yang digunakan maka semakin besar jumlah oleoresin yang dihasilkan. Hal ini dipengaruhi oleh kelarutan solubility pelarut. Semakin
besar nilai kelarutan pelarut maka semakin besar kesempatan dan kemampuan pelarut untuk mengekstrak oleoresin.
Suryandari 1981 menyatakan bahwa semakin besar volume pelarut yang digunakan maka rendemen oleoresin yang dihasilkan juga semakin
besar, sehingga hasilnya akan bertambah sampai pada titik jenuh pelarut. Pada saat pelarut masih relatif kecil volumenya maka oleoresin yang
terekstrak jumlahnya kecil, sebab pelarut mempunyai keterbatasan dalam melarutkan oleoresin. Jika volumenya bertambah maka daya larutnya juga
bertambah sehingga mencapai titik optimum dimana pelarut tersebut menjadi jenuh. Jadi daya larut akan meningkat ketika volume pelarut
ditambahkan ke dalam proses ekstraksi hingga mencapai titik jenuh. Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung jumlah terlarut
berlebihan sedemikian rupa, pada suhu tertentu, sehingga kelebihan itu tak lagi mau melarut. Jenuh berarti pelarut telah seimbang dengan zat
terlarutnya, atau jika larutan tidak kuasa lagi melarutkan zat terlarut yang ditambahkan. Artinya konsentrasinya sudah maksimal Arsyad, 2001.
Pudjaatmaka 1984 menyatakan larutan ini mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat
terlarut yang larut dan yang tak terlarut. Pembentukan larutan jenuh dipercepat dengan pengadukan yang kuat dan zat terlarut yang berlebih
Lama ekstraksi dan nisbah bahan dengan pelarut tidak memberikan pengaruh terhadap rendemen oleoresin jahe merah, seperti terlihat pada
Lampiran 7. Hubungan antara rendemen oleoresin jahe merah dengan lama ekstraksi dan nisbah bahan dengan pelarut ditunjukkan pada Gambar
12. Pada gambar tersebut terlihat bahwa kenaikan rendemen oleoresin jahe merah diiringi dengan semakin lama waktu ekstraksi serta semakin besar
nisbah bahan dan pelarut. Rendemen tertinggi dihasilkan pada nisbah 1:6 dengan lama ekstraksi 2 jam. Ini disebabkan karena semakin besar nisbah
serta lama waktu ekstraksi maka semakin besar pula nilai rendemen oleoresin yang dihasilkan. Semakin besar jumlah pelarut maka semakin
besar kelarutan pelarut yang digunakan untuk mengekstrak jahe merah sehingga menghasilkan rendemen yang semakin besar pula.
Berdasarkan hasil analisa untuk rendemen oleoresin jahe merah, didapatkan perlakuan terbaik pada nisbah 1:6 dengan lama ekstraksi 2 jam
yaitu 20,1 persen.