serta lama waktu ekstraksi maka semakin besar pula nilai rendemen oleoresin yang dihasilkan. Semakin besar jumlah pelarut maka semakin
besar kelarutan pelarut yang digunakan untuk mengekstrak jahe merah sehingga menghasilkan rendemen yang semakin besar pula.
Berdasarkan hasil analisa untuk rendemen oleoresin jahe merah, didapatkan perlakuan terbaik pada nisbah 1:6 dengan lama ekstraksi 2 jam
yaitu 20,1 persen.
2. Kadar Minyak Atsiri dalam Oleoresin
Kadar minyak atsiri dalam oleoresin pada penelitian ini dilakukan dengan metode destilasi. Kadar minyak atsiri pada oleoresin jahe merah
yang dihasilkan berkisar antara 34 sampai 42,40 persen, seperti terlihat pada Lampiran 4. Kadar minyak atsiri tertinggi diperoleh pada nisbah 1:5
dengan lama ekstraksi 1,5 jam yaitu 34 persen. Kadar minyak atsiri
Gambar 12 . Hubungan antara rendemen oleoresin jahe merah dengan
nisbah dan lama ekstraksi
5 10
15 20
25
re nde
m e
n
sampel
Rendemen oleoresin
1 jam B1 1,5 jam B2
2 jam B3 1 jam B1
15,82 16,17
18,14 1,5 jam B2
17,21 17,25
19,08 2 jam B3
17,43 17,64
20,1 1:4 A1
1:5 A2 1:6 A3
terendah diperoleh pada nisbah 1:6 dengan lama ekstraksi 1,5 yaitu 42,40 persen. Ini disebabkan karena minyak atsiri merupakan senyawa yang
bersifat volatil, sehingga semakin lama oleoresin mengalami proses ekstraksi untuk mendapatkan kadar minyak atsirinya serta semakin tinggi
suhu yang digunakan maka semakin banyak kemungkinan minyak atsiri yang menguap dan sebaliknya.
Lama ekstraksi dan nisbah bahan dengan pelarut tidak memberikan pengaruh terhadap kadar minyak atsiri dalam oleoresin jahe merah, seperti
terlihat pada Lampiran 10. Hubungan antara kadar minyak atsiri dalam oleoresin jahe merah dengan lama ekstraksi dan nibah bahan dengan
pelarut ditunjukkan pada Gambar 13. Pada perlakuan lama ekstraksi 1,5 jam untuk nisbah 1:4 dan 1:6 menunjukkan nilai kadar minyak atsiri lebih
kecil bila dibandingkan dengan 1 dan 2 jam. Tidak pada perbandingan nisbah 1:5, ini disebabkan karena minyak jahe merah pada nisbah 1:5
dengan lama ekstraksi 1 dan 2 jam sedikit larut dalam etanol bila dibandingkan dengan nisbah 1:4 dan 1:6.
Tinggi rendahnya kadar minyak atsiri dalam oleoresin dipengaruhi oleh lama ekstraksi, jenis pelarut, dan volume pelarut yang digunakan.
Semakin besar volume pelarut dan semakin lama ekstraksi maka semakin banyak minyak atsiri yang dihasilkan. Pelarut yang mempunyai polaritas
atau solubilitas yang tinggi maka semakin besar kesempatan pelarut tersebut mengekstrak minyak yang terdapat dalam oleoresin jahe merah.
Penggunaan jumlah pelarut yang lebih besar memerlukan waktu pemisahan pelarut yang semakin lama, sedangkan minyak atsiri yang
dihasilkan bersifat volatil dan larut dalam pelarut sehingga semakin banyak minyak atsiri yang terdapat di dalam oleoresin menguap.
Berdasarkan hasil analisa untuk kadar minyak atsiri yang terkandung dalam oleoresin jahe merah, didapatkan perlakuan terbaik pada nisbah 1:5
dengan lama ekstraksi 1,5 jam yaitu 42,40 persen.