Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1 Selama kurun waktu 1995-1999 sebelum otonomi daerah sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan persentase perubahan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Asahan, yaitu sebesar 81,89 milyar atau selama kurun waktu 5 tahun telah mengalami peningkatan sebesar 3.57 persen. Sedangkan berdasarkan kontribusi secara riil yang diberikan terhadap PDRB Kabupaten Asahan, maka sektor pertanian menjadi penyumbang kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp 1,19 trilyun dengan persentase sebesar 40,76 persen dari total PDRB Kabupaten Asahan pada tahun 1999. Sebelum otonomi daerah, selain sektor pertanian, sektor yang mempunyai keunggulan komparatif dan memiliki potensi untuk dikembangkan adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Pada masa otonomi daerah sektor industri pengolahan memberikan persentase perubahan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabuapten Asahan, yaitu sebesar Rp 319,34 trilyun rupiah atau selama kurun waktu 5 tahun telah mengalami peningkatan sebesar 10,28 persen. Sedangkan berdasarkan kontribusi secara riil yang diberikan terhadap PDRB Kabupaten Asahan, maka sektor pertanian masih menjadi penyumbang kontribusi terbesar yaitu sebesar Rp 1,51trilyun dengan persentase sebesar 51,66 persen dari total PDRB Kabupaten Asahan pada tahun 2004. Pada masa otonomi daerah, ternyata sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling diunggulkan di Kabupaten Asahan karena masih mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan wilayah lain di Propinsi Sumatera Utara untuk sektor yang sama. Sama halnya pada kurun waktu 1995-1999 sebelum otonomi daerah, selain sektor pertanian, sektor yang mempunyai keunggulan komparatif dan memiliki potensi untuk dikembangkan adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. 2 Pada periode 1995-1999 sebelum otonomi daerah, semua penyusun PDRB Kabupaten Asahan memiliki nilai pergeseran bersih yang lebih besar dari nol PBij 0 dan merupakan sektor sektor-sektor yang termasuk dalam kelompok sektor pertumbuhan Progresif Maju, kecuali sektor penggalian. Pada masa otonomi daerah 2000-2004, dari sembilan sektor penyusun PDRB kabupaten Asahan, terdapat tujuh sektor yang memiliki pertumbuhan progresif , yaitu: sektor pertanian, penggalian, listrik gas dan air bersih, industri pengolahan, bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa-jasa perusahaan. Sedangkan sektor- sektor yang memiliki pertumbuhan yang lambat adalah sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Hal ini diakibatkan pada tahun 2004, kondisi jalan di Kabupaten Asahan masih memerlukan perhatian yang serius, walaupun sudah terjadi perbaikan di beberapa ruas jalan tetapi sebagian besar jalan di Asahan 71,19 persen kondisinya masih rusak dan rusak berat baik jalan kabupaten maupun jalan negara. 3 Dengan melihat nilai pergeseran bersih Kabupaten Asahan terhadap Propinsi Sumatera Utara, maka secara agregat, Kabupaten Asahan memiliki nilai PP yang positif PP.j 0 dan juga memiliki nilai PPW yang positif PPW.j 0 sehingga Kabupaten Asahan termasuk kedalam kuadran I. Sehingga dapat 108 dikatakan bahwa sektor-sektor perekonomian Kabupaten Asahan sebelum otonomi daerah 1995-1999 memiliki pertumbuhan yang cepat dan mampu bersaing dengan wilayah lain yang ada di Propinsi Sumatera Utara. Jika dilihat berdasarkan nilai pergeseran bersih yang positif PB 0, maka Kabupaten Asahan termasuk kedalam kelompok wilayah yang mempunyai pertumbuhan progresif maju. Pada Masa Otonomi Daerah nilai pergeseran bersih PB, secara agregat nilai yang diperoleh Kabupaten Asahan mengalami pertumbuhan yang masih progresif. Selain itu sektor-sektor perkonomian kabupaten Asahan secara umum didukung oleh daya dukung wilayah PPW.j 0. Dengan melihat nilai pergeseran bersih total yang positif PB.j 0, ini berarti bahwa pada masa otonomi daerah, Kabupaten Asahan termasuk kabupaten yang mengalami laju pertumbuhan yang progresif .

7.2 Saran