Model Analisis Shift Share

Menurut Glasson 1977, basis ekonomi merupakan pendekatan yang dapat menerangkan pertumbuhan regional suatu daerah, untuk menganalisis struktur daerah dan untuk mengetahui peranan suatu sektor terhadap perekonomian daerah. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan sektor basis adalah metode Location Quotient LQ sedangkan Richardson 1977 menyatakan bahwa teknik LQ adalah teknik yang lazim digunakan dalam studi basis empirik.

2.8 Model Analisis Shift Share

Menurut Glasson 1977, model Analisis Shift Share ASS digunakan untuk melihat pertumbuhan masing- masing sektor perekonomian di suatu wilayah terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah yang lebih luas. Selain itu model ini juga dapat menunjukkan perkembangan perekonomian suatu wilayah terhadap wilayah lainnya, sehingga dapat membandingkan besarnya aktivitas suatu sektor dalam suatu wilayah dan perbandingan pertumbuhan antar wilayah. Melalui Analisis Shift Share dapat diketahui perkembangan suatu sektor jika dibandingkan dengan sektor lainnya dalam suatu wilayah tertentu. Pendekatan Shift Share menganalisis perubahan-perubahan tersebut dengan menggunakan indikator- indikator seperti produksi, penduduk dan tenaga kerja selama periode waktu tertentu menjadi komponen shift dan share. Analisis shift share menganalisis perubahan berbagai indikator kegiatan ekonomi, seperti produksi dan kesempatan kerja pada dua titik waktu. Di dalam analisis ini diasumsikan bahwa perubahan tingkat produksikesempatan kerja pada 29 suatu tahun dasar dengan tahun akhir dibagi menjadi tiga komponen pertumbuhan yaitu: 1. Komponen Pertumbuhan Nasional adalah perubahan kesempatan kerja atau produksi suatu wilayah yang disebabkan oleh perubahan kesempatan kerja atau produksi nasional secara umum, perubahan kebijakan ekonomi nasional, atau perubahan dalam hal- hal yang mempengaruhi perekonomian semua sektor dan wilayah. Beberapa contoh dapat dikemukakan, misalnya deva luasi, kecenderungan inflasi, pengangguran dan kebijakan perpajakan. Bila diasumsikan bahwa tidak terdapat perbedaan karakteristik ekonomi antar sektor dan antar wilayah, maka akibat dari perubahan ini pada sektor dan wilayah kurang lebih sama dengan perubahan ini pada sektor dan wilayah kurang lebih sama dengan perubahan dan laju pertumbuhan nasional. Akan tetapi pada kenyataannya beberapa sektor tumbuh dan berkembang lebih cepat dari sektor-sektor lainnya. Oleh karena itu perlu diidentifikasi penyebabnya dan mengukur perbedaan yang timbul, dengan memisahkan komponen pertumbuhan nasional, komponen pertumbuhan proporsional, dan komponen pertumbuhan pangsa wilayah. Analisis pertumbuhan ekonomi dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan daerah kabupaten. Maka istilah komponen pertumbuhan nasional dianalogikan menjadi komponen pertumbuhan regional PR. Hal ini dilakukan untuk menghindari salah penafsiran dalam pengertian nasional Indonesia dengan regional Propinsi. 2. Komponen pertumbuhan proporsional PP timbul karena perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, perbedaan dalam ketersediaan bahan mentah, 30 perbedaan dalam kebijaksanaan misalnya, kebijakan perpajakan, subsidi dan price support dan perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. 3. Komponen pertumbuhan pangsa wilayah PPW timbul karena peningkatan atau penurunan PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya. Cepat atau lambatnya pertumbuhan suatu daerah dibandingkan dengan wilayah lainnya ditentukan oleh keunggulan komparatif, akses ke pasar, dukungan kelembagaan, prasarana sosial dan ekonomi serta kebijakan ekonomi regional wilayah tersebut. Budiharsono, 2001

2.9 Hasil Penelitian Terdahulu