Identifikasi Sektor Basis di Kabupaten Sebelum Otonomi Daerah 1995-1999

tersebut termasuk dalam kelompok sektor yang mempunyai pertumbuhan progresif, karena nilai daya dukung PPW sektor tersebut lebih baik dibandingkan nilai pertumbuhan proporsionalnya PP. Berdasarkan hasil analisis dari pengolahan data yang diperoleh, dapat diketahui bahwa sektor-sektor perekonomian Kabupaten Asahan secara keseluruhan mengalami pertumbuhan yang masih progresif. Selain itu sektor- sektor perkonomian kabupaten Asahan secara umum didukung oleh daya dukung wilayah PPW.j 0. Dengan melihat nilai pergeseran bersih total yang positif PB.j 0, ini berarti bahwa pada masa otonomi daerah, Kabupaten Asahan termasuk kabupaten yang mengalami laju pertumbuhan yang progresif . Angka tersebut merupakan total penjumlahan dari kedua komponen pertumbuhan wilayah. 6.4 Identifikasi Sektor Basis di Kabupaten Asahan Sebelum Otonomi Daerah 1995-1999 dan Pada Masa Otonomi Daerah 2000-2004

6.4.1 Identifikasi Sektor Basis di Kabupaten Sebelum Otonomi Daerah 1995-1999

Pada periode 1995-1999 sebelum otonomi daerah, hasil perhitungan LQ pada sektor dan sub sektor dalam perekonomian Kabupaten Asahan terhadap sektor dan sub sektor perekonomian Propinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa dari 9 sektor perekonomian yang ada hanya terdapat 2 sektor yang merupakan sektor basis yaitu sektor pertanian dan sektor industri pengolahan dengan perkembangan nilai LQ yang meningkat sampai tahun 1999. Meskipun sektor pertanian menjadi penyumbang PDRB terbesar dalam wilayah Kabupaten Asahan namun yang memiliki nilai LQ tertinggi adalah sektor industri pengolahan 103 dan menjadi sektor unggulan karena nilai LQ yang dimiliki meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa sektor ini mempunyai peranan yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Asahan. Akan tetapi meskipun sektor pertanian belum memiliki nilai LQ yang tertinggi, sektor pertanian tetap menjadi sektor unggulan di Kabupaten Asahan. Dalam sektor pertanian terdapat beberapa sub sektor yang memiliki nilai LQ yang lebih besar dari satu sehingga sub sektor tersebut bisa dikatakan menjadi basis sub sektor di Kabupaten Asahan. Sub sektor antara lain: perkebunan, peternakan dan hasil- hasilnya dan perikanan. Selama periode 1995-1999 nilai LQ yang dihasilkan oleh sub sektor tersebut mengalami fluktuasi. Akan tetapi secara umum nilai LQ yang dihasilkan oleh sub sektor perkebunan cenderung meningkat sedangkan untuk sub sektor peternakan dan hasil- hasilnya dan sektor perikanan cenderung mengalami penurunan. Sub sektor perkebunan yang memiliki nilai LQ yang cenderung meningkat merupakan indikator bahwa sektor ini masih menjadi andalan di Kabupaten Asahan pada saat itu terutama untuk komoditi karet dan kelapa sawit. Hasil analisis LQ ternyata mendukung hasil analisis shift share yang menunjukkan bahwa sektor pertanian dan industri pengolahan merupakan sektor basis dan kedua sektor ini termasuk kedalam sektor yang memiliki pertumbuhan yang progresif dan memiliki keunggulan komparatif dibanding wilayah lain di Propinsi Sumatera Utara untuk sektor yang sama.

6.4.2 Identifikasi Sektor Basis di Kabupaten Pada Masa Otonomi Daerah 2000-2004