31 apa adanya. Oleh karena itu, expressive writing bermanfaat bagi
pengungkapan diri self disclosure pada siswa.
3. Bentuk-bentuk Menulis Ekspresif Expressive Writing
Menurut Foulk Hoover 1996: 4 beberapa contoh expressive writing untuk siswa yang diberikan di dalam kelas yaitu:
a. Pengamatan pada kondisi cuaca baru-baru ini dan bagaimana mereka dapat menganalisis dan menuliskannya.
b. Catatan diambil selama seminar, termasuk daftar fakta, deskripsi rumit, atau titik marjinal bahkan singkat ketidaksetujuan atau kebingungan
yang dialami siswa. c. Catatan yang diambil saat membaca sebuah artikel jurnal, bahkan
mungkin hanya menuliskan dalam bebrapa kalimat. d. Sebuah daftar ide yang dihasilkan dari diskusi Anda miliki dengan
seorang rekan. e. Sebuah daftar pertanyaan yang ingin ditanyakan siswa kepada
seseorang f. Sebuah diagram atau sketsa yang dirancang untuk menjelaskan konsep
yang sulit atau kompleks dalam pikiran siswa sendiri. g. Sebuah draft atau sebuah artikel di mana guru membiarkan siswa untuk
menulis dengan bebas. Menulis dapat dijadikan sebagai teknik bimbingan di kelas. Farida
Harahap 2012: 1 menjelaskan bahwa bentuk tulisan dalam expressive
32 writing bisa apapun seperti puisi, diari, scrap book, menulis cerita,
mengubah lagu, dan sebagainya. Selain itu menurut Adam Farida Harahap, 2012: 4 mengemukakan berbagai istilah terkait dengan bentuk
dan proses dalam terapi melalui menulis, yaitu antara lain: a. Journal therapy terapi jurnal: katarsis dan refleksi secara mendalam
dan penuh tujuan terapeutik. b. Therapeutic writing terapi menulis: partisipasi terus menerus dan
observasi perjalanan hidup yang telah dialami seperti trauma, hikmah, pertanyaan, kekecewaan, rasa senang untuk mendorong timbulnya
pemahaman, insight, penerimaan, dan pertumbuhan diri. c. Chatartic writing menulis katarsis: berfokus pada ekspresi kesadaran
afeksi yang tinggi dan eksternalisasi perasaan dalam bahasa dan tulisan. d. Reflective writing menulis refleksi: meningkatkan pengamatan diri,
meningkatkan kesadaran adanya ketidaksinambungan pikiran dengan tubuh, internal dan eksternal, pikiran dengan perasaan, atau harapan
dengan hasil. Berdasarkan pemaparan di atas, bentuk menulis ekspreesif dalam
penelitian ini adalah menulis bebas yang berdasarkan tema penulisan yang telah ditentukan oleh peneliti. Hal ini bertujuan agar siswa secara bebas
bisa mengekspresikan perasaannya, pikirannya, gagasan atau ide, atau menulis pengalaman yang berkaitan dengan tema, serta membuat siswa
menjadi lebih terbuka.