Manfaat Menulis Ekspresif Expressive Writing

32 writing bisa apapun seperti puisi, diari, scrap book, menulis cerita, mengubah lagu, dan sebagainya. Selain itu menurut Adam Farida Harahap, 2012: 4 mengemukakan berbagai istilah terkait dengan bentuk dan proses dalam terapi melalui menulis, yaitu antara lain: a. Journal therapy terapi jurnal: katarsis dan refleksi secara mendalam dan penuh tujuan terapeutik. b. Therapeutic writing terapi menulis: partisipasi terus menerus dan observasi perjalanan hidup yang telah dialami seperti trauma, hikmah, pertanyaan, kekecewaan, rasa senang untuk mendorong timbulnya pemahaman, insight, penerimaan, dan pertumbuhan diri. c. Chatartic writing menulis katarsis: berfokus pada ekspresi kesadaran afeksi yang tinggi dan eksternalisasi perasaan dalam bahasa dan tulisan. d. Reflective writing menulis refleksi: meningkatkan pengamatan diri, meningkatkan kesadaran adanya ketidaksinambungan pikiran dengan tubuh, internal dan eksternal, pikiran dengan perasaan, atau harapan dengan hasil. Berdasarkan pemaparan di atas, bentuk menulis ekspreesif dalam penelitian ini adalah menulis bebas yang berdasarkan tema penulisan yang telah ditentukan oleh peneliti. Hal ini bertujuan agar siswa secara bebas bisa mengekspresikan perasaannya, pikirannya, gagasan atau ide, atau menulis pengalaman yang berkaitan dengan tema, serta membuat siswa menjadi lebih terbuka. 33

4. Prosedur Teknik Menulis Expresif Expressive Writing

Menurut Gortner, Rude Pennebaker 2006: 297 prosedur dalam melakukan expressive writing adalah sebagai berikut: a. Pretest yang diberikan kepada peserta b. Semua peserta yang terlibat melakukan tiga sesi selama tiga hari berturut-turut, setiap sesi peserta menulis selama 20 menit c. Peserta diperintahkan untuk menulis pada sesi pertama. Sebelum kegiatan menulis dilaksanakan, peserta terlebih dahulu diberi instruksi, yakni: “Selama tiga hari, Saya ingin Anda menuliskan tentang pikiran Anda sangat terdalam dan perasaan atau peristiwa emosional yang mengganggu hidup Anda. Anda juga dapat mengkaitkan topik Anda dengan pengalaman stress atau traumatik di masa lalu Anda. Dalam tulisan Anda, saya ingin Anda benar-benar mengeksplorasi emosi dan pikiran terdalam Anda. Anda dapat menghubungkan topik Anda dengan orang lain termasuk orang tua, kekasih, teman, atau kerabat. Anda juga mungkin dapat menghubungkan pengalaman Anda dengan masa lalu, sekarang, atau masa depan, atau siapa Anda dahulu, siapa Anda sekarang, atau menjadi apa Anda nanti. Jangan khawatir tentang tata bahasa atau ejaan yang tidak penting. Semua tulisan benar-benar rahasia”. d. Peserta mengisi posttestBDI dan mengisi skala pengukuran regulasi emosi Berdasarkan penjelasan di atas, prosedur expressive writing yang diberikan pada peserta depresi terdiri dari pretest, pelaksanaan expressive writing, dan diakhiri dengan posttest. Pelaksanaan expressive writing dilakukan dalam waktu tiga hari berturut-turut. Dalam penelitian, Pennebaker Chung 2007: 3-4 menjelaskan bahwa peserta expressive writing diminta untuk menuliskan tentang topik 34 yang ditugaskan selama satu sampai lima hari berturut-turut, selama 15-30 menit setiap hari. Pennebaker meminta kepada peserta kelompok eksperimen untuk menuliskan emosi dan pikiran terdalam, sedangkan kelompok kontrol menulis tentang topik yang dangkal seperti bagaimana mereka menggunakan waktu mereka sehari-hari. Sebelum memulai kegiatan menulis dimulai, Pennebaker memberi instruksi terlebih dahulu kepada peserta. Kemudian, peserta diminta untuk menulis mengeksplor pengalaman, konflik, perasaan, dan pikiran yang membuat stres. Tahap akhir dalam pelaksanaan expressive writing ini adalah menganalisis tulisan peserta. Berdasarkan dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan expressive writing dilaksanakan dalam waktu 15-30 menit selama 1-5 hari, dan di akhiri dengan evaluasi hasil tulisan. Begitu pun dalam penelitian ini, di awali dengan pretest yang diberikan kepada siswa, pelaksanaan expressive writing, dan di akhiri dengan posttest yang diberikan pada siswa. Pelaksanaan expressive writing dalam penelitian ini dilaksanakan dalm tiga hari berturut-turut, dan selama 30 menit kegiatan ini berlangsung setiap harinya.

D. Bimbingan dan Konseling Pribad-Sosial 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial

Menurut Achmad Juntika dan Akur Sudianto 2005: 13 bimbingan sosial-pribadi sebagai upaya pengembangan kemampuan peserta didik

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25