Teknik Bimbingan Pribadi-Sosial Bimbingan dan Konseling Pribad-Sosial 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial
40 memberikan teknik-teknik lain yang sesuai dengan kondisi siswa. Salah
satu teknik baru adalah expressive writing. Teknik expressive writing yang diterapkan oleh Pennebaker
merupakan salah satu bentuk dari teknik psikoterapi, karena Pennebaker menggunakan teknik ini untuk penanganan traumatis individu secara
medis. Hal tersebut berbeda dengan expressive writing yang digunakan dalam penelitian ini. Expressive writing yang digunakan dalam penelitian
ini, bukanlah merupakan bentuk psikoterapi, karena diterpakan pada situasi nonmedis. Menurut Tatiek Romlah 2006: 10 psikoterapi
dilakukan pada individu yang dianggap sakit dan membutuhkan perawatan yang lama. Expressive writing dalam penelitian ini termasuk teknik
bimbingan kelompok yang bersifat kuratif. Menurut Tidjan, dkk. 2000: 23 bimbingan kuratif yaitu bimbingan yang diberikan dengan maksud
agar individu yang mengalami hambatan atau kesulitan di dalam kehidupannya dapat memecahkan sendiri dengan kemampuannya
semaksimal mungkin. Oleh karena itu, teknik expressive writing dalam penelitian ini adalah sebuah teknik bimbingan yang diberikan kepada
siswa untuk membantu siswa menjadi lebih terbuka. Expressive writing atau biasa disebut menulis ekspresif bisa
dijadikan sebagai teknik dalam kegiatan bimbingan di kelas secara indoor maupun outdoor. Guru BK bisa mengambil berbagai obyek untuk
dijadikan bahan tulisan bagi siswa. Guru BK dapat meminta siswanya menulis secara individual, menceritakan dirinya, masa depannya, atau guru
41 meminta siswa menulis secara berkelompok. Dengan demikian, teknik
expressive writing lebih tepat digunakan dalam bimbingan kelompok. Menurut Farida Harahap 2012: 2 menulis ekspresif dalam bimbingan
pribadi sosial
ini bertujuan
agar siswa
dapat secara
bebas mengeksperesikan
perasaannya, meningkatkan
kepercayaan diri,
meningkatkan kemampuan refleksi diri, meningkatkan keterampilan menulis, membuat anak menjadi lebih terbuka, spontan dan menerima diri
apa adanya. Disamping itu, expressive writing dapat dijadikan sebagai media
konseling. Dalam proses konseling dapat dilakukan surat menyurat antara konselor dan konseli. Menulis ekspresif sebagai media konseling bisa
diterapkan dalam konseling individual maupun kelompok. Konseli yang kesulitan menyatakan masalah pribadi maupun sosialnya bisa diminta
untuk menuliskan masalahnya tersebut ke dalam tulisan. Kemudian, konselor mengeksplorasi berbagai hal menarik yang ditemukan tulisan
untuk dijadikan
bahan dalam
percakapan konseling.
Dalam mengembangkan
keterampilan pribadi-sosial,
guru BK
dapat menggunakan teknik expressive writing untuk meningkatkan keterbukaan
self disclosure siswa. Selain itu, expressive writing membantu siswa untuk melakukan coping terhadap masalah pribadi-sosial yang sedang
mereka hadapi. Oleh karena itu, teknik expressive writing dapat dijadikan sebagai teknik baru dalam Bimbingan dan Konseling pribadi sosial.
42