119 yang sama dan data yang sama dikumpulkan dari kelas-kelas
tersebut. Trianggulasi teoretis dapat dilakukan dengan memaknai gejala perilaku tertentu dengan dituntun oleh beberapa teori yang
berbeda tetapi terkait. Misalnya, perilaku tertentu yang menyiratkan motivasi dapat ditinjau dari teori motivasi aliran yang
berbeda: aliran behavioristik, kognitif, dan konstruktivis.
3. Reliabilitas
Dari sudut pandang tuntutan terpenuhinya kriteria reliabilitas dalam penelitian dasar, data penelitian tindakan dapat
dikatakan rendah tingkatan reliabilitasnya. Pencapaian tingkat reliabilitas yang tinggi dengan mengendalikan hampir seluruh
aspek situasi yang dapat berubah variabel, yang dapat dilakukan dalam penelitian kuantitatif, tidak mungkin atau tidak cocok
dilakukan dalam penelitian tindakan karena akan bertentangan dengan ciri khas penelitian tindakan itu sendiri, yang salah satunya
adalah kontekstualsituasional dan terlokalisasi. Salah satu cara untuk mengetahui sejauh mana data yang dikumpulkan reliabel
adalah dengan mempercayai penilaian peneliti itu sendiri. Bila hasil penelitian dipublikasikan, salah satu cara untuk meyakinkan
pembaca tentang tingkat reliabilitas data adalah dengan menyajikan data asli, seperti transkrip wawancara dan catatan
lapangan. Cara lain adalah dengan menggunakan lebih dari satu sumber data untuk mendapatkan data yang sama. Misalnya, data
tentang pelaksanaan pelajaran diperoleh dengan mewawancarai guru terkait, mengamati proses pengajarannya, merekamnya, dan
atau mewawancarai
mahasiswa
yang telah mengikuti pelajaran tsb. Cara yang lain lagi, yang sekaligus dapat memperluas dampak
120 penelitiannya adalah dengan melakukan kolaborasi dengan
sejawat atau orang lain yang relevan. Dengan demikian, akan dapat dilakukan saling mengecek antarpeneliti. Terkait dengan hal
ini akan disajikan uraian tentang penelitian tindakan kolaboratif di bawah setelah kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan
dibahas secara singkat.
D.
PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN 1.
Proses Dasar Penelitian Tindakan
Seperti telah tersebut di depan, penelitian tindakan bersifat partisipatori dan kolaboratif, yang secara khas dilakukan karena ada
kepedulian bersama terhadap keadaan yang perlu ditingkatkan. Orang- orang dalam situasi tertentu mendeskripsikan kepeduliannya, menjajagi
apa yang dipikirkan oleh orang lain, dan berusaha mencari apa yang mesti dilakukan untuk mengubah situasi tersebut agar menjadi lebih
baik. Kelompok terkait mengidentifikasi kepedulian tematik yang menentukan bidang subtansi yang akan menjadi fokus strategi
peningkatannya. Para anggota kelompok menyusun rencana tindakan bersama-sama, bertindak dan mengamati
secara individual dan bersama-sama dan
melakukan refleksi bersama-sama pula.
Kemudian mereka secara sadar merumuskan kembali rencana berdasarkan informasi yang lebih lengkap dan lebih kritis. Itulah
empat aspek pokok dalam penelitian tindakan Kemmis dkk., 1982; Burns, 1999, yang selanjutnya diuraikan di bawah ini. Empat
momentum ini berulang dalam siklus-siklus selama penelitian tindakan berlangsung sampai peneliti merasa puas dengan perubahan yang
terjadi sebagai dampak dari tindakannya. Proses dasar ini diilustrasikan dalam Gambar 4.1 di bawah.