Lima dimensi belajar menurut Marzano

69 dan kemajemukan masyarakat tempat dimana mahasiswa berkembang. d. Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik berorientasi pada mahasiswa tercermin dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, serta mengevaluasi dan memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran secara dinamis untuk membentuk kompetensi mahasiswa yang dikehendaki. e. Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan sebagai kemampuan untuk dapat mengetahui, mengukur, dan mengembang-mutakhirkan kemampuannya secara mandiri. Perilaku pengajar demikian akan berdampak pada proses dan perolehan belajar mahasiswa sebagai berikut: a. Mahasiswa memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar, termasuk di dalamnya persepsi dan sikap positif terhadap mata kuliah, pengajar, media dan fasilitas belajar, serta iklim belajar. b. Mahasiswa mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasi- kan pengetahuan dan ketrampilan serta membangun sikapnya. c. Mahasiswa mau dan mampu memperluas serta memperdalam pengetahuan dan ketrampilan serta memantapkan sikapnya. d. Mahasiswa mau dan mampu menerapkan pengetahuan, ketrampilan, dan sikapnya secara bermakna. e. Mahasiswa mau dan mampu membangun kebiasaan berpikir, bersikap dan bekerja produktif. f. Kemampuan-kemampuan di atas menjadikan mahasiswa mampu menguasai substansi dan metodologi dasar keilmuan bidang studinya secara komprehensif. 70 Kelima dimensi belajar tersebut oleh Marzano 1985 digambarkan sebagai berikut: 5 DI MENSI BELAJAR Marzano, 1985 Memper- oleh dan mengin- tegrasikan pengeta- huan Kebiasaan Berpikir Produktif Sikap dan Persepsi Positif terhadap Belajar

3. Tiga Dimensi Pembelajaran Phillips

Tiga dimensi pembelajaran dijelaskan oleh Phillips sebagai pijakan pandangan konstruktivistik, yaitu bahwa manusia sejak lahir telah memiliki potensi kognitif namun tidak dibekali dengan pengetahuan empiris atau aturan metodologis dalam pikirannya. Manusia tidak pernah memperoleh pengetahuan siap pakai atau pengetahuan jadi dalam bentuk paket-paket yang dapat dipersepsi secara langsung. Semua pengetahuan, cara-cara untuk mengetahui, serta berbagai disiplin ilmu yang ada di dalam masyarakat dibangun constructed oleh pikiran manusia. Pendapat ini selanjutnya dikenal dengan paham 71 konstruktivisme. Phillips memetakan proses mengkonstruksi pengetahuan ini ke dalam tiga dimensi pembelajaran yaitu dimensi horizontal, dimensi diagonal, dan demensi vertikal sebagai berikut; 11 19 2007 11 19 2007 6 6 Phillip dalam Light and Cox, 2001 Mana daerah yang dikembangkan? Konstruksi aktif, agen pengetahuan sebagai ‘aktor’ Manusia sebagai kreator. Realitas ‘diciptakan’ Pembelajaran oleh alam. Realitas ‘ditemukan’ Konstruksi Pengetahuan Sosiokultural Konstruksi Pengetahuan Individual Konstruksi pasif, agen pengetahuan sebagai ‘penonton’ KONSTRUKTIVISME KONSTRUKTIVISME Dimensi horizontal menjelaskan bahwa dalam mengkonstruksi pengetahuan atau realitas, pada satu sisi pengetahuan atau realitas itu “ditemukan” sedangkan pada sisi yang lain pengetahuan atau tealitas itu “diciptakan”. “Ditemukan” maksudnya bahwa pengetahuan itu bebas dari campur tangan manusia. Alam berfungsi sebagai “instruktur” dan manusia tinggal menemukan prinsip-prinsipnya. Ini artinya bahwa pembelajaran dilakukan oleh alam, realitas ditemukan dan manusia tinggal mempelajarinya. Sedangkan pada sisi yang lain, pengetahuan atau realitas itu “diciptakan” oleh manusia. Manusia sebagai kreator dimana realitas “diciptakan” olehnya. Dimensi diagonal menunjukkan tingkat keaktifan proses konstruksi pengetahuan tersebut, antara aktif dan pasif. Pada ujung yang satu manusia baik secara individu maupun sosial mengkonstruksi